PERATURAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
43 TAHUN 2019
TENTANG
PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT
DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang |
: a. |
bahwa untuk mewujudkan
pusat kesehatan masyarakat yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan
berkesinambungan dengan memperhatikan keselamatan pasien dan masyarakat,
dibutuhkan pengaturan organisasi dan tata hubungan kerja pusat kesehatan
masyarakat; |
|
b. |
bahwa pengaturan pusat
kesehatan masyarakat perlu disesuaikan dengan kebijakan pemerintah untuk
memperkuat fungsi pusat kesehatan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di
wilayah kerjanya; |
|
c. |
bahwa Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat sudah tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dan hukum di bidang
kesehatan; |
|
d. |
bahwa
berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud |
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 ayat
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
|
|
|
Mengingat |
: 1. |
Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); |
|
2. |
Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); |
|
3. |
Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); |
|
4. |
Peraturan Presiden Nomor 35
Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59); |
|
5. |
Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945); |
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN
MENTERI KESEHATAN
TENTANG PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT.
BAB
I
KETENTUAN
UMUM
Pasal
1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1. Fasilitas
Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat.
2. Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
3. Upaya
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. Upaya
Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
5. Tenaga
Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
6. Registrasi
adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi pengajuan dan pemberian kode
Puskesmas.
7. Akreditasi
Puskesmas yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu
pelayanan Puskesmas, setelah dilakukan penilaian bahwa Puskesmas telah memenuhi
standar akreditasi.
8. Sistem
Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal.
9. Pelayanan
Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan Pelayanan Kesehatan adalah
upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam suatu
sistem.
10. Instansi
Pemberi Izin adalah satuan kerja yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota untuk menerbitkan izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
11. Sistem
Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas
untuk mencapai sasaran kegiatannya.
12. Pemerintah
Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden
dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
13. Pemerintah
Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom.
14. Menteri
adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
Pasal
2
(1) Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas
yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat;
b. mampu
menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c.
hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki
derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
(2) Pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat.
(3) Kecamatan
sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan untuk mencapai
kabupaten/kota sehat.
BAB
II
PRINSIP PENYELENGGARAAN, TUGAS,
FUNGSI DAN
WEWENANG
Pasal
3
(1) Prinsip penyelenggaraan Puskesmas
meliputi:
a. paradigma
sehat;
b. pertanggungjawaban
wilayah;
c.
kemandirian masyarakat;
d. ketersediaan
akses pelayanan kesehatan;
e.
teknologi tepat guna; dan
f.
keterpaduan dan kesinambungan.
(2) Berdasarkan
prinsip paradigma sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Puskesmas
mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
(3) Berdasarkan
prinsip pertanggungjawaban wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
(4) Berdasarkan
prinsip kemandirian masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
(5) Berdasarkan
prinsip ketersediaan akses pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.
(6) Berdasarkan
prinsip teknologi tepat guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan.
(7) Berdasarkan
prinsip keterpaduan dan kesinambungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
f, Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP
lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas.
Pasal
4
(1) Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
(2) Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga.
(3) Pendekatan
keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Pasal
5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1), Puskesmas memiliki fungsi:
a. penyelenggaraan
UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan
UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Pasal
6
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM
tingkat pertama di wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a,
Puskesmas berwenang untuk:
a. menyusun
perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan masyarakat
dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan
advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c.
melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan
masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada
setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan
wilayah dan sektor lain terkait;
e.
melaksanakan pembinaan teknis terhadap
institusi, jaringan pelayanan Puskesmas
dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
f.
melaksanakan perencanaan kebutuhan dan
peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g. memantau
pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. memberikan
Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan masyarakat
dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan
spiritual;
i.
melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
j.
memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem
kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan
kegiatan pendekatan keluarga; dan
l.
melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya,
melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
Pasal
7
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP
tingkat pertama di wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b,
Puskesmas berwenang untuk:
a. menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, bermutu, dan
holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya
dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan setara;
b. menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;
c.
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
berpusat pada individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok
dan masyarakat;
d. menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan, keselamatan pasien,
petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
e.
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f.
melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. melaksanakan
pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan
Kesehatan;
h. melaksanakan
perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
i.
melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan
indikasi medis dan Sistem Rujukan; dan
j.
melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal
8
Selain memiliki kewenangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 dan Pasal 7, Puskesmas melakukan pembinaan terhadap Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Pasal
9
(1) Selain
menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Puskesmas dapat
berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip,
dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.
(2) Ketentuan
mengenai penyelenggaraan Puskesmas sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan,
wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB
III
PERSYARATAN
Pasal
10
(1) Puskesmas
harus didirikan pada setiap kecamatan.
(2) Dalam
kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu)
Puskesmas.
(3) Kondisi
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk,
dan aksesibilitas.
(4) Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik.
Pasal
11
(1) Persyaratan
lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi:
a. geografis;
b.
aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c.
kontur tanah;
d. fasilitas
parkir;
e.
fasilitas keamanan;
f.
ketersediaan utilitas publik;
g.
pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. tidak
didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Selain
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian Puskesmas harus
memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung negara.
Pasal
12
(1) Persyaratan
bangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (4) meliputi:
a. persyaratan
administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja serta persyaratan
teknis bangunan;
b. bangunan
bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
c.
bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi,
keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan
dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan
khusus/penyandang disabilitas, anakanak, dan lanjut usia.
(2) Persyaratan
teknis bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang
memiliki tugas dan fungsi di bidang pelayanan kesehatan.
Pasal
13
(1) Selain
memiliki bangunan yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12, setiap Puskesmas memiliki bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan dan
bangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
(2) Bangunan
rumah dinas Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didirikan
dengan mempertimbangkan aksesibilitas Tenaga Kesehatan dalam memberikan
pelayanan.
(3) Ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam hal terdapat keterbatasan
lahan dan/atau hasil analisis dinas kesehatan daerah kabupaten/kota Puskesmas
tidak membutuhkan bangunan rumah dinas tenaga kesehatan.
Pasal 14
(1) Persyaratan prasarana sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (4) paling sedikit
terdiri atas:
a.
sistem penghawaan (ventilasi);
b. sistem
pencahayaan;
c.
sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene;
d.
sistem kelistrikan;
e.
sistem komunikasi;
f.
sistem gas medik;
g.
sistem proteksi petir;
h.
sistem proteksi kebakaran;
i.
sarana evakuasi;
j.
sistem pengendalian kebisingan; dan
k.
kendaraan puskesmas keliling.
(2) Selain kendaraan puskesmas keliling sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf k, Puskesmas dapat dilengkapi dengan ambulans dan kendaraan
lainnya.
Pasal
15
Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 sampai dengan Pasal 14 harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan
pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi.
Pasal
16
(1) Persyaratan
peralatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (4) meliputi:
a. jumlah
dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan;
b. kelengkapan
izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c.
standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan
d. diuji
dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.
(2) Jumlah
dan jenis peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berubah
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebijakan,
kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan tenaga kesehatan Puskesmas, serta
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pada
kondisi infrastruktur belum memadai, jumlah dan jenis peralatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat menyesuaikan dengan alat lain yang
memiliki fungsi yang sama.
Pasal
17
(1) Persyaratan
ketenagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi dokter dan/atau
dokter layanan primer.
(2) Selain
dokter dan/atau dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Puskesmas harus memiliki:
a. dokter
gigi;
b. Tenaga
Kesehatan lainnya;dan
c.
tenaga nonkesehatan.
(3) Jenis
Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling
sedikit terdiri atas:
a. perawat;
b. bidan;
c.
tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku;
d.
tenaga sanitasi lingkungan;
e.
nutrisionis;
f.
tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian;
dan
g.
ahli teknologi laboratorium medik.
(4) Dalam
kondisi tertentu, Puskesmas dapat menambah jenis tenaga kesehatan lainnya
meliputi terapis gigi dan mulut, epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
perekam medis dan informasi kesehatan, dan tenaga kesehatan lain sesuai dengan
kebutuhan.
(5) Dokter
dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertugas untuk memberikan
Pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya.
(6) Tenaga
nonkesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c harus mendukung
kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan
operasional lain di Puskesmas.
(7) Dalam
hal jumlah dan jenis dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga
Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah memenuhi kebutuhan
ideal, dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan
lainnya dapat diberikan tugas lain.
Pasal
18
(1) Puskesmas
harus menghitung kebutuhan ideal terhadap jumlah dan jenjang jabatan dokter
dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan masing-masing jenis
Tenaga Kesehatan lainnya serta tenaga nonkesehatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatannya.
(2) Perhitungan
kebutuhan ideal terhadap jumlah dan jenjang jabatan dokter dan/atau dokter
layanan primer, dokter gigi, dan masing-masing jenis Tenaga Kesehatan lainnya
serta tenaga nonkesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
analisis beban kerja dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, rasio terhadap jumlah penduduk dan persebarannya, luas dan
karakteristik wilayah kerja, ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal
19
(1) Setiap
dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan lain
yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan etika profesi.
(2) Selain
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar
prosedur operasional, dan etika profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
setiap dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan
lain harus menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam
bekerja.
(3) Dokter
dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki surat izin praktik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal
20
(1) Dalam
memberikan pelayanan kesehatan, dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter
gigi, dan Tenaga Kesehatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
harus memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang diperoleh
melalui kredensial.
(2) Kredensial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk memastikan bahwa setiap
pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter dan/atau dokter layanan primer,
dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan lain yang kompeten agar mutu pelayanan
kesehatan berorientasi pada keselamatan pasien dan masyarakat di Puskesmas
lebih terjamin dan terlindungi.
(3) Kredensial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota.
(4) Dalam
penyelenggaraan kredensial sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Puskesmas harus
menyampaikan usulan dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan
Tenaga Kesehatan lain yang akan dikredensial kepada kepala dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota secara berkala paling sedikit 5 (lima) tahun sekali.
(5) Dalam
penyelenggaran kredensial sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota membentuk tim kredensial.
(6) Tim
kredensial sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas unsur dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota dan organisasi profesi.
(7) Tim
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) bertugas:
a.
menyusun instrumen penilaian;
b.
melakukan penilaian; dan
c. merekomendasikan
kewenangan klinis.
(8) Hasil
kredensial dilaporkan kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
sebagai rekomendasi pemberian kewenangan klinis bagi tenaga kesehatan.
(9) Berdasarkan
rekomendasi dari tim kredensial, dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
menetapkan kewenangan dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan
Tenaga Kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan.
(10) Dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota harus memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan untuk dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan
Tenaga Kesehatan lain yang tidak mendapatkan kewenangan dalam memberikan
pelayanan kesehatan berdasarkan hasil kredensial.
(11) Ketentuan
lebih lanjut mengenai penyelenggaraan kredensial ditetapkan oleh Direktur
Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang memiliki tugas dan fungsi di bidang
pelayanan kesehatan.
Pasal
21
(1) Persyaratan
kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) berupa ruang
farmasi.
(2) Ruang
farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan unit pelayanan Puskesmas
tempat penyelenggaraan pelayanan kefarmasian.
(3) Pelayanan
kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi kriteria
ketenagaan, bangunan, prasarana, perlengkapan dan peralatan, serta dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal
22
(1) Persyaratan
laboratorium klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) berupa ruang
laboratorium klinik untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit, dan pemulihan kesehatan.
(2) Laboratorium
klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria ketenagaan,
bangunan, prasarana, perlengkapan dan peralatan, serta dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal
23
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan Puskesmas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 22 tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB
IV
KATEGORI
PUSKESMAS
Pasal
24
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang
didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan:
a. karakteristik
wilayah kerja; dan
b. kemampuan
pelayanan.
Pasal
25
(1) Berdasarkan
karakteristik wilayah kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a,
Puskesmas dikategorikan menjadi:
a. Puskesmas
kawasan perkotaan;
b. Puskesmas
kawasan perdesaan;
c.
Puskesmas kawasan terpencil; dan
d. Puskesmas
kawasan sangat terpencil.
(2) Kategori
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditetapkan oleh bupati/wali
kota.
(3) Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berada di daerah perbatasan dengan
negara lain.
Pasal
26
(1) Puskesmas
kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a
merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
a. aktivitas
lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya pada sektor non agraris,
terutama industri, perdagangan, dan jasa;
b. memiliki
fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km,
memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, atau hotel;
c.
lebih dari 90% (sembilan puluh per seratus)
rumah tangga memiliki listrik; dan/atau
d. terdapat
akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b.
(2) Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a.
memprioritaskan pelayanan UKM;
b. pelayanan
UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
c.
pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
masyarakat;
d. optimalisasi
dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas;
dan
e.
pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat
perkotaan.
Pasal
27
(1) Puskesmas
kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf b
merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perdesaan sebagai berikut:
a. aktivitas
lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduk pada sektor agraris atau
maritim;
b. memiliki
fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa hotel;
c.
rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%
(sembilan puluh per seratus); dan
d. terdapat
akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana dimaksud pada huruf
b.
(2) Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perdesaan memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. pelayanan
UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
b. pelayanan
UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat;
c.
optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas; dan
d. pendekatan
pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat
perdesaan.
Pasal
28
(1) Puskesmas
kawasan terpencil dan Puskesmas kawasan sangat terpencil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (1) huruf c dan huruf d memenuhi kriteria sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. memberikan
pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi Tenaga Kesehatan;
b. dalam
pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu
bagi dokter, perawat, dan bidan;
c.
pelayanan UKM diselenggarakan dengan
memperhatikan kearifan lokal;
d. pendekatan
pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di
kawasan
terpencil dan sangat terpencil;
e.
optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas; dan
f.
pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan
pola gugus pulau/cluster dan/atau
pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.
Pasal
29
(1) Berdasarkan kemampuan
pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf b, Puskesmas dikategorikan
menjadi:
a.
Puskesmas nonrawat inap; dan
b.
Puskesmas rawat inap.
(2) Puskesmas
nonrawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Puskesmas
yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, perawatan di rumah (home care), dan pelayanan gawat darurat.
(3) Puskesmas
nonrawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat menyelenggarakan rawat
inap pada pelayanan persalinan normal.
(4) Puskesmas
rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Puskesmas yang
diberi tambahan sumber daya sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
untuk menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan persalinan normal dan
pelayanan rawat inap pelayanan kesehatan lainnya.
(5) Pelayanan
persalinan normal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) harus
memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Puskesmas
yang dapat menjadi Puskesmas rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan Puskesmas di kawasan perdesaan, kawasan terpencil dan kawasan
sangat terpencil, yang jauh dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat
lanjut.
(7) Ketentuan
lebih lanjut mengenai Puskesmas nonrawat inap dan Puskesmas rawat inap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB
V
PERIZINAN
DAN REGISTRASI
Pasal
30
Setiap Puskesmas harus memiliki izin operasional dan
melakukan Registrasi.
