LAPORAN
PENDAHULUAN
KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
BANGSAL
CENDANA 3 (C2) RUMAH SAKIT dr SARDJITO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENAN ABSES CEREBRI
ABSES
CEREBRI
Abses otak
adalah proses infeksi yang terjadi pada parenkim otak. Abses otak terutama
disebabkan oleh penyebaran infeksi dari focus yang berdekatan dengan atau yang
menembus system vaskuler. Ini dapat terjadi melalui invasi otak langsung dari
trauma intracranial atau pembedahan; melalui penyebaran infeksi dari daerah
lain seperti sinus telinga dan gigi (infeksi sinus paranasal, otitis media,
sepsis gigi, mastoiditis, atau infeksi pada wajah, kulit kepala atau
tengkorak); atau melalui penyebaran infeksi dari organ lain (abses paru-paru,
endokarditis infektif, bronkiektasis, empiema); dan dapat menjadi komplikasi
yang berhubungan dengan beberapa bentuk meningitis.
Patofisiology
Infeksi
dapat mencapai otak melalui jalan yang berbeda-beda. Pada otitis media, infeksi
dapat meluas melalui kavum timpani atau melalui mastoid dan meningen, untuk
kemudian mencapai jaringan otak. Infeksi meluas melalui vena-vena telinga
dalam, menyebabkan trombosis vena. Trombosis menghambat sirkulasi serebral,
sehingga terjadi iskemik dan infark yang mempercepat infeksi local. Setiap
robekan pada dura akibat trauma merupakan sumber potensial untuk terjadinya
infeksi pada otak.
Umumnya
abses terletak dekat tempat masuknya infeksi. Tetapi abses yang terjadi akibat
perkembangan aliran vena retrograde terletak pada jarak tertentu dari tempat
primernya di sekitar sinus venosus. Penyebaran abses biasanya di sepanjang
arteria serebri media. Pada awal penyakit ini, jaringan yang terkena menjadi
edematosa dan terinfiltrasi oleh leukosit. Lambat laun, bagian luar menjadi
menebal oleh kolagen pada dinding abses. Pada pusat abses terjadi nekrosis
pencairan. Rongga-rongga abses dapat meluas melalui subtansial alba, menembus dinding
ventrikel menuju meningen.
Manifestasi
klinik
Manifestasi
klinik dari abses otak diakibatkan oleh perubahan pada dinamika intracranial
(edema, pergeseran otak), infeksi, atau lokasi abses. Sakit kepala biasanya
memburuk pada pagi hari, adalah gejala paling lanjut pasien. Muntah juga umum
terjadi. tanda neurologik fokal (kelemahan ekstremitas, penurunan penglihatan,
kejang) dapat terjadi, bergantung pada tempat abses. Terdapat perubahan pada
status mental pasien seperti perilaku letargik, peka atau disorientasi. Demam
mungkin juga ada atau tidak.
Gejala-gejala fokal yang tampak
pada abses otak
Lobus |
Gejala |
Frontalis |
Mengantuk, kurang perhatian,
penilaian terganggu, kecerdasan terganggu, kadang-kadang kejang |
Temporalis |
Tidak dapat menamakan benda,
tidak dapat memba, menulis, atau mengerti kata-kata yang diucapkan,
hemianopia |
Parietalis |
Persepsi posisi dan
stereognostik terganggu, kejang fokal, hemianopia homonym, disfasia,
akalkulia, agrafia |
Serebelum |
Nyeri kepala suboksipital,
leher kaku, gangguan koordinasi, nistagmus, gangguan |
Diagnostic
Pengulangan
pengkajian neurologik dan pengkajian pasien terus menerus penting untuk
menentukan letak abses yang akurat., CT scan dapat mengidentifikasi dan melokalisir abses
utama dan abses-abses lebih kecil yang mengelilinginya. CT Scan sangat baik
dalam menentukan letak abses, setelah evolusi dan resolusi lesi-lesi supuratif,
dan dalam menentukan waktu yang optimal untuk dilaksanakan intervensi
pembedahan. Pungsi lumbal biasanya dihindari jika dicurigai ada
Penatalaksanaan
Sasaran
penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan abses. Abses otak diobati dengan
terapi antimikroba dan irisan pembedahan atau aspirasi. Pengobatan antimikroba
diberikan untuk menghilangkan organisme sebagai penyebab dan menurunkan
perkembangan virus. Dosis besar melalui intravena biasanya ditentukan
praoperatif untuk menembus jaringan otak dan abses otak. Terapi diteruskan pada
pasca operatif. Kortikosteroid dapat diberikan, untuk menolong menurunkan
radang edema serebral jika pasien memperlihatkan, adanya peningkatan deficit
neurologik.
Obat-obat
antikonvulsan (fenitopin, fenobarbital) dapat diberikan sebagai profilaksis
mencegah terjadinya kejang. Abses yang luas dapat diobati dengan terapi
antimikroba yang tepat, dengan pemamtauan ketat melalui pengamatan dengan CT.
Setelah
pengobatan abses otak, deficit neurologik dapat terjadi berupa hemiparesis,
kejang, gangguan penglihatan dan kelumpuhan saraf cranial karena kemungkinan
ada gangguan jaringan otak. Serangan ulang biasanya terjadi, dengan angka
kematian yang tinggi
Masalah
Keperawatan
Diagnosa
yang sering muncul:
1.
No comments:
Post a Comment