Pasal
31
(1) Izin
operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 diberikan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota setelah Puskesmas memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 22.
(2) Izin
operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
(3) Dikecualikan
dari ketentuan persyaratan ketenagaan dan peralatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Puskesmas yang baru didirikan dan/atau belum memiliki izin
operasional, untuk mendapatkan izin operasional pertama kali dapat memenuhi
paling sedikit:
a. Persyaratan ketenagaan:
1) dokter
dan/atau dokter layanan primer;
2) 75%
(tujuh puluh lima persen) jenis tenaga dokter gigi dan Tenaga Kesehatan lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a dan huruf b; dan 3) tenaga
nonkesehatan.
b. persyaratan peralatan
telah terpenuhi paling sedikit 60 % (enam puluh persen).
(4) Perpanjangan
izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan mengajukan
permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlakunya izin operasional.
(5) Persyaratan
untuk perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus
memenuhi persyaratan ketenagaan dan peralatan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Menteri ini.
(6) Format
izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal
32
(1) Untuk
memperoleh izin operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota mengajukan permohonan tertulis kepada
bupati/wali kota melalui Instansi Pemberi Izin pada Pemerintah Daerah
kabupaten/kota dengan melampirkan dokumen:
a. fotokopi
sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah;
b. kajian
kelayakan;
c.
dokumen pengelolaan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. fotokopi
surat keputusan dari bupati/wali kota terkait kategori Puskesmas untuk
Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin
operasional;
e.
profil Puskesmas yang meliputi aspek lokasi,
bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, laboratorium klinik,
pengorganisasian, dan penyelenggaraan pelayanan untuk Puskesmas yang mengajukan
permohonan perpanjangan izin operasional; dan
f.
persyaratan lain sesuai dengan peraturan daerah
setempat.
(2) Dokumen
kajian kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk Puskesmas
yang baru akan didirikan, direlokasi, atau akan dikembangkan.
(3) Dalam
jangka waktu paling lama 6 (enam) hari kerja sejak berkas permohonan diterima,
Instansi Pemberi Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menerbitkan bukti
penerimaan berkas permohonan yang telah lengkap atau memberikan informasi
apabila berkas permohonan belum lengkap kepada kepala dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sebagai pemohon.
(4) Dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah bukti penerimaan berkas diterbitkan,
Instansi Pemberi Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melakukan
penilaian dokumen dan peninjauan lapangan.
(5) Instansi
Pemberi Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus menetapkan untuk
memberikan surat izin operasional atau menolak permohonan izin operasional
paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah dilakukan penilaian dokumen dan
peninjauan lapangan.
(6) Surat
izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling sedikit mencantumkan
nama, alamat, dan kategori Puskesmas berdasarkan karakteristik wilayah kerja
dan kemampuan pelayanan serta masa berlaku izin operasional.
(7) Dalam
hal terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Instansi Pemberi Izin dapat memperpanjang
jangka waktu pemrosesan izin operasional paling lama 14 (empat belas) hari
kerja dengan menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pemohon.
(8) Dalam
hal berkas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum lengkap, kepala
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sebagai pemohon harus mengajukan
permohonan ulang.
(9) Dalam
hal permohonan izin operasional ditolak, Instansi Pemberi Izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) harus memberikan alasan penolakan yang disampaikan
secara tertulis kepada pemohon.
(10) Apabila
pemberi izin tidak menerbitkan izin operasional atau tidak menolak permohonan
hingga berakhirnya batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), permohonan
izin operasional dianggap diterima.
Pasal
33
Dalam hal Puskesmas direlokasi atau berubah nama,
alamat, dan kategori Puskesmas, kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
harus mengajukan perubahan izin operasional dengan memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dengan mencantumkan informasi perubahan.
Pasal
34
Dalam hal Puskesmas tidak berfungsi lagi sebagai
Puskesmas, kepala daerah kabupaten/kota harus melaporkan kepada Menteri dengan
tembusan kepada kepala dinas kesehatan daerah provinsi.
Pasal
35
(1) Registrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, dilakukan untuk memperoleh kode Puskesmas.
(2) Kode
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan identitas khusus dan
spesifik yang diberikan oleh Menteri sebagai referensi tunggal yang digunakan
untuk komunikasi ataupun interelasi antar sistem.
(3) Registrasi
sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan setelah Puskesmas memiliki izin
operasional.
(4) Registrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam jangka waktu paling lambat 6
(enam) bulan setelah izin operasional Puskesmas ditetapkan.
(5) Dalam
hal Puskesmas direlokasi atau berubah nama, alamat, dan kategori Puskesmas,
kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota harus melaporkan kepada Menteri
dengan melampirkan dokumen pendukung untuk pemutakhiran data.
Pasal
36
(1) Untuk melakukan
Registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
harus mengajukan surat permohonan Registrasi kepada Menteri dengan melampirkan persyaratan yang meliputi:
a. fotokopi
izin operasional Puskesmas; dan
b. surat
rekomendasi dari kepala dinas kesehatan daerah provinsi dan hasil pengisian
formulir verifikasi dan penilaian kelayakan registrasi Puskesmas sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(2) Rekomendasi
kepala dinas kesehatan daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, diperoleh setelah kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota mengajukan
surat permohonan rekomendasi registrasi Puskesmas kepada kepala dinas kesehatan
daerah provinsi dengan melampirkan:
a.
fotokopi izin operasional Puskesmas;
b.
profil Puskesmas; dan.
c.
laporan kegiatan bulanan Puskesmas paling
sedikit 3 (tiga) bulan terakhir.
(3) Kepala
dinas kesehatan daerah provinsi harus melakukan verifikasi dokumen dan
penilaian kelayakan Puskesmas dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah berkas dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima
lengkap.
(4) Dalam
hal Puskesmas memenuhi persyaratan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
kepala dinas kesehatan daerah provinsi mengeluarkan surat rekomendasi paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah dilakukan penilaian.
Pasal
37
(1) Menteri
menetapkan nomor registrasi berupa kode Puskesmas paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak berkas permohonan sebagaimana dimaksud pada dalam
Pasal 36 ayat (1) diterima lengkap dan memenuhi persyaratan.
(2) Kode
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinformasikan kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota dan dinas kesehatan daerah provinsi.
Pasal
38
(1) Puskesmas
dapat dijadikan rumah sakit milik Pemerintah Daerah sepanjang memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam
hal Puskesmas dijadikan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintah Daerah harus mendirikan Puskesmas baru sebagai pengganti di wilayah
tersebut.
(3) Pendirian
Puskesmas baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
(4) Dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota menjamin terselenggaranya Pelayanan Kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas yang dijadikan rumah sakit selama proses pendirian
Puskesmas baru sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Pasal
39
(1) Kepala
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota harus melaporkan Puskesmas yang tidak
lagi menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Puskesmas kepada Kementerian
Kesehatan dengan melampirkan surat keputusan penghapusan Puskesmas.
(2) Surat
keputusan penghapusan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh bupati/wali kota.
(3) Berdasarkan
pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kementerian Kesehatan melakukan
pencabutan kode Puskesmas.
BAB
VI
ORGANISASI DAN TATA HUBUNGAN
KERJA
Bagian
Kesatu
Umum
Pasal
40
(1) Puskesmas
merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja
secara profesional.
(2) Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian
Kedua
Organisasi
Pasal
41
(1) Setiap
Puskesmas harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.
(2) Organisasi
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit terdiri atas:
a. kepala
Puskesmas;
b. kepala
tata usaha; dan
c.
penanggung jawab.
Pasal
42
(1) Puskesmas
dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Kepala
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penanggung jawab atas seluruh
penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di satuan
kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan bangunan, prasarana, dan
peralatan.
Pasal
43
Kepala Puskesmas diberikan tunjangan dan fasilitas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal
44
(1) Kepala
Puskesmas diangkat dan diberhentikan oleh bupati/wali kota.
(2) Untuk
dapat diangkat sebagai kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi persyaratan:
a.
berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara;
b. memiliki
pendidikan bidang kesehatan paling rendah sarjana S-1 (strata satu) atau D-4
(diploma empat);
c. pernah
paling rendah menduduki jabatan fungsional tenaga kesehatan jenjang ahli
pertama paling sedikit 2
(dua) tahun;
d. memiliki
kemampuan manajemen di bidang kesehatan masyarakat;
e. masa
kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun; dan
f.
telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
(3) Dalam
hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedia seorang
tenaga kesehatan dengan kualifikasi pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dan huruf c, kepala Puskesmas dapat dijabat oleh pejabat fungsional
tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah diploma tiga.
Pasal
45
Kepala tata usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
ayat (2) huruf b memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
administrasi perkantoran Puskesmas.
Pasal
46
(1) Penanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) huruf c paling sedikit terdiri
atas:
a. penanggung
jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat;
b. penanggung
jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium;
c.
penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring Puskesmas;
d. penanggung
jawab bangunan, prasarana, dan peralatan puskesmas; dan
e.
penanggung jawab mutu
(2) Penanggung
jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membawahi pelayanan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(3) Selain
penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk penanggung
jawab lainnya berdasarkan kebutuhan Puskesmas dengan persetujuan kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota.
Pasal
47
Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi Puskesmas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 46 tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Bagian
Keempat
Tata
Hubungan Kerja
Pasal
48
(1) Hubungan
kerja antara dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dengan Puskesmas bersifat
pembinaan.
(2) Pembinaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota kepada Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis yang memiliki
otonomi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan daerah.
(3) Pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan bagian
dari tugas, fungsi, dan tanggung jawab dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota.
Pasal
49
(1) Selain
memiliki hubungan kerja dengan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1), Puskesmas memiliki hubungan kerja
dengan rumah sakit, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain, upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, dan lintas sektor terkait lainnya di wilayah kerjanya
sebagai jejaring Puskesmas.
(2) Hubungan
kerja antara Puskesmas dengan rumah sakit, bersifat koordinasi dan/atau rujukan
di bidang upaya kesehatan.
(3) Hubungan
kerja antara Puskesmas dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain dan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat bersifat pembinaan, koordinasi, dan/atau
rujukan di bidang upaya kesehatan.
(4) Hubungan
kerja antara Puskesmas dengan lintas sektor terkait lainnya sebagai jejaring
bersifat koordinasi di bidang upaya kesehatan.
(5) Koordinasi
di bidang upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) dilakukan dalam rangka pelaksanaan upaya kesehatan yang paripurna.
Pasal
50
(1) Pertanggungjawaban
penyelenggaraan Puskesmas dilaksanakan melalui laporan kinerja yang disampaikan
kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota secara berkala paling
sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun.
(2) Laporan
kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat data dan
informasi tentang pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan dan manajemen
Puskesmas.
(3) Kepala
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota harus memberikan umpan balik terhadap
laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka peningkatan
kinerja Puskesmas.
(4) Selain
laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Puskesmas mempunyai
kewajiban memberikan laporan lain melalui sistem informasi Puskesmas.
BAB
VII
PENYELENGGARAAN
Bagian
Kesatu
Upaya
Kesehatan
Pasal
51
(1) Puskesmas
menyelenggarakan UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama.
(2) UKM
dan UKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terintegrasi dan
berkesinambungan.
Pasal
52
UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus
diselenggarakan untuk pencapaian:
a. standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan;
b. Program
Indonesia Sehat; dan
c.
kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Nasional.
Pasal
53
(1) UKM
tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 meliputi UKM esensial dan
UKM pengembangan.
(2) UKM
esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pelayanan
promosi kesehatan;
b. pelayanan
kesehatan lingkungan;
c.
pelayanan kesehatan keluarga;
d. pelayanan
gizi; dan
e.
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
(3) UKM
pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya bersifat inovatif dan/atau disesuaikan dengan
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumber daya
yang tersedia di Puskesmas.
(4) UKM
tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal
54
(1) UKP
tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 dilaksanakan oleh dokter,
dokter gigi, dan dokter layanan primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya sesuai
dengan kompetensi dan kewenangannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Dokter,
dokter gigi, dan dokter layanan primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan UKP tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dilakukan sesuai dengan standar pelayanan, standar prosedur
operasional, dan etika profesi.
(3) Pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam bentuk:
a. rawat
jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit;
b.
pelayanan gawat darurat;
c.
pelayanan persalinan normal;
d.
perawatan di rumah (home
care); dan/atau
e. rawat
inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
Pasal
55
(1) Dalam melaksanakan
UKM dan UKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 sampai dengan Pasal 54,
Puskesmas harus menyelenggarakan kegiatan:
a. manajemen
Puskesmas;
b. pelayanan
kefarmasian;
c.
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat;
d.
pelayanan laboratorium; dan
e.
kunjungan keluarga.
(2) Penyelenggaraan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal
56
Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat
mengembangkan dan meningkatkan sumber daya bidang kesehatan sesuai dengan
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal
57
(1) Dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas wajib dilakukan akreditasi secara
berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Akreditasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian
Kedua
Jaringan
Pelayanan Puskesmas, Jejaring Puskesmas, dan
Sistem
Rujukan
Pasal
58
(1) Dalam
rangka mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, Puskesmas didukung oleh
jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas.
(2) Jaringan
pelayanan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling, dan praktik bidan desa.
(3) Jejaring
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, usaha kesehatan sekolah, klinik, rumah sakit, apotek,
laboratorium, tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan, dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya.
(4) Puskesmas
pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberikan pelayanan kesehatan
secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.
(5) Puskesmas
keliling sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberikan pelayanan kesehatan yang
sifatnya bergerak (mobile), untuk
meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas.
(6) Praktik
Bidan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan praktik bidan yang memiliki
Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) di Puskesmas, dan bertempat tinggal serta
mendapatkan penugasan untuk melaksanakan praktik kebidanan dari Pemerintah
Daerah pada satu desa/kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas yang bersangkutan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(7) Jejaring
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib melaporkan kegiatan dan
hasil kegiatan pelayanan kesehatan kepada Puskesmas di wilayah kerjanya
sewaktu-waktu dan/atau secara berkala setiap bulan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
(8) Dalam
hal laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) merupakan penemuan kasus
terhadap pasien yang berdomisili di luar wilayah kerjanya, Puskesmas wajib
melaporkan kepada Puskesmas domisili asal pasien atau dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota.
(9) Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang merupakan jejaring Puskesmas yang tidak melaporkan
hasil penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada Puskesmas di wilayah kerjanya
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dikenakan sanksi administrasi oleh pejabat
yang berwenang berupa teguran lisan, teguran tertulis, penghentian kegiatan
sementara, dan/atau pencabutan izin operasional.
(10) Pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), ayat (8) dan ayat (9) dikecualikan untuk
apotek dan laboratorium.
(11) Ketentuan
lebih lanjut mengenai penyelenggaraan jaringan pelayanan Puskesmas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal
59
(1) Puskesmas
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat melaksanakan rujukan.
(2) Rujukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rujukan upaya kesehatan masyarakat
dan rujukan upaya kesehatan perseorangan.
(3) Ketentuan
lebih lanjut mengenai sistem rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan standar dan ketentuan peraturan perundangundangan.
Bagian
Ketiga
Pengelolaan
Keuangan
Pasal
60
(1) Pemerintah
daerah kabupaten/kota harus mendorong Puskesmas untuk menerapkan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah.
(2) Pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dalam rangka fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan yang diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB
VIII
PENDANAAN
Pasal
61
(1) Pendanaan di Puskesmas bersumber dari:
a. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota;
b. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); dan/atau
c.
sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
(2) Pendanaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan dengan mengutamakan
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
(3) Pengelolaan
dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB
IX
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
Pasal
62
(1) Setiap
Puskesmas harus menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas.
(2) Sistem
Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari
sistem informasi kesehatan kabupaten/kota.
(3) Sistem
Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan
secara elektronik dan/atau nonelektronik.
(4) Sistem
Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
mencakup:
a. pencatatan
dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
b. pencatatan
dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya;
c.
survei lapangan;
d.
laporan lintas sektor terkait; dan
e.
laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.
Pasal
63
(1) Dalam
menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
62, Puskesmas harus menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas secara berkala
kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
(2) Laporan
kegiatan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan sumber data
dari pelaporan data program kesehatan yang diselenggarakan melalui komunikasi
data.
Pasal
64
Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi
Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 dan Pasal 63 dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
BAB
X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal
65
(1) Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Puskesmas, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat
melibatkan organisasi profesi dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Puskesmas.
(3) Pembinaan
dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diarahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
(4) Pembinaan
dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam bentuk
bantuan teknis, pendidikan, dan pelatihan.
(5) Ketentuan
lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan ayat (4) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
BAB
XI
KETENTUAN
PERALIHAN
Pasal 66 Pada saat Peraturan
Menteri ini mulai berlaku:
a. Izin
penyelenggaraan Puskesmas berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dianggap sebagai izin
operasional sesuai dengan Peraturan Menteri ini.
b. Puskesmas
yang telah memberikan pelayanan kesehatan harus menyesuaikan dengan Peraturan
Menteri ini paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan.
c.
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam huruf b, lokasi dan bangunan Puskesmas yang telah ada sebelum
diundangkannya Peraturan Menteri ini dinyatakan telah memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
BAB
XII
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal
67
Pada saat Peraturan Menteri ini
mulai berlaku:
a. Peraturan
Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun
2014 Nomor 1676); dan
b. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas, sepanjang yang mengatur mengenai persyaratan
lokasi Puskesmas, persyaratan bangunan Puskesmas, dan prasarana Puskesmas, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 68
Peraturan Menteri
ini mulai
berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober
2019
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
NILA
FARID MOELOEK
Diundangkan di Jakarta pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
2019 NOMOR
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR
43 TAHUN 2019
TENTANG
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT
I. PRINSIP
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
Bahwa dalam penyelenggaraan Puskesmas harus
memperhatikan prinsipprinsip meliputi:
a. paradigma
sehat;
b. pertanggungjawaban
wilayah;
c.
kemandirian masyarakat;
d. ketersediaan
akses pelayanan kesehatan;
e.
teknologi tepat guna; dan
f.
keterpaduan dan kesinambungan.
Prinsip pertanggungjawaban wilayah menjadi salah
satu prinsip yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, yaitu Puskesmas
menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu kecamatan, atau sebagian wilayah
kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas oleh pemerintah daerah,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan) dalam satu
kecamatan. Lebih lanjut Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia
usaha di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yakni
pembangunan yang mendukung terhadap kesehatan. Selain itu Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Berkaitan dengan pembinaan, Puskesmas melaksanakan
pembinaan teknis terhadap jaringan Puskesmas, Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama, dan UKBM di wilayah kerjanya. Dalam rangka penyelenggaraan upaya-upaya
kesehatan, Puskesmas berkoordinasi dengan pimpinan wilayah kecamatan, pimpinan
wilayah desa, lintas program dan lintas sektor terkait melalui:
a. koordinasi
dengan kecamatan:
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Puskesmas
berkoordinasi dengan kecamatan melalui pertemuan berkala, lokakarya mini
tribulanan, dan pertemuan lain yang diselenggarakan di tingkat kecamatan.
Koordinasi mencakup perencanaan, penggerakkan pelaksanaan, dan pengawasan
pengendalian.
b. koordinasi
dengan masyarakat:
Puskesmas mendorong masyarakat di wilayah kerjanya
untuk berperan serta secara aktif dalam setiap upaya kesehatan yang
diselenggarakan Puskesmas. Masyarakat selain menjadi obyek pelayanan juga
berperan sebagai subyek pembangunan kesehatan. Dukungan aktif masyarakat
tersebut salah satunya diwujudkan melalui pembentukan UKBM. Sebagai pembina
UKBM, Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis dan pemberdayaan sesuai kebutuhan
dan ketentuan yang berlaku.
c. koordinasi
dengan lintas sektor lain:
Tanggung jawab Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan
adalah menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang diserahkan
oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan
dengan berbagai sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan bahwa
penyelenggaraan pembangunan kesehatan selain mendapat dukungan dari sektor
terkait, juga akan memberikan dampak positif terhadap upaya yang dilaksanakan
sektor lain dan masyarakat, dalam upaya mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (Germas). Hasil pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain di
tingkat kecamatan, juga diharapkan berdampak positif terhadap kesehatan
masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari membaiknya status kesehatan masyarakat
dengan meningkatnya indeks keluarga sehat (IKS) mulai dari tingkat keluarga
sampai di setiap jenjang pemerintahan.
Prinsip teknologi tepat guna harus diterapkan oleh
Puskesmas untuk mempermudah pelayanan yang dibutuhkan dalam meningkatkan
kualitas pelayanannya. Penerapan prinsip teknologi tepat guna tersebut antara
lain dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan misalnya
pemanfaatan telemedicine untuk
konsultasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan, penggunaan rekam medis
berbasis elektronik, dan digitalisasi sistem pencatatan dan pelaporan.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Selain pemanfaatan teknologi informasi, penerapan
prinsip teknologi tepat guna dapat dilakukan dengan memberdayakan kearifan
lokal di daerah tertentu. Sebagai contoh di daerah yang sulit mendapatkan akses
air bersih, Puskesmas dapat menggunakan tawas atau metode penyaringan sederhana
dengan ijuk, batu dan pasir untuk mendapatan air bersih tersebut. Pemanfaatan
teknologi tepat guna ini dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan
kesehatan, kondisi lingkungan dan kemampuan sumber daya Puskesmas.
II. PERSYARATAN
LOKASI PUSKESMAS
A. Geografis
Puskesmas tidak didirikan di
lokasi berbahaya, antara lain:
1. tidak
di tepi lereng;
2. tidak
dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;
3. tidak
dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis pondasi; dan
4. tidak
di daerah rawan banjir.
B. Aksesibilitas
untuk jalur transportasi
Puskesmas didirikan di lokasi yang
mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat diakses dengan mudah menggunakan
transportasi umum. C. Kontur
tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada
perencanaan struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai.
Selain itu, kontur tanah berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase,
kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.
D. Fasilitas
parkir
Kapasitas parkir harus memadai, menyesuaikan dengan
kondisi lokasi, sosial dan ekonomi daerah setempat.
E. Fasilitas
Keamanan
Minimal menggunakan pagar.
F. Ketersediaan
utilitas publik
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan
jalur telepon. Pemerintah daerah harus mengupayakan utilitas tersebut selalu
tersedia untuk kebutuhan pelayanan dengan mempertimbangkan berbagai sumber daya
yang ada pada daerahnya.
G. Pengelolaan
Kesehatan Lingkungan
Puskesmas harus melakukan pengelolaan kesehatan
lingkungan antara lain air bersih, dan pengelolaan limbah medis dan non medis
baik padat maupun cair sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
H. Puskesmas
tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
III. PERSYARATAN
BANGUNAN PUSKESMAS
A. Arsitektur
Bangunan
1. Tata
Ruang Bangunan
a. Rancangan
tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan.
b. Bangunan
harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) yang bersangkutan.
c.
Tata ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata
Ruang Daerah.
2. Desain
a. Desain
bangunan mengikuti pedoman pembangunan dan pengembangan bangunan Puskesmas yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.
b. Tata
letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus diatur dengan memperhatikan
zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.
c.
Tata letak ruang diatur dan dikelompokkan dengan
memperhatikan zona infeksius dan non infeksius.
d. Zona
berdasarkan privasi kegiatan:
1) area
publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar
Puskesmas, misalnya ruang pendaftaran.
2) area
semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar Puskesmas,
umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik, misalnya
laboratorium, ruang rapat/diskusi.
3) area
privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung Puskesmas, misalnya ruang
sterilisasi, ruang rawat inap, ruang persalinan dan pasca persalinan.
e.
Zona berdasarkan pelayanan:
Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan
kemudahan pencapaian antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi,
misalnya:
1) Ruang
rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang jaga petugas.
2) Perawatan
pasca persalinan antara ibu dengan bayi dilakukan dengan sistem rawat gabung
f.
Zona untuk kejadian emergensi
1) Puskesmas
harus menyediakan jalur evakuasi dan titik kumpul yang merupakan suatu denah
evakuasi yang menunjukkan kemana harus
berkumpul bila terjadi kondisi darurat.
2) Puskesmas
harus menyediakan tanda/arah/petunjuk evakuasi yang jelas ke arah titik kumpul
jika terjadi keadaan emergensi.
3) Zona/area/jalur
evakuasi harus bebas dari barangbarang, koridor, tangga licin, bebas hambatan.
Rute evakuasi diberi penerangan yang cukup dan tidak tergantung dari sumber
utama. Arah pintu keluar (EXIT) harus dipasang petunjuk yang jelas. Pintu
keluar emergensi harus diberi tanda.
4) Tanda/arah/petunjuk
evakuasi harus terpasang dengan jelas
dan mudah dilihat dan dibaca jika terjadi keadaan emergensi.
g.
Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman
untuk semua bagian bangunan.
h. Harus
disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-obatan khusus dan vaksin
dengan suplai listrik yang tidak boleh terputus.
i.
Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi
langit-langit minimal 2,80 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat
perbedaan ketinggian permukaan pijakan, maka dapat menggunakan ram dengan
kemiringan tidak melebihi 7°.
3. Lambang
Bangunan Puskesmas harus memasang lambang sebagai
berikut agar mudah dikenal oleh masyarakat:
Gambar
1
Lambang
Puskesmas
Lambang Puskesmas harus diletakkan di depan bangunan
yang mudah terlihat dari jarak jauh oleh masyarakat. Arti dari lambang
Puskesmas tersebut yaitu:
a. Bentuk
segi enam (hexagonal), melambangkan
1) keterpaduan
dan kesinambungan yang terintegrasi dari 6 prinsip yang melandasi
penyelenggaraan Puskesmas
2) makna
pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di akses masyarakat
3) pergerakan
dan pertanggung jawaban Puskesmas di wilayah kerjanya
b. Irisan
dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur upaya kesehatan, yaitu
1) Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat
2) Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan
c.
Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan
Puskesmas sebagai tempat/wadah diberlakukannya semua prinsip dan upaya dalam
proses penyelenggaraan kesehatan
d. Bidang
segitiga mewakili tiga faktor di luar pelayanan kesehatan yang mempengaruhi
status derajat kesehatan masyarakat yaitu genetik, lingkungan, dan perilaku
e.
Bentuk palang hijau didalam bentuk segi enam
melambangkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan promotif preventif
f.
Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggitingginya
g.
Warna putih melambangkan pengabdian luhur
Puskesmas
4. Ruang
Jumlah dan jenis ruang di Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan yang
diselenggarakan dan ketersediaan sumber daya. Tabel dibawah ini menunjukkan
fungsi Ruang minimal di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, sebagai berikut
berikut:
a. Puskesmas
Non Rawat Inap
No |
Nama Ruang |
Keterangan |
|
Ruang
Kantor |
|
1. |
Ruang
administrasi |
|
2. |
Ruang
kantor untuk karyawan |
|
3. |
Ruang
Kepala Puskesmas |
|
4. |
Ruang
rapat/diskusi |
Dapat
digunakan untuk kegiatan lain dalam mendukung pelayanan kesehatan (ruang
multifungsi) |
|
Ruang
Pelayanan |
|
5. |
Ruang
pendaftaran dan rekam medis |
Terdapat
pemisahan/ prioritas antrian pendaftaran bagi ibu hamil, penyandang disabilitas dan lansia |
6. |
Ruang
pemeriksaan umum |
|
7. |
Ruang
tindakan dan gawat darurat |
|
No |
Nama Ruang |
Keterangan |
8. |
Ruang
KIA, KB dan imunisasi |
Ruang KIA, KB dan
imunisasi juga digunakan untuk pemeriksaan anak sakit (pelayanan MTBS) dan
pemeriksaan tumbuh kembang |
9. |
Ruang
pemeriksaan khusus |
Dapat digunakan untuk
memeriksa pasien yang berisiko menularkan penyakit dan pasien yang memerlukan
akses khusus seperti TB, HIV/AIDS, dan lain-lain. |
10. |
Ruang kesehatan gigi
dan mulut |
|
11. |
Ruang
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) |
Dipergunakan juga untuk
konsultasi dan konseling |
12. |
Ruang
farmasi |
Sesuai dengan Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas |
13. |
Ruang
persalinan |
Pada
Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan persalinan normal. Jumlah
tempat tidur berdasarkan analisis kebutuhan pelayanan persalinan dan
ketersediaan sumber daya |
14. |
Ruang
rawat pasca persalinan |
Pada
Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan persalinan normal. Jumlah
tempat tidur berdasarkan analisis kebutuhan pelayanan persalinan dan
ketersediaan sumber daya Ibu dan
bayi di rawat gabung dalam satu ruang. |
15. |
Ruang
laboratorium |
Sesuai
dengan Standar Pelayanan Laboratorium di Puskesmas |
Ruang
Penunjang |
||
16. |
Ruang
tunggu |
Diprioritaskan
untuk ibu hamil, penyandang disabilitas dan lansia |
No |
Nama Ruang |
Keterangan |
17. |
Ruang
ASI |
|
18. |
Ruang
sterilisasi |
|
19. |
Ruang
cuci linen |
|
20. |
Ruang
penyelenggaraan makanan (dapur/pantry) |
Dapat
memiliki fungsi hanya sebagai tempat penyajian makanan |
21. |
Gudang umum
|
|
22. |
Kamar mandi/WC (laki-laki
dan perempuan terpisah) |
Dikondisikan
untuk dapat digunakan oleh penyandang disabilitas dan lansia. |
23. |
Rumah dinas tenaga kesehatan |
Merupakan rumah jabatan
tenaga kesehatan dan berjumlah paling sedikit 3 (tiga) unit, sebaiknya di
lingkungan Puskesmas. |
24. |
Parkir
kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi untuk ambulans dan Puskesmas keliling |
|
b. Puskesmas
Rawat Inap
No |
Nama Ruang |
Keterangan |
Ruang
Kantor |
||
1. |
Ruang
administrasi |
|
2. |
Ruang
kantor untuk karyawan |
|
3. |
Ruang
Kepala Puskesmas |
|
4. |
Ruang
rapat/diskusi |
Dapat
digunakan untuk kegiatan lain dalam mendukung pelayanan kesehatan (ruang
multifungsi) |
Ruang
Pelayanan |
||
5. |
Ruang
pendaftaran dan rekam medis |
Terdapat
pemisahan/ prioritas antrian pendaftaran bagi ibu hamil, penyandang disabilitas dan lansia |
6. |
Ruang
pemeriksaan umum |
|
7. |
Ruang
tindakan dan gawat darurat |
|
8. |
Ruang
kesehatan ibu dan KB |
|
9. |
Ruang
kesehatan anak dan imunisasi |
Dapat
digunakan untuk pemeriksaan anak sakit (pelayanan MTBS) dan pemeriksaan
tumbuh kembang |
10. |
Ruang
pemeriksaan khusus |
Dapat
digunakan untuk memeriksa pasien yang |
No |
Nama Ruang |
Keterangan |
|
|
berisiko
menularkan penyakit dan pasien yang memerlukan akses khusus seperti TB, HIV/AIDS,
dan lain-lain. |
11. |
Ruang kesehatan gigi
dan mulut |
|
12. |
Ruang
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) |
Dipergunakan juga untuk
konsultasi dan konseling |
13. |
Ruang
farmasi |
Sesuai dengan Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas |
14. |
Ruang
persalinan |
Letak ruang bergabung
di area rawat inap Jumlah tempat tidur berdasarkan analisis kebutuhan
pelayanan persalinan dan ketersediaan sumber daya. |
15. |
Ruang
rawat pasca persalinan |
Jumlah
tempat tidur berdasarkan analisis kebutuhan pelayanan persalinan dan
ketersediaan sumber daya. Ibu dan
Bayi di rawat gabung dalam satu Ruang. Letak ruang bergabung di area rawat
inap. |
16. |
Ruang
rawat inap |
Dibedakan antara
lakilaki, perempuan dan anak |
17. |
Kamar mandi/ WC
(laki-laki dan perempuan terpisah) |
Dikondisikan untuk
dapat digunakan oleh penyandang disabilitas dan lansia |
18. |
Ruang
Laboratorium |
Sesuai
dengan Standar Pelayanan Laboratorium di Puskesmas |
Penunjang |
||
19. |
Rumah dinas tenaga kesehatan |
Rumah dinas
merupakan rumah jabatan tenaga kesehatan dan berjumlah paling sedikit 3
(tiga) unit. |
20. |
Ruang
tunggu |
Diprioritaskan
untuk ibu hamil, penyandang disabilitas dan lansia |
No |
Nama Ruang |
Keterangan |
21. |
Ruang
ASI |
|
22. |
Ruang
cuci linen |
|
23. |
Ruang
sterilisasi |
|
24. |
Ruang
penyelenggaraan makanan (dapur/pantry)
|
Memiliki
fungsi sebagai tempat pengolahan dan penyajian makanan |
25. |
Ruang
jaga petugas |
|
26. |
Gudang
umum |
|
27. |
Parkir
kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi untuk ambulans dan Puskesmas keliling |
|
c.
Puskesmas Pembantu
No |
Nama Ruang |
Keterangan |
|
Ruang
Pelayanan |
|
1. |
Ruang
pendaftaran dan administrasi |
|
2. |
Ruang
tunggu |
|
3. |
Ruang
pemeriksaan umum dan ruang KIA & KB |
Digunakan
juga untuk melakukan KIE, konseling dan konsultasi |
4. |
Ruang
persalinan dan rawat pasca persalinan |
Pada
Puskesmas Pembantu yang mampu memberikan pelayanan persalinan normal.
Maksimal 2 (dua) tempat tidur. |
5. |
KM/WC |
Dikondisikan
untuk dapat digunakan oleh penyandang disabilitas dan lansia |
|
Pendukung |
|
6. |
Rumah dinas tenaga kesehatan |
Rumah dinas
merupakan rumah jabatan tenaga kesehatan. |
7. |
Parkir |
|
5. Persyaratan
Komponen Bangunan dan Material
a) Atap
1) Atap
harus kuat terhadap kemungkinan bencana (angin puting beliung, gempa, dan
lain-lain), tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan vektor
2) Material
atap tidak korosif, tidak mudah terbakar
b) Langit-langit
1) Langit-langit
harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan, tanpa profil dan terlihat
tanpa sambungan (seamless)
2) Ketinggian
langit-langit dari lantai minimal 2,8 m
c)
Dinding
1) Material
dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak menyebabkan silau, kedap air,
mudah dibersihkan, dan tidak ada sambungan agar mudah dibersihkan. Material
dapat disesuaikan dengan kondisi di daerah setempat
2) Dinding
KM/WC harus kedap air, dilapisi keramik setinggi 150 cm
3) Dinding
laboratorium harus tahan bahan kimia, mudah dibersihkan, tidak berpori
d) Lantai
Material lantai harus kuat, kedap air, permukaan
rata, tidak licin, warna terang, mudah
dibersihkan, dan dengan sambungan seminimal mungkin.
e)
Pintu dan Jendela
1) Lebar
bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat minimal 120 cm atau dapat dilalui
brankar dan pintupintu yang bukan akses brankar memiliki lebar bukaan minimal
90 cm. Pintu harus terbuka ke luar.
2) Pintu
untuk KM/WC, harus terbuka ke luar dan lebar daun pintu minimal 90 cm.
3) Material
pintu untuk KM/WC harus kedap air.
f)
Kamar Mandi/WC
1) Setiap
Puskesmas harus memiliki kamar mandi dan WC yang memenuhi syarat kesehatan
2) Kamar
mandi dan WC harus terpisah antara laki-laki dan perempuan
3) Tersedia
cukup air bersih dan sabun
4) Selalu
terpelihara dan dalam keadaan bersih
5) Ada
himbauan, slogan, atau peringatan untuk memelihara kebersihan
6) Kamar
mandi dan WC tidak menjadi tempat perindukan vektor
7) Memiliki
ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar oleh pengguna
8) Lantai
terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan tidak boleh tergenang
9) Pintu
harus mudah dibuka dan ditutup
10) Kunci-kunci
dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat
11) Pemilihan
tipe kloset disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan pengguna pada daerah
setempat. Kloset bagi penyandang disabilitas dan lansia berupa kloset duduk
atau modifikasinya.
12) Dilengkapi
dengan tampilan rambu/simbol penyandang disabilitas pada bagian luarnya dan
dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail)
yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan
penyandang disabilitas lainnya. Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku
mengarah ke atas untuk membantu pergerakan pengguna kursi roda (contoh gambar
5)
Gambar
5
Ruang
gerak dalam Kamar Mandi/WC pasien dan penyandang disabilitas dan lansia
g)
Aksesibilitas Penyandang Disabilitas dan Lansia
1) Umum
Setiap bangunan Puskesmas harus menyediakan
fasilitas dan aksesibilitas untuk menjamin terwujudnya kemudahan, keamanan, dan
kenyamanan.
2) Persyaratan
Teknis
a) Fasilitas
dan aksesibilitas meliputi Kamar Mandi/WC, tempat parkir, telepon umum, jalur
pemandu, rambu dan marka, tangga, pintu, ram.
b) Penyediaan
fasilitas dan aksesibilitas disesuaikan dengan fungsi, luas, dan ketinggian
bangunan Puskesmas.
B. Struktur Bangunan
1. Struktur
bangunan Puskesmas harus direncanakan kuat/kokoh, dan stabil dalam menahan
beban/kombinasi beban, baik beban muatan tetap maupun beban muatan sementara
yang timbul, antara lain beban gempa dan beban angin, dan memenuhi aspek
pelayanan (service ability) selama
umur layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan.
2. Ketentuan
lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa dan/atau angin, dan
perhitungan strukturnya mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
IV. PERSYARATAN PRASARANA PUSKESMAS
A. Sistem
Penghawaan (Ventilasi)
1. Ventilasi
Ruang pada bangunan Puskesmas, dapat berupa ventilasi alami dan/atau ventilasi
mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap luas
lantai ruang yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan sistem ventilasi mekanis
diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak memadai.
2. Besarnya
pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruang di bangunan
Puskesmas minimal 12x pertukaran udara per jam dan untuk KM/WC 10x pertukaran
udara per jam.
3. Penghawaan/ventilasi
dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga) elemen dasar, yaitu: (1). jumlah udara
luar berkualitas baik yang masuk dalam ruang pada waktu tertentu; (2). arah
umum aliran udara dalam gedung yang seharusnya dari area bersih ke area
terkontaminasi serta distribusi udara luar ke setiap bagian dari ruang dengan
cara yang efisien dan kontaminan airborne
yang ada dalam ruang dialirkan ke luar dengan cara yang efisien; (3). setiap
ruang diupayakan proses udara di dalam ruang bergerak dan terjadi pertukaran
antara udara didalam ruang dengan udara dari luar.
4. Pemilihan
sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran, perlu memperhatikan kondisi
lokal, seperti struktur bangunan, cuaca, biaya dan kualitas udara luar
B. Sistem
Pencahayaan
1. Bangunan
Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan.
2. Pencahayaan
harus terdistribusikan rata dalam Ruang.
3. Lampu-lampu
yang digunakan diusahakan dari jenis hemat energyi.
Tabel
1
Tingkat pencahayaan rata-rata yang
direkomendasikan
FUNGSI
RUANG |
TINGKAT
PENCAHAYAAN (LUX) |
Ruang kantor, Ruang Kepala Puskesmas, Ruang
pendaftaran dan rekam medik, Ruang pemeriksaan umum, Ruang Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), KB dan imunisasi, Ruang pemeriksaan khusus, Ruang kesehatan gigi
dan mulut, Ruang KIE, Ruang ASI, Ruang farmasi, Ruang rawat inap, Ruang rawat
pasca persalinan |
200 |
Ruang laboratorium, Ruang tindakan
dan gawat darurat, Ruang persalinan |
300 (penerangan umum), jika untuk tindakan khusus maka ditambah penerangan
lokal |
Dapur, Ruang tunggu, Gudang umum, KM/WC, Ruang
sterilisasi, Ruang
cuci linen |
100 |
Ruang
rapat |
200 |
Koridor
|
100 |
C. Sistem
Air Bersih, Sanitasi, dan Higiene
Sistem air bersih, sanitasi, dan higiene Puskesmas
terdiri dari sistem air bersih, sistem pengelolaan limbah cair baik medis atau
non medis, sistem pengelolaan limbah padat baik medis atau non medis, sistem
penyaluran air hujan, dan higiene Puskesmas.
1. Sistem
air bersih
a. Sistem
air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan sumber air
bersih dan sistem pengalirannya.
b. Sumber
air bersih dapat diperoleh langsung dari sumber air berlangganan dan/atau
sumber air lainnya dengan baku mutu yang memenuhi dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c.
Persyaratan kesehatan air
1) Air
bersih untuk keperluan Puskesmas dapat diperoleh dari Perusahaan Air Minum,
sumber air tanah atau sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi
persyaratan kesehatan
2) Memenuhi
persyaratan kualitas air bersih, memenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologis
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3) Distribusi
air ke ruang-ruang menggunakan
sarana perpipaan dengan tekanan positif
4) Sumber
air bersih dan sarana distribusinya harus
bebas dari pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis
5) Tersedia
air dalam jumlah yang cukup
2. Sistem
pengelolaan limbah cair baik medis dan non medis
a. Tersedia
sistem pengolahan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Saluran
air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi penutup dengan
bak kontrol untuk menjaga kemiringan saluran minimal 1%.
c.
Di dalam sistem penyaluran air kotor dan/atau
air limbah dari ruang penyelenggaraan makanan disediakan penangkap lemak untuk
memisahkan dan/atau menyaring kotoran/lemak.
d. Sistem
penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari pengelolaan sterilisasi termasuk
linen harus memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
e.
Ketentuan mengenai pengelolaan limbah cair
mengacu pada peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan limbah.
3. Sistem
pengelolaan limbah padat baik medis dan non medis
a. Sistem
pengelolaan limbah padat baik medis dan non medis harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas pewadahan, Tempat Penampungan
Sementara (TPS), dan pengolahannya. Pengolahan limbah bekerja sama dengan pihak
ketiga atau dapat diolah sendiri oleh Puskesmas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Pertimbangan
jenis pewadahan dan pengolahan limbah padat baik medis dan non medis diwujudkan
dalam bentuk penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu
kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya serta tidak mengundang
datangnya vektor/binatang penyebar penyakit.
c.
Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan
Sementara (TPS) diwujudkan dalam bentuk penyediaan Tempat Penampungan Sementara
(TPS) limbah padat baik medis dan non medis yang terpisah, dan diperhitungkan
berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume limbah. Pada saat
limbah medis disimpan dengan jangka waktu melebihi 2 x 24 jam, Puskesmas harus
menempatkan limbah medis tersebut dalam alat pendingin (freezer) dengan suhu ≤ 0OC.
d. Ketentuan
lebih lanjut mengenai tatacara perencanaan, pembangunan, perizinan, dan
pengolahan fasilitas pembuangan limbah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Sistem
penyaluran air hujan
Saluran air hujan pada bangunan harus tersambung
dengan sistem drainase luar gedung yang terhubung dengan drainase wilayah.
5. Sistem
Higiene Puskesmas
Tersedianya fasilitas Hand Hygiene pada setiap ruangan pelayanan. Fasilitas tersebut
dapat berupa wastafel dan/atau handrubs.
D. Sistem
Kelistrikan
1. Umum
a. Sistem
kelistrikan dan penempatannya harus mudah dioperasikan, diamati, dipelihara,
tidak membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian bangunan dan instalasi
lain
b. Perancangan
dan pelaksanaannya harus memenuhi SNI 0225-2011, tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik
(PUIL 2011) atau edisi yang
terbaru
2. Sumber
Daya Listrik
a. Sumber
daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari :
1) Sumber
daya listrik normal dengan daya paling rendah 10.000 VA; dan
2) Sumber
daya listrik darurat 75% dari sumber daya listrik normal
b. Sumber
daya listrik normal, diperoleh dari :
1) Sumber
daya listrik berlangganan seperti PLN
2) Sumber
daya listrik dari pembangkit listrik sendiri, diperoleh dari :
a)
Generator listrik dengan bahan bakar cair atau
gas
elpiji
b) Sumber
listrik tenaga surya
c)
Sumber listrik tenaga angin
d) Sumber
listrik tenaga mikro hidro
e)
Sumber listrik tenaga air
c.
Sumber daya listrik cadangan, diperoleh dari :
1) Generator
listrik
2) Uninterruptible Power Supply (UPS)
3. Sistem
Distribusi
Sistem distribusi terdiri dari:
a. Panel-panel
listrik
b. Instalasi
pengkabelan
c.
Instalasi kotak kontak dan sakelar
4. Sistem Pembumian
Setiap instalasi listrik pada bangunan atau gedung
harus mempunyai sistem pembumian (grounding)
yang sesuai dengan ketentuan berlaku.
E. Sistem
Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk
hubungan/komunikasi di lingkup dan keluar Puskesmas, dalam upaya mendukung
pelayanan di Puskesmas. Alat komunikasi dapat berupa telepon kabel, seluler,
radio komunikasi, ataupun alat komunikasi lainnya.
F.
Sistem Gas Medik
Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah
Oksigen (O2). Sistem gas medik harus direncanakan dan diletakkan
dengan mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya.
Persyaratan Teknis
1. Pengolahan,
penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan gas medik harus sesuai ketentuan
berlaku
2. Tabung/silinder
yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan dipelihara sesuai
spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang berwenang
3. Tabung/silinder
O2 harus di cat warna putih untuk membedakan dengan tabung/silinder
gas medik lainnya sesuai ketentuan yang berlaku
4. Tabung/silinder
O2 pada saat digunakan, diletakkan di samping tempat tidur pasien,
dan harus menggunakan alat pengaman seperti troli tabung atau dirantai
5. Tutup
pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila tabung/silinder sedang
tidak digunakan
6. Apabila
diperlukan, disediakan ruang khusus penyimpanan silinder gas medik.
Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai.
7. Hanya
tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan dalam Ruang
penyimpanan gas medik
8. Tidak
boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dengan ruang penyimpanan gas
medik.
9. Dilarang
melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2 dari tabung/silinder
gas medik besar ke tabung/silinder gas medik kecil.
G. Sistem
Proteksi Petir
Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua
bagian dari bangunan Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan
instalasi serta peralatan lainnya terhadap kemungkinan bahaya sambaran petir.
H. Sistem
Proteksi Kebakaran
1. Bangunan
Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam kebakaran untuk memproteksi kemungkinan
terjadinya kebakaran.
2. Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) berukuran minimal 2 kg sesuai klasifikasi isi ruang.
Penempatan APAR antara satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya
tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
3. APAR
dipasang sedemikian rupa sehingga bagian paling atas berada pada ketinggian
maksimum 120 cm dari permukaan lantai, kecuali untuk jenis CO2 dan
bubuk kimia kering (dry powder), penempatannya minimum 15 cm
dari permukaan lantai.
4. Apabila
bangunan Puskesmas menggunakan generator sebagai sumber daya listrik utama,
maka pada ruang generator harus dipasangkan Alat Pemadam Kebakaran jenis CO2.
5. Bangunan
Puskesmas dengan luas tingkat bangunan gedung seluas 600 m2 atau
lebih, yang bagian atas tingkat tersebut tingginya 7,5 m di atas level akses,
harus dilengkapi dengan saf untuk tangga pemadam kebakaran yang tidak perlu
dilengkapi dengan lif pemadam kebakaran.
6. Bangunan
Puskesmas harus dapat menjamin bahwa jumlah eksit cukup, dan eksit memiliki
konfigurasi untuk memberikan perlindungan terhadap bahaya kebakaran.
7. Bukaan
(dalam hal ini pintu dan jendela) pada dinding tahan api 2 jam harus dari
material dengan Tingkat Ketahanan Api (TKA) 1,5 jam
8. Akses
eksit dari pintu eksit harus dirancang dan ditata untuk mudah dikenali dengan
jelas, dilengkapi tanda arah dan signage yang sesuai dengan ketentuan.
9. Akses
eksit, baik vertikal dan horizontal harus bebas
Ketentuan lebih lanjut tentang
sistem proteksi kebakaran sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
I.
Sarana Evakuasi
Puskesmas harus menyediakan sarana evakuasi sebagai
jalan keluar untuk penyelamatan jiwa manusia dan aset dari dalam bangunan.
Sarana evakuasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk memberikan
jaminan keamanan dan keselamatan terhadap bahaya atau menurunkan
tingkat-tingkat kerugian materi dan korban jiwa. Sarana evakuasi baik
horizontal maupun vertikal dapat berupa pintu darurat, tangga darurat, ruang
penyelamatan sementara, dan jalan/jalur penyelamatan darurat atau kombinasi
dari sarana tersebut. Kelayakan sarana evakuasi terdiri atas:
1. Kemudahan
dan kejelasan sarana evakuasi di saat terjadinya peristiwa darurat seperti:
daya tarik visual dan sisi/letak sarana evakuasi.
2. Kemudahan
akses/pencapaian ke arah sarana evakuasi seperti: tidak terdapatnya
barang/benda yang dapat menghalangi kumpulan orang ke arah sarana evakuasi, dan
penyebaran sarana evakuasi yang merata pada setiap sisi dalam bangunan.
3. Sarana
evakuasi harus dapat digunakan oleh setiap orang.
4. Sarana
evakuasi harus dari bahan tahan panas dan api serta harus dapat menjamin keamanan
dari bahaya asap.
5. Sarana
evakuasi harus dalam keadaan nyaman seperti: keleluasaan bergerak (tidak sempit
dan tidak rendah), permukaan lantai tidak licin dan bersih.
6. Jumlah
dan kapasistas sarana evakuasi harus disesuaikan dengan kapasitas pengguna bangunan
dan fungsinya untuk dapat mengevakuasi setiap orang ke tempat yang aman secara
cepat.
J.
Sistem Pengendalian Kebisingan
1. Intensitas
kebisingan di dalam bangunan Puskesmas 55 – 65 dBA, di luar bangunan Puskesmas
65 – 75 dBA.
2. Pengendalian
sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat sumber.
3. Sumber
suara genset dikendalikan dengan meredam dan membuat sekat yang memadai dan
sumber suara dari lalu lintas dikurangi dengan cara penanaman pohon ataupun
cara lainnya. K. Kendaraan Puskesmas
keliling di Puskesmas terdiri atas:
1. Kendaraan
roda 2;
2. Kendaraan
roda 4; dan/atau
a. Single gardan; dan/atau
b. Double gardan.
3. Kendaraan
air.
Selain kendaran Puskesmas keliling,
Puskesmas dapat memiliki:
1.
Ambulans
Ambulans difungsikan untuk pelayanan transport
rujukan dan gawat darurat.
2.
Kendaraan lain untuk operasional pelayanan
Puskesmas
L. Selain persyaratan prasarana tersebut di
atas, Puskesmas juga dapat memenuhi prasarana untuk sistem transportasi
vertikal dalam Puskesmas, khususnya untuk setiap bangunan. Puskesmas yang
bertingkat harus menyediakan sarana hubungan vertikal antar lantai yang memadai
berupa tersedianya tangga atau lainnya. Untuk pelayanan kesehatan pada pPuskesmas
tersebut dilaksanakan di lantai yang tidak memerlukan akses tangga.
1. Tangga
a. Umum
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal
yang dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan
tanjakan dengan lebar yang memadai.
b. Persyaratan
tangga
1) Harus
memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam, dengan tinggi
masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm.
2) Harus
memiliki kemiringan tangga kurang dari 600.
3) Lebar
tangga minimal 120 cm untuk mempermudah evakuasi dalam kondisi gawat darurat.
4) Tidak
terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga.
5) Harus
dilengkapi dengan rel pegangan tangan (handrail)
6) Rel
pegangan tangan harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 cm - 80 cm dari
lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya harus
bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.
7) Rel
pegangan tangan harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak
dan bagian bawah) sepanjang 30 cm.
8) Untuk
tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga tidak ada air
hujan yang menggenang pada lantainya
9) Batas
anak tangga diberi warna kontras dengan warna lantai sebagai penanda beda
ketinggian.
2. Ram
a. Umum
Ram adalah jalur sirkulasi yang menghubungkan
bidang yang memiliki ketinggian berbeda pada lantai yang sama.
b. Persyaratan
ram
1) Kemiringan
suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 70, perhitungan
kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ram (curb ramps/landing).
2) Panjang
mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 70) tidak boleh lebih dari
9 m.
3) Lebar
minimum dari ram adalah 120 cm dengan tepi pengaman.
4) Muka
datar (bordes) pada awalan atau
akhiran dari suatu ram harus bebas dan datar sehingga memungkinkan
sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dan stretcher, dengan ukuran minimum 180 cm.
5) Tidak
licin
V. PERSYARATAN
PERALATAN PUSKESMAS
A. Ruang
Pemeriksaan Umum
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. |
SET
PEMERIKSAAN UMUM: |
|
|
|
a. Alat Kesehatan |
|
|
1. |
Alat
deteksi dini gangguan indera penglihatan: |
|
|
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
|
a) Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan refraksi |
1 buah |
1 buah |
|
b) Buku Ishihara Tes |
1 buah |
1 buah |
|
c) Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi |
1 set |
1 set |
|
d) Lup Binokuler (lensa pembesar) 3 – 5 Dioptri |
1 buah |
1 buah |
|
e) Opthalmoscope |
1 buah |
1 buah |
|
f) Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet
Chart) |
1 buah |
1 buah |
|
g) Tonometer |
1 buah |
1 buah |
2. |
Alat
deteksi dini gangguan pendengaran |
|
|
|
a) Corong Telinga/ Spekulum Telinga
Ukuran Kecil, Sedang, Besar |
1 set |
1 set |
|
b) Garputala 512 Hz |
1 set |
1 set |
|
c) Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor
AC/DC |
1 buah |
1 buah |
|
d) Otoscope |
1 buah |
1 buah |
3. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk anak dan dewasa |
1 buah |
1 buah |
4. |
Handle kaca laring /Larynx Handle Mirror |
1 buah |
1 buah |
5. |
Kaca laring
ukuran 2,4,5,6 |
1 set |
1 set |
6. |
Palu reflex
/Dejerine Reflex Hammer |
1 buah |
1 buah |
7. |
Skinfold calliper |
1 buah |
1 buah |
8. |
Spekulum
hidung |
1 buah |
1 buah |
9. |
Spekulum
vagina (cocor bebek Grave) |
1 buah |
1 buah |
10. |
Stetoskop
untuk dewasa |
1 buah |
1 buah |
11. |
Sudip lidah
logam |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
12. |
Tempat
tidur periksa dan perlengkapannya |
1 buah |
1 buah |
13. |
Termometer |
1 buah |
1 buah |
14. |
Timbangan
berat badan dewasa |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|||
1. |
Alat ukur tinggi badan (statu meter
mikrotois) |
1
buah |
1 buah |
2. |
Acute Respiratory Infections (ARI) timer/ARI SOUNDTIMER |
1 unit |
1 unit |
3. |
Baki logam
tempat alat steril tertutup |
1 buah |
1 buah |
4. |
Pengukur
lingkar pinggang |
1 buah |
1 buah |
|
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
||
1. |
Alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Kapas |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Kasa non
steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Kasa steril
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Masker
wajah |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Pelilit
kapas/Cotton applicator |
sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
7. |
Povidone
Iodine |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
8. |
Sabun
tangan atau antiseptic |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
9. |
Sarung
tangan steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
10. |
Sarung
tangan non steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
|
|
||
III. PERLENGKAPAN |
|
||
1. |
Bantal |
1 buah |
1 buah |
2. |
Emesis
basin /Nierbeken besar /Kidney bowl
manual surgical instrument |
1 buah |
1 buah |
3. |
Lampu
senter untuk periksa/pen light |
1 buah |
1 buah |
4. |
Lampu
spiritus |
1 buah |
1 buah |
5. |
Lemari alat
|
1 buah |
1 buah |
6. |
Meja
instrumen |
1 buah |
1 buah |
7. |
Perlak |
2 buah |
2 buah |
8. |
Pispot |
1 buah |
1 buah |
9. |
Sarung
bantal |
2 buah |
2 buah |
10. |
Sikat untuk
membersihkan peralatan |
1 buah |
1 buah |
11. |
Stop Watch |
1 buah |
1 buah |
12. |
Tempat
sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup |
2 buah |
2 buah |
|
|
||
IV. MEUBELAIR |
|
||
1. |
Komputer |
1 unit |
1 unit |
2. |
Kursi kerja
|
3 buah |
3 buah |
3. |
Lemari
arsip |
1 buah |
1 buah |
4. |
Meja tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|||
1. |
Buku
register pelayanan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Formulir
dan surat keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Formulir
rujukan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Formulir
pemeriksaan kekerasan pada perempuan dan anak |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Kartu carta
prediksi risiko kardiovaskular |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
7. |
Kertas
resep |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
8. |
Kartu Wayne
Indeks (untuk skrining gangguan tiroid)
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
9. |
Kuesioner
penilaian mandiri untuk skrining gangguan tiroid |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
10. |
Surat
Keterangan Sakit |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
11. |
Surat
Keterangan Sehat |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
B. Ruang
Tindakan dan Ruang Gawat Darurat
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. SET TINDAKAN MEDIS/GAWAT DARURAT: |
|||
a. Alat Kesehatan |
|||
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk anak dan dewasa |
1 buah |
1 buah |
2. |
Automated External Defibrilator (AED)* |
1 unit |
1 unit |
3. |
Brankar (Strechter) |
1 buah |
1 buah |
4. |
Collar Brace/Neck Collar anak |
1 buah |
1 buah |
5. |
Collar Brace/Neck Collar dewasa |
1 buah |
1 buah |
6. |
Corong
telinga/Spekulum telinga ukuran kecil, besar, sedang |
1 set |
1 set |
7. |
Doppler |
1 buah |
1 buah |
8. |
EKG* |
1 buah |
1 buah |
9. |
Forceps Aligator |
3 buah |
3 buah |
10. |
Forceps Bayonet |
3 buah |
3 buah |
11. |
Forsep magill dewasa |
3 buah |
3 buah |
12. |
Guedel Airway (Oropharingeal Airway) |
2 buah |
2 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
13. |
Gunting
bedah jaringan standar lengkung |
3 buah |
3 buah |
14. |
Gunting
bedah jaringan lengkung ujung tajam |
3 buah |
3 buah |
15. |
Gunting
bedah jaringan lurus tumpul |
3 buah |
3 buah |
16. |
Gunting
bedah jaringan lurus ujung tajam |
3 buah |
3 buah |
17. |
Gunting
pembalut/LISTER Bandage scissors |
1 buah |
1 buah |
18. |
Gunting
benang angkat jahitan |
3 buah |
3 buah |
19. |
Gunting
benang lengkung ujung tajam tumpul |
3 buah |
3 buah |
20. |
Handle kaca laring |
1 buah |
1 buah |
21. |
Handle
Skalpel |
3 buah |
3 buah |
22. |
Hooked |
1 buah |
1 buah |
23. |
Kaca laring
ukuran 2,4,5,6 |
1 set |
1 set |
24. |
Kait dan
kuret serumen |
1 buah |
1 buah |
25. |
Kanul
suction hidung |
1 buah |
1 buah |
26. |
Kanul
suction telinga |
1 buah |
1 buah |
27. |
Kanula
oksigen anak |
1 buah |
1 buah |
28. |
Kanula
oksigen dewasa |
1 buah |
1 buah |
29. |
Klem arteri
jaringan bengkok |
3 buah |
3 buah |
30. |
Klem arteri
jaringan lurus |
3 buah |
3 buah |
31. |
Klem
arteri, 12 cm lengkung, dengan gigi 1x2 (Halsted- Mosquito) |
3 buah |
3 buah |
32. |
Klem
arteri, 12 cm lurus, dengan gigi 1x2 (Halsted-Mosquito) |
3 buah |
3 buah |
33. |
Klem
instrumen /Dressing Forceps |
1 buah |
1 buah |
34. |
Klem/pemegang
jarum jahit, 18 cm (Mayo-Hegar) |
3 buah |
3 buah |
35. |
Korentang,
lengkung, penjepit alat steril (23 cm) |
2 buah |
2 buah |
36. |
Korentang,
penjepit sponge |
2 buah |
2 buah |
37. |
Kursi roda
standar |
1 buah |
1 buah |
38. |
Lampu
kepala |
1 buah |
1 buah |
39. |
Laringoskop
anak |
1 buah |
1 buah |
40. |
Laringoskop
dewasa |
1 buah |
1 buah |
41. |
Laringoskop
neonatus bilah lurus |
1 buah |
1 buah |
42. |
Nebulizer |
1 buah |
1 buah |
43. |
Otoskop |
1 buah |
1 buah |
44. |
Palu reflex
|
1 buah |
1 buah |
45. |
Pembendung
(Torniket/ Tourniquet) |
1 buah |
1 buah |
46. |
Pinset
alat, bengkok (Remky) |
3 buah |
3 buah |
47. |
Pinset
anatomis, 14,5 cm |
3 buah |
3 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
48. |
Pinset
anatomis, 18 cm |
3 buah |
3 buah |
49. |
Pinset
bedah, 14,5 cm |
3 buah |
3 buah |
50. |
Pinset
bedah, 18 cm |
3 buah |
3 buah |
51. |
Pinset
epilasi |
1 buah |
1 buah |
52. |
Pinset
telinga |
1 buah |
1 buah |
53. |
Resusitator
manual & sungkup anak-anak |
1 buah |
1 buah |
54. |
Resusitator
manual & sungkup dewasa |
1 buah |
1 buah |
55. |
Resusitator
manual & sungkup neonatus |
1 buah |
1 buah |
56. |
Silinder
korentang kecil |
1 buah |
1 buah |
57. |
Spalk |
1 buah |
1 buah |
58. |
Spekulum
hidung |
1 buah |
1 buah |
59. |
Spekulum
mata |
1 buah |
1 buah |
60. |
Stand lamp untuk tindakan |
2 buah |
2 buah |
61. |
Standar
infus |
2 buah |
2 buah |
62. |
Steteskop |
1 buah |
1 buah |
63. |
Steteskop
janin (Laenec/Pinard) |
1 buah |
1 buah |
64. |
Suction pump (alat penghisap) |
1 buah |
1 buah |
65. |
Suction tubes (adaptor telinga) |
1 buah |
1 buah |
66. |
Sudip/Spatula
lidah logam |
4 buah |
4 buah |
67. |
Tabung
oksigen dan regulator |
1 buah |
1 buah |
68. |
Tempat
tidur periksa dan perlengkapannya |
1 buah |
1 buah |
69. |
Termometer |
1 buah |
1 buah |
70. |
Timbangan |
1 buah |
1 buah |
71. |
Timbangan
bayi |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|||
1. |
Alat ukur
panjang badan bayi |
1 buah |
1 buah |
2. |
Alat ukur
tinggi badan dewasa |
1 buah |
1 buah |
3. |
Ari Timer |
1 buah |
1 buah |
4. |
Baki logam
tempat alat steril tertutup |
3 buah |
2 buah |
5. |
Semprit
gliserin |
1 buah |
1 buah |
|
|||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|||
1. |
Alkohol |
1 botol |
1 botol |
2. |
Anestesi
topikal tetes mata |
1 botol |
1 botol |
3. |
Benang chromic catgut |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
4. |
Benang silk |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
5. |
Cairan
desinfektan/Povidone Iodine |
1 botol |
1 botol |
6. |
Disposable syringe 1 cc |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
7. |
Disposable syringe 10 cc |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
8. |
Disposable syringe 2,5 - 3 cc |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
9. |
Disposable syringe 5 cc |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
10. |
Disposable syringe 50 cc |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
11. |
Endotracheal tube (ETT) tanpa cuff 2.5 |
1 buah |
1 buah |
12. |
Endotracheal tube (ETT) tanpa cuff 3 |
1 buah |
1 buah |
13. |
Endotracheal tube (ETT) tanpa cuff 3.5 |
1 buah |
1 buah |
14. |
Endotracheal tube (ETT) tanpa cuff 4 |
1 buah |
1 buah |
15. |
Endotracheal tube (ETT) tanpa cuff 6 |
3 buah |
3 buah |
16. |
Endotracheal tube (ETT) tanpa cuff 7 |
3 buah |
3 buah |
17. |
Endotracheal tube (ETT) tanpa cuff 8 |
3 buah |
3 buah |
18. |
Goggle |
1 buah |
1 buah |
19. |
Infus
set/intra vena set dewasa |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
20. |
Infus
set/intra vena set anak |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
21. |
Jarum jahit untuk operasi mata, ½ lingkaran
|
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
22. |
Jarum
jahit, lengkung, ½ lingkaran penampang segitiga |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
23. |
Jarum
jahit, lengkung, ½ lingkaran, penampang bulat |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
24. |
Jarum
jahit, lengkung, 3/8 lingkaran penampang segitiga |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
25. |
Jarum
jahit, lengkung, 3/8 lingkaran, penampang bulat |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
26. |
Kapas |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
27. |
Kasa non
steril |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
28. |
Kasa steril
|
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
29. |
Kateter Foley ukuran 5-8 French |
2 buah |
2 buah |
30. |
Kateter
intravena No. 20 |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
31. |
Kateter
intravena No. 23 |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
32. |
Kateter
intravena No. 26 |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
33. |
Kateter
intravena No.18 |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
34. |
Kateter
karet No. 10 (Nelaton) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
35. |
Kateter
karet No. 12 (Nelaton) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
36. |
Kateter
karet No. 14 (Nelaton) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
37. |
Kertas EKG |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
38. |
Lubricant gel
|
1 tube |
1 tube |
39. |
Masker
wajah |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
40. |
Micropore surgical tape |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
41. |
Mucous suction, silikon Nomor 8 dan 10 |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
42. |
Nasogastric Tube/selang lambung (3,5,8) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
43. |
Pelilit
kapas/Cotton applicator |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
44. |
Sabun
tangan atau antiseptik |
1 botol |
1 botol |
45. |
Sarung
tangan non steril |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
46. |
Sarung
tangan steril |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
47. |
Skapel,
mata pisau bedah besar |
1 box |
1 box |
48. |
Skapel,
mata pisau bedah kecil |
1 box |
1 box |
49. |
Spuit
irigasi liang telinga |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
50. |
Verban elastic |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
51. |
Water based gel untuk EKG dan Doppler |
1 tube |
1 tube |
|
|||
III. PERLENGKAPAN |
|||
1. |
Bak
instrument tertutup |
1 buah |
2 buah |
2. |
Emesis basin/Nierbeken besar/ Kidney bowl manual surgical instrument |
4 buah |
4 buah |
3. |
Bantal |
1 buah |
1 buah |
4. |
Celemek
plasti |
1 buah |
1 buah |
5. |
Dorongan
tabung oksigen dengan tali pengaman |
1 buah |
1 buah |
6. |
Duk bolong,
sedang |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
7. |
Jam/timer/stop watch |
1 buah |
1 buah |
8. |
Kain balut
segitiga (mitella) |
5 buah |
5 buah |
9. |
Wadah untuk
limbah benda tajam (jarum atau pisau bekas) |
2 buah |
2 buah |
10. |
Lemari alat
|
1 buah |
1 buah |
11. |
Lemari obat
|
1 buah |
1 buah |
12. |
Mangkok
untuk larutan |
2 buah |
2 buah |
13. |
Meja
instrumen/alat |
1 buah |
1 buah |
14. |
Perlak
plastik |
2 buah |
2 buah |
15. |
Pispot |
2 buah |
2 buah |
16. |
Sarung
bantal |
2 buah |
2 buah |
17. |
Sikat
tangan |
1 buah |
1 buah |
18. |
Sikat untuk
membersihkan peralatan |
1 buah |
1 buah |
19. |
Tempat
sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup |
2 buah |
2 buah |
20. |
Toples
kapas/Kasa steril |
1 buah |
1 buah |
21. |
Tromol kasa/Kain steril 25 x 120 mm |
1 buah |
1 buah |
22. |
Waskom
cekung |
2 buah |
2 buah |
23. |
Waskom cuci
|
2 buah |
2 buah |
|
|
||
IV. MEUBELAIR |
|
||
1. |
Kursi kerja
|
3 buah |
3 buah |
2. |
Lemari
arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
V. PENCATATAN & PELAPORAN |
|
||
1. |
Buku
register pelayanan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
2. |
Formulir
dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
3. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
4. |
Formulir
rujukan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
5. |
Kertas
resep |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
6. |
Surat
Keterangan Sakit |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
Keterangan:
1. Bila
ruangan tindakan dan ruangan gawat darurat terpisah, maka di masing-masing
ruangan harus tersedia set tindakan medis/gawat darurat, meubelair, dan
pencatatan pelaporan sesuai tabel diatas.
2. *)
Harus tersedia tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk
mengoperasikan alat dan menginterpretasikan hasil serta didukung oleh prasarana
yang memadai.
C. Ruang
Kesehatan Ibu, Anak (KIA), KB, dan Imunisasi
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. SET PEMERIKSAAN KESEHATAN IBU |
|||
a. Alat Kesehatan untuk Pemeriksaan Kesehatan Ibu |
|||
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk dewasa |
1 buah |
1 buah |
2. |
Alat Ukur
Lingkar Lengan Atas (Pita LILA)
|
1 buah |
1 buah |
3. |
Doppler |
1 buah |
1 buah |
4. |
Gunting
Benang Lengkung Ujung Tajam
Tumpul |
1 buah |
1 buah |
5. |
Gunting
Benang Angkat Jahitan |
1 buah |
1 buah |
6. |
Gunting
Verband |
1 buah |
1 buah |
7. |
Klem Kassa
Korentang |
1 buah |
1 buah |
8. |
Klem kocher
/Kocher Tang |
1 buah |
1 buah |
9. |
Meja
Periksa Ginekologi dan kursi pemeriksa
|
1 buah |
1 buah |
10. |
Palu
Refleks |
1 buah |
1 buah |
11. |
Pinset
Anatomis Panjang |
1 buah |
1 buah |
12. |
Pinset
Anatomi Pendek |
1 buah |
1 buah |
13. |
Pinset
Bedah |
1 buah |
1 buah |
14. |
Silinder
Korentang kecil |
1 buah |
1 buah |
15. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave)
Besar |
3 buah |
3 buah |
16. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave)
Kecil |
3 buah |
3 buah |
17. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave)
Sedang |
3 buah |
3 buah |
18. |
Spekulum
Vagina (Sims) |
1 buah |
1 buah |
19. |
Stand Lamp untuk tindakan |
1 buah |
1 buah |
20. |
Stetoskop
Dewasa |
1 buah |
1 buah |
21. |
Sudip lidah
/ Spatula Lidah logam |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
22. |
Tabung
Korentang Stainless |
1 buah |
1 buah |
23. |
Tampon Tang
|
1 buah |
1 buah |
24. |
Tempat
Tidur Periksa |
1 buah |
1 buah |
25. |
Termometer
Dewasa |
1 buah |
1 buah |
26. |
Timbangan |
1 buah |
1 buah |
27. |
Tromol Kasa
/ linen |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
1. |
Alat ukur
tinggi badan (microtoise)
|
1 buah |
1 buah |
2. |
Bak
Instrumen dengan tutup |
1 buah |
1 buah |
3. |
Baki Logam
Tempat Alat Steril Bertutup |
1 buah |
1 buah |
4. |
Meja
Instrumen / Alat |
1 buah |
1 buah |
5. |
Senter
Periksa |
1 buah |
1 buah |
6. |
Toples
Kapas / Kasa Steril |
1 buah |
1 buah |
7. |
Waskom
Bengkok Kecil |
1 buah |
1 buah |
8. |
Waskom
diameter 40 cm |
1 buah |
1 buah |
|
|||
II. SET PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK |
|||
a. Alat Kesehatan untuk Pemeriksaan Kesehatan Anak |
|||
1. |
Alat
Penghisap lender/ Penghisap
lendir DeLee (Neonatus) |
1 buah |
1 buah |
2. |
Alat
pengukur tekanan darah/tensimeter dengan manset untuk anak |
1 buah |
1 buah |
3. |
Alat
pengukur tekanan darah/tensimeter dengan manset untuk bayi |
1 buah |
1 buah |
4. |
Alat
pengukur lingkar lengan atas balita (Pita LILA) |
1 buah |
1 buah |
5. |
Stand Lamp untuk tindakan |
1 buah |
1 buah |
6. |
Stetoskop
anak |
1 buah |
1 buah |
7. |
Sudip lidah /Spatula lidah logam |
4 buah |
4 buah |
8. |
Tabung
oksigen dan regulator |
1 set |
1 set |
9. |
Termometer |
1 buah |
1 buah |
10. |
Timbangan
dewasa |
1 buah |
1 buah |
11. |
Timbangan
bayi |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|||
1. |
Alat
Pengukur lingkar kepala (meteran) |
1 buah |
1 buah |
2. |
Alat Pengukur tinggi badan anak (microtoise) |
1 buah |
1 buah |
3. |
Alat
Pengukur Panjang Bayi |
1 buah |
1 buah |
4. |
Acute Respiratory Infections (ARI) timer/ ARI Soundtimer |
1 buah |
1 buah |
5. |
Senter/ Pen light |
1 buah |
1 buah |
6. |
Set Tumbuh
Kembang Anak |
1 set |
1 set |
|
|||
III. SET PELAYANAN KB |
|||
1. |
Set Implan |
1 set |
1 set |
a. Alat kesehatan |
|||
|
a) Bak Instrumen tertutup yang dapat menyimpan seluruh alat
implant removal |
1 buah |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
||
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
|||
|
b) Forcep artery/ homeostatic halsted, mosquito curved ukuran
12,5 cm / 5” |
1 buah |
1 buah |
|
|
c) Forcep artery/ homeostatic halsted, mosquito straight ukuran
12,5 cm / 5” |
1 buah |
1 buah |
|
|
d) Gagang pisau (scapel
handle) ukuran 120 – 130 mm / 5-6” |
1 buah |
1 buah |
|
|
e) Pinset anatomis ukuran 13- 18 cm / 5-7”
|
1 buah |
1 buah |
|
|
b. Perbekalan kesehatan lain |
|
||
|
a) Mangkok antiseptik diameter 6-8 cm atau
ukuran 60-70 ml |
1 buah |
1 buah |
|
2. |
Set
AKDR |
1 Set |
1 Set |
|
|
a. |
Alat
kesehatan |
|
|
|
a) |
Aligator
ekstraktor AKDR |
1 buah |
1 buah |
|
b) |
Bak
instrumen tertutup yang dapat menyimpan seluruh alat pemasangan dan
pencabutan AKDR (disesuaikan dengan
besarnya alat) |
1 buah |
1 buah |
|
c) |
Forcep
tenacullum Schroeder panjang 25-27 cm / 10” |
1 buah |
1 buah |
|
d) |
Gunting
operasi mayo lengkung panjang 17 cm / 6- 7” |
1 buah |
1 buah |
|
e) |
Klem
pemegang kasa (Forcep Sponge
Foerster Straight 25- 27 cm /
9-11”) |
1 buah |
1 buah |
|
f) |
Pengait
pencabut AKDR panjang 32 cm / 12,5” (IUD removal hook panjang) |
1 buah |
1 buah |
|
g) Sonde uterus sims panjang 32-33 cm /
12,5-13” |
1 buah |
1 buah |
|
|
h) Spekulum cocor bebek graves ukuran medium |
1 buah |
1 buah |
|
|
i) Stand Lamp untuk tindakan |
1 buah |
1 buah |
|
|
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|
||
|
a) Mangkok antiseptik diameter 6-8 cm, atau ukuran 60- 70
ml |
1 buah |
1 buah |
|
|
|
|
||
IV. |
SET
IMUNISASI |
|
||
|
a. Alat Kesehatan |
|
||
1. |
Vaccine carrier/coolbox |
1 buah |
1 buah |
|
2. |
Vaccine Refrigerator |
1 buah |
1 buah |
|
b. Perbekalan Kesehatan lain |
|
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
1. |
Alat
pemantau dan perekam suhu terus menerus |
1 buah |
1 buah |
2. |
Coolpack |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Indikator
pembekuan |
1 buah |
1 buah |
4. |
Voltage Stabilizer |
1 buah |
1 buah |
|
|||
V. BAHAN HABIS PAKAI |
|||
1. |
AKDR |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Alkohol
Swab / kapas alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Aqua for
injection/ water for injection |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Asam cuka
25% (untuk pemeriksaan IVA) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
6. |
Benang
Chromic Catgut |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
7. |
Cairan
Desinfektan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
8. |
Cairan handrubs |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
9. |
Disposable Syringe 1 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
10. |
Disposable Syringe 10 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
11. |
Disposable Syringe 2,5 – 3 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
12. |
Disposable Syringe 20 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
13. |
Disposable Syringe 5 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
14. |
Auto Disable Syringe 0,05 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
15. |
Auto Disable Syringe 0,5 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
16. |
Auto Disable Syringe 5 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
17. |
Feeding tube/ orogastric tube |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
18. |
Implant |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
19. |
Infus set
dewasa |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
20. |
Kain Steril
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
21. |
Kantong
urine |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
22. |
Kapas |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
23. |
Kasa Non
Steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
24. |
Kasa Steril
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
25. |
Kateter
folley Dewasa |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
26. |
Kateter
intravena 16G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
27. |
Kateter
intravena 18G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
28. |
Kateter
intravena 20G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
29. |
Kateter
Nasal dengan Canule |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
30. |
Kateter penghisap lender dewasa 10 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
31. |
Kateter penghisap lender dewasa 8 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
32. |
Lidi kapas
Steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
33. |
Lubrikan
gel |
1 tube |
1 tube |
34. |
Masker |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
35. |
Plester |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
36. |
Sabun
Tangan atau Antiseptik |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
37. |
Sarung
tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
38. |
Vaksin |
Sesuai kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
39. |
Vaksin
imunisasi dasar |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
|
|||
VI. PERLENGKAPAN |
|||
1. |
Apron |
1 buah |
1 buah |
2. |
Baju
Kanguru /Kain Panjang |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
Kebutuhan |
3. |
Bantal |
1 buah |
1 buah |
4. |
Bangku
kecil/pendek |
2 buah |
2 buah |
5. |
Celemek
Plastik |
1 buah |
1 buah |
6. |
Cangkir
kecil dan sendok serta pipet untuk ASI perah |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
7. |
Duk Bolong,
Sedang |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
8. |
Kacamata / goggle |
1 buah |
1 buah |
9. |
Kasur |
1 buah |
1 buah |
10. |
Kain Bedong
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
11. |
Kain
Panjang |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
12. |
Kimono atau
baju berkancing depan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
13. |
Wadah untuk
limbah benda tajam (Jarum atau Pisau Bekas) |
1 buah |
1 buah |
14. |
Lemari Alat
|
1 buah |
1 buah |
15. |
Lemari Obat
|
1 buah |
1 buah |
16. |
Mangkok
untuk larutan |
1 buah |
1 buah |
17. |
Meteran (untuk mengukur tinggi Fundus) |
1 buah |
1 buah |
18. |
Perlak |
2 buah |
2 buah |
19. |
Pispot |
1 buah |
1 buah |
20. |
Pompa
Payudara untuk ASI |
1 buah |
1 buah |
21. |
Sarung
Bantal |
2 buah |
2 buah |
22. |
Selimut |
1 buah |
1 buah |
23. |
Seprei |
2 buah |
2 buah |
24. |
Sikat untuk
Membersihkan Peralatan |
1 buah |
1 buah |
25. |
Tempat
Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup |
2 buah |
2 buah |
26. |
Tirai |
1 buah |
1 buah |
|
|||
VII. MEUBELAIR |
|||
1. |
Kursi Kerja
|
4 buah |
4 buah |
2. |
Lemari
Arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|||
VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|||
a. Kesehatan Ibu dan KB |
|||
1. |
Buku KIA |
Sejumlah ibu hamil yang dilayani |
Sejumlah ibu hamil yang dilayani |
2. |
Buku Kohort
Ibu |
1 buah |
1 buah |
3. |
Buku Kohort
Usia Reproduksi |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Buku
Register Ibu |
1 buah |
1 buah |
5. |
Buku
register rawat jalan bayi muda |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Formulir
dan surat keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
7. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
8. |
Formulir
Laporan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
9. |
Formulir
Rujukan (disertai form rujukan balik) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
10. |
Kartu Catin
Sehat |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
11. |
Media cetak
berupa poster, lembar balik, leaflet dan brosur |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
b. Kesehatan Anak |
|||
1. |
Bagan
Dinding MTBS |
1 set |
1 set |
2. |
Buku Bagan
MTBS |
1 buah |
1 buah |
3. |
Buku KIA |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
4. |
Buku
register Bayi |
1 buah |
1 buah |
5. |
Buku
Register Rawat jalan bayi muda |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
6. |
Formulir
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
7. |
Formulir
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
8. |
Formulir
Laporan Kesehatan Anak Balita
dan Prasekolah |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
9. |
Formulir
Laporan Kesehatan Bayi |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
10. |
Formulir
Pencatatan Balita Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
11. |
Formulir
Pencatatan Bayi Muda umur kurang dari 2 bulan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
12. |
Formulir laporan kesehatan anak
balita |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
13. |
Formulir
Rekapitulasi Laporan Kesehatan
Anak Balita dan Prasekolah |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
14. |
Formulir
Rekapitulasi Laporan Kesehatan
Bayi |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
15. |
Register
Kohort Anak Balita |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
16. |
Register
Kohort Bayi |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
c. Imunisasi |
|||
1. |
Formulir
lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
2. |
Formulir
laporan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
Keterangan:
Bila ruang kesehatan Ibu dan KB terpisah dengan ruang
kesehatan anak dan imunisasi, maka bahan habis pakai, perlengkapan, meubelair,
pencatatan dan pelaporan harus tersedia di masing-masing ruangan, yang
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan dan berpedoman pada tabel diatas.
D. Ruang
Persalinan
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. SET OBSTETRI & GINEKOLOGI |
|
||
a. Alat Kesehatan |
|
||
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk dewasa |
1 buah |
1 buah |
2. |
Doppler |
1 buah |
1 buah |
3. |
Gunting
Benang |
3 buah |
3 buah |
4. |
Gunting
Episiotomi |
3 buah |
3 buah |
5. |
Gunting
pembalut/verband |
3 buah |
3 buah |
6. |
Klem Kasa
(Korentang) |
3 buah |
3 buah |
7. |
Klem
Kelly/Klem Kocher Lurus |
3 buah |
3 buah |
8. |
Klem
pean/Klem tali pusat |
3 buah |
3 buah |
9. |
Klem
pemecah selaput ketuban ½ Kocher |
1buah |
1 buah |
10. |
Needle
Holder Matheiu |
3 buah |
3 buah |
11. |
Palu reflex
|
1 buah |
1 buah |
12. |
Pinset
Jaringan (Sirurgis) |
2 buah |
2 buah |
13. |
Pinset
Jaringan Semken |
2 buah |
2 buah |
14. |
Pinset Kasa
(Anatomis) Pendek |
2 buah |
2 buah |
15. |
Pinset
anatomis panjang |
2 buah |
2 buah |
16. |
Spekulum
(Sims) Besar |
3 buah |
3 buah |
17. |
Spekulum
(Sims) Kecil |
3 buah |
3 buah |
18. |
Spekulum
(Sims) Medium |
3 buah |
3 buah |
19. |
Spekulum
Cocor Bebek Grave Besar |
3 buah |
3 buah |
20. |
Spekulum
Cocor Bebek Grave Kecil |
3 buah |
3 buah |
21. |
Spekulum
Cocor Bebek Grave Medium |
3 buah |
3 buah |
22. |
Standar
infus |
2 buah |
2 buah |
23. |
Stand Lamp untuk tindakan |
1 buah |
1 buah |
24. |
Stetoskop |
1 buah |
1 buah |
25. |
Tempat Klem
Kasa (Korentang) |
1 buah |
1 buah |
26. |
Tempat
Tidur manual untuk Persalinan |
2 set |
2 set |
27. |
Termometer |
1 buah |
1 buah |
28. |
Timbangan |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
1. |
Bak
instrumen tertutup besar (Obgin) |
2 buah |
2 buah |
2. |
Bak
instrumen tertutup kecil |
2 buah |
2 buah |
3. |
Bak instrumen tertutup Medium |
2 buah |
2 buah |
4. |
Mangkok
untuk larutan |
1 buah |
1 buah |
5. |
Toples
kapas dan kasa steril |
1 buah |
1 buah |
6. |
Waskom
cekung |
1 buah |
1 buah |
7. |
Waskom
tempat plasenta |
1 buah |
1 buah |
8. |
Waskom
tempat kain kotor |
1 buah |
1 buah |
|
|||
II. Set AKDR Pasca Plasenta ( <10
menit ) |
|||
a. Alat kesehatan |
|||
1. |
Bak
instrument tertutup yang dapat menyimpan seluruh alat pemasangan dan
pencabutan AKDR (disesuaikan dengan besarnya alat) |
1 buah |
1 buah |
2. |
Forcep
tenacullum Schroeder panjang 25-27 cm / 10” |
1 buah |
1 buah |
3. |
Gunting
operasi mayo lengkung panjang 17 cm / 6-7” |
1 buah |
1 buah |
4. |
Klem Long
Kelly/Klem Fenster bengkok panjang 32 cm (Kelly Placenta Sponge Forceps 13’) |
1 buah |
1 buah |
6. |
Pengait
pencabut AKDR panjang 32 cm (IUD Removal hook panjang) |
1 buah |
1 buah |
7. |
Sonde uterus Sims panjang 2-33 cm / 12,5-13” |
1buah |
1 buah |
8. |
Spekulum
vagina Sims ukuran medium |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan kesehatan lain
|
|||
1. |
Mangkok
antiseptik diameter 6-8 cm, atau ukuran 60-70 ml |
1 buah |
1 buah |
|
|||
III. SET BAYI BARU
LAHIR |
|||
a. Alat Kesehatan |
|||
1. |
Penghisap
Lendir DeLee (neonatus) |
2 buah |
2 buah |
2. |
Stetoskop
Duplex Neonatus |
1 buah |
1 buah |
3. |
Termometer
klinik (Digital) |
1 buah |
1buah |
4. |
Timbangan
bayi |
1 buah |
1buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|||
1 |
Pengukur
panjang bayi |
1 buah |
1 buah |
|
|||
IV. SET
KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL |
|||
a. Alat Kesehatan |
|||
1. |
Baby Suction Pump portable |
1 set |
1 set |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
2. |
Balon
sungkup dengan katup PEEP |
1 buah |
1 buah |
3. |
Doyeri
Probe Lengkung |
1 buah |
1 buah |
4. |
Skalpel No.
3 |
3 buah |
3 buah |
5. |
Skalpel No.
4 |
3 buah |
3 buah |
6. |
Gunting
iris lengkung |
1 buah |
1 buah |
7. |
Gunting
operasi lurus |
1 buah |
1 buah |
8. |
Infant T piece resuscitator dengan Katup PEEP** |
1 buah |
1 buah |
9. |
Infant T piece System** |
1 buah |
1 buah |
10. |
Klem
Fenster/Klem Ovum |
3 buah |
3 buah |
11. |
Klem Linen
Backhauss |
3 buah |
3 buah |
12. |
Laringoskop
Neonatus Bilah Lurus (3
ukuran) |
1 set |
1 set |
13. |
Masker
Oksigen + Kanula Hidung
Dewasa |
2 buah |
2 buah |
14. |
Meja Resusitasi dengan Pemanas (Infant Radiant Warmer) |
1 set |
1 set |
15. |
Needle
holder panjang |
1 buah |
1 buah |
16. |
Needle
holder pendek |
1 buah |
1 buah |
17. |
Klem/Penjepit
Porsio, 25 cm (Schroder) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
18. |
Pinset
anatomis panjang |
1 buah |
1 buah |
19. |
Pinset
Jaringan (Sirurgis) |
1 buah |
1 buah |
20. |
Pinset
Jaringan Semken |
1 buah |
1 buah |
21. |
Pinset Kasa
(Anatomis) Pendek |
1 buah |
1 buah |
22. |
Pulse
oximeter |
1 buah |
1 buah |
23. |
Resusitator
manual dan sungkup |
1 set |
1 set |
24. |
Retraktor
Finsen Tajam |
1 buah |
1 buah |
25. |
Set Akses Umbilikal Emergency ** |
1 Set |
1 Set |
|
a. Bak Instrumen |
1 buah |
1 buah |
|
b. Benang jahit silk 3,0 |
2 buah |
2 buah |
|
c. Duk Bolong |
1 buah |
1 buah |
|
d. Gagang Pisau |
1 buah |
1 buah |
|
e. Gunting |
1 buah |
1 buah |
|
f. Gunting kecil |
1 buah |
1 buah |
|
g. Jarum |
1 set |
1 set |
|
h. Kateter umbilikal |
3 buah |
3 buah |
|
i. Klem bengkok kecil |
3 buah |
3 buah |
|
j. Klem lurus |
1 buah |
1 buah |
|
k. Mangkuk kecil |
1 buah |
1 buah |
|
l. Needle Holder |
1 buah |
1 buah |
|
m. Pinset arteri |
1 buah |
1 buah |
|
n. Pinset chirurgis |
1 buah |
1 buah |
|
o. Pinset lurus |
1 buah |
1 buah |
|
p. Pisau bisturi No. 11 |
2 buah |
2 buah |
|
q. Pita pengukur |
1 buah |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
26. |
Stilet
untuk Pemasangan ETT |
1 buah |
1 buah |
27. |
Tampon tang
|
2 buah |
2 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|||
1. |
Bak
instrumen tertutup besar (Obgin) |
2 buah |
2 buah |
2. |
Bak
instrumen tertutup kecil |
2 buah |
2 buah |
3. |
Bak instrumen tertutup Medium |
2 buah |
2 buah |
|
|||
V. BAHAN HABIS PAKAI |
|||
1. |
AKDR |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Alkohol
Swab/ kapas alcohol |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Aquades pro
injeksi (25 ml) |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Benang
Chromic Catgut Nomor 1/0, 2/0
dan 3/0 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Cairan
handrubs |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
7. |
Desinfektan
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
8. |
Extention
tube |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
9. |
Gelang Bayi
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
10. |
Infus Set
Dewasa |
2 set |
2 set |
11. |
Infus Set
dengan Wing Needle untuk Anak dan
Bayi nomor 23 dan 25 |
2 set |
2 set |
12. |
Jarum Jahit
Tajam |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
13. |
Jarum Jahit
Tumpul |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
14. |
Kantong
Urin |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
15. |
Kapas |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
16. |
Kassa
steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
17. |
Kassa non
steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
18. |
Kateter
Folley dewasa |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
19. |
Kateter
Nelaton |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
20. |
Kateter
intravena 16 G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
21. |
Kateter
intravena 18 G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
22. |
Kateter
Intravena 20 G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
23. |
Kateter
Intravena 24 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
24. |
Kateter
Penghisap Lendir Dewasa 10 |
2 buah |
2 buah |
25. |
Kateter
Penghisap Lendir Dewasa 8 |
2 buah |
2 buah |
26. |
Laringeal
Mask Airway (LMA) (Supreme /
Unique) |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
27. |
Mata pisau
bisturi no 11 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
28. |
Masker |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
29. |
Nasal
pronge |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
30. |
Nasogastric
Tube Dewasa 5 |
2 buah |
2 buah |
31. |
Nasogastric
Tube Dewasa 8 |
2 buah |
2 buah |
32. |
Nasogastric
Tube (NGT) infant No.
3,5 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
33. |
Nasogastric
Tube (NGT) infant No. 5 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
34. |
Orogastric
Tube (OGT) No. 5 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
35. |
Pembalut |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
36. |
Pengikat
tali pusat/Penjepit tali pusat steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
37. |
Plester Non
Woven |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
38. |
Plester
Putih |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
39. |
Sabun Cair
untuk Cuci Tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
40. |
Sarung
Tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
41. |
Sarung Tangan Panjang (Manual Plasenta) |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
42. |
Sarung
Tangan Steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
43. |
Spuit/Disposable Syringe (steril) 1 ml |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
44. |
Spuit/Disposable Syringe (steril) 10 ml |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
45. |
Spuit/Disposable Syringe (steril) 3 ml |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
46. |
Spuit/Disposable Syringe (steril) 5 ml |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
47. |
Spuit/Disposable Syringe (steril) 50 ml |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
48. |
Spuit/Disposable Syringe (steril) 20 ml |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
49. |
Suction catheter no 6 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
50. |
Suction catheter no 8 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
51. |
Suction catheter no 10 |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
52. |
Sulfas atropine |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
53. |
Three-way Stopcock (steril) |
5 buah |
5 buah |
54. |
Under pad |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
|
|||
VI. PERLENGKAPAN |
|||
1. |
Apron |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Baju
kanguru / kain panjang untuk perawatan metode kanguru |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Kacamata / Goggle |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Kain
Bedong |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Kimono atau
Baju berkancing depan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Lemari Alat
|
1 buah |
1 buah |
7. |
Perlak |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
8. |
Lemari Obat
|
1 buah |
1 buah |
9. |
Emesis
basin/Nierbeken besar/Kidney bowl
manual surgical instrument |
2 buah |
2 buah |
10. |
Mangkok
Iodin |
1 buah |
1 buah |
11. |
Mangkok
untuk larutan |
1 buah |
1 buah |
12. |
Alat ukur
tinggi badan (statu meter mikrotois) |
1 buah |
1 buah |
13. |
Pisau
Pencukur |
1 buah |
1 buah |
14. |
Sepatu boot |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
15. |
Tabung
Oksigen |
1 buah |
1 buah |
16. |
Troli
Emergency |
1 buah |
1 buah |
17. |
Tromol
Kasa |
1 buah |
1 buah |
18. |
Bak dekontaminasi ukuran kecil |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
19. |
Meja
Instrumen |
2 buah |
2 buah |
20. |
Penutup
baki |
2 buah |
2 buah |
21. |
Pispot
sodok (stick pan ) |
2 buah |
2 buah |
22. |
Tempat
Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup |
2 buah |
2 buah |
|
|
||
VII. MEUBELAIR |
|
||
1. |
Kursi Kerja
|
3 buah |
3 buah |
2. |
Lemari
Arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
||
1. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Formulir
dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
3. |
Formulir
Laporan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
4. |
Formulir
Partograf |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
5. |
Formulir
Persalinan/nifas dan KB |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
6. |
Formulir
Rujukan (termasuk lembar rujukan balik) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
7. |
Formulir
Surat Kelahiran |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
8. |
Formulir
Surat Kematian |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
9. |
Formulir
Surat Keterangan Cuti Bersalin |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
Keterangan:
*) Pada
Puskesmas non rawat inap yang mampu memberikan pelayanan persalinan normal.
**) Alat yang memerlukan penambahan keterampilan
berupa On The Job Training
(OJT)/orientasi/pelatihan (pelatihan kegawatdaruratan maternal
neonatal/Tatalaksana Neonatus)
E. Ruang
Rawat Pasca Persalinan
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. |
SET
PERAWATAN PASCA PERSALINAN |
||
|
a. Alat Kesehatan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk dewasa |
1 buah |
1 buah |
2. |
Boks Bayi |
2 buah |
2 buah |
3. |
Standar
Infus |
2 buah |
2 buah |
4. |
Stetoskop |
1 buah |
1 buah |
5. |
Tabung
Oksigen dan Regulator |
2 buah |
2 buah |
6. |
Tempat
Tidur Manual Rawat Inap untuk
Dewasa |
2 set |
2 set |
7. |
Termometer
Anak |
1 buah |
1 buah |
8. |
Termometer
Dewasa |
1 buah |
1 buah |
9. |
Timbangan
Bayi |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|
||
1. |
ARI Timer |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
||
1. |
Infus Set
Dewasa |
2 set |
2 set |
2. |
Kantong
Urin |
2 buah |
2 buah |
3. |
Kasa Non
Steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Kasa Steril
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Kateter
Folley dewasa |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Kateter
intravena 16 G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
7. |
Kateter
intravena 18 G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
8. |
Kateter
Intravena 20 G |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
9. |
Kateter
Penghisap Lendir Dewasa 10 |
2 buah |
2 buah |
10. |
Kateter
Penghisap Lendir Dewasa 8 |
2 buah |
2 buah |
11. |
Sarung
Tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
12. |
Sarung
Tangan Steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
13. |
Disposable (steril) 20 cc |
5 buah |
5 buah |
14. |
Disposable Syringe (steril) 1 cc |
5 buah |
5 buah |
15. |
Disposable Syringe (steril) 10 cc |
5 buah |
5 buah |
16. |
Disposable Syringe (steril) 3 cc |
5 buah |
5 buah |
17. |
Disposable Syringe (steril) 5 cc |
5 buah |
5 buah |
|
|
||
III. PERLENGKAPAN |
|
||
1. |
Apron |
1 buah |
1 buah |
2. |
Bantal |
1 buah |
1 buah |
3. |
Baskom
Kecil |
1 buah |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap*
|
Puskesmas Rawat Inap |
||
4. |
Handuk
Pembungkus Neonatus |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Kacamata/goggle
|
1 buah |
1 buah |
6. |
Baju
perawatan Metode Kanguru sesuai ukuran neonates/kain panjang |
1 set |
1 set |
7. |
Kasur |
1 buah |
1 buah |
8. |
Kotak
Penyimpan Jarum Bekas |
1 buah |
1 buah |
9. |
Lemari Obat
|
1 buah |
1 buah |
10. |
Lemari Alat
|
1 buah |
1 buah |
11. |
Lemari
Kecil Pasien |
1 buah |
1 buah |
12. |
Penutup baki rak alat serbaguna |
1 buah |
1 buah |
13. |
Perlak |
2 buah |
2 buah |
14. |
Pispot |
1 buah |
1 buah |
15. |
Pompa
Payudara untuk ASI |
1 buah |
1 buah |
16. |
Sarung
Bantal |
2 buah |
2 buah |
17. |
Selimut
Bayi |
2 buah |
2 buah |
18. |
Selimut
Dewasa |
2 buah |
2 buah |
19. |
Seprei |
2 buah |
2 buah |
20. |
Set Tumbuh
Kembang Anak |
1 buah |
1 buah |
21. |
Sikat untuk
Membersihkan Peralatan |
1 buah |
1 buah |
22. |
Tempat
Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup |
2 buah |
2 buah |
23. |
Toples
Kapas/ Kasa Steril |
2 buah |
2 buah |
24. |
Tromol
Kasa/ Kain Steril |
2 buah |
2 buah |
25. |
Troli
emergency |
1 buah |
1 buah |
26. |
Waskom
Bengkok Kecil |
2 buah |
2 buah |
|
|
||
IV. MEUBELAIR |
|
||
1. |
Kursi Kerja
|
3 buah |
3 buah |
2. |
Lemari
Arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
||
1. |
Buku
Register Pelayanan |
1 buah |
1 buah |
2. |
Formulir
lain sesuai kebutuhan pelayanan |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
Keterangan:
*) Pada
Puskesmas non rawat inap yang mampu memberikan pelayanan persalinan normal.
F. Ruang
Pemeriksaan Khusus
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. |
SET
PEMERIKSAAN KHUSUS: |
|
|
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk anak dan dewasa |
1 buah |
1 buah |
2. |
Stetoskop
untuk dewasa |
1 buah |
1 buah |
3. |
Sudip lidah
logam |
3 buah |
3 buah |
4. |
Tempat
tidur periksa dan perlengkapannya |
1 buah |
1 buah |
5. |
Termometer |
1 buah |
1 buah |
6. |
Timbangan
berat badan dewasa |
1 buah |
1 buah |
|
|
|
|
II. |
BAHAN HABIS
PAKAI |
|
|
1. |
Alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Kapas |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Kasa non
steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Masker
wajah |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Sabun
tangan atau antiseptic |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Sarung
tangan steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
7. |
Sarung
tangan non steril |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
|
|
|
|
III. |
PERLENGKAPAN
|
|
|
1. |
Bantal |
1 buah |
1 buah |
2. |
Lampu
senter periksa/pen light |
1 buah |
1 buah |
3. |
Lemari alat
|
1 buah |
1 buah |
4. |
Sarung
bantal |
2 buah |
2 buah |
5. |
Sikat untuk
membersihkan peralatan |
1 buah |
1 buah |
6. |
Stop Watch |
1 buah |
1 buah |
7. |
Tempat
sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup |
2 buah |
2 buah |
|
|
|
|
IV. |
MEUBELAIR |
|
|
1. |
Kursi |
2 buah |
2 buah |
2. |
Lemari/rak
untuk arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja |
1 buah |
1 buah |
|
|
|
|
V. |
PENCATATAN
DAN PELAPORAN |
|
|
1. |
Buku
register pelayanan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
2. |
Formulir
dan surat keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
G. Ruang
Kesehatan Gigi dan Mulut
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. SET KESEHATAN GIGI DAN MULUT |
|||
1. |
Alat suntik
intra ligamen |
1 buah |
1 buah |
2. |
Atraumatic
Restorative Treatment (ART) |
1 buah |
1 buah |
|
a) Enamel Access Cutter |
1 buah |
1 buah |
|
b) Eksavator Berbentuk Sendok
Ukuran Kecil (Spoon Excavator Small) |
1 buah |
1 buah |
|
c) Eksavator Berbentuk Sendok
Ukuran Sedang (Spoon Excavator Medium) |
1 buah |
1 buah |
|
d) Eksavator Berbentuk Sendok
Ukuran Besar (Spoon Excavator Large) |
1 buah |
1 buah |
|
e) Double Ended Applier and Carver |
1 buah |
1 buah |
|
f) Hatchet |
1 buah |
1 buah |
|
g) Spatula Plastik |
1 buah |
1 buah |
3. |
Bein Lurus
Besar |
1 buah |
1 buah |
4. |
Bein Lurus
Kecil |
1 buah |
1 buah |
5. |
Handpiece Contra Angle |
1 buah |
1 buah |
6. |
Mata bor (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet Hand Piece (Kecepatan Tinggi)
(round, inverted, fissure, wheel) |
1set |
1set |
7. |
Mata bor
Kontra Angle Hand Piece Conventional (Kecepatan Rendah) (round, inverted, fissure, wheel) |
1set |
1 set |
8. |
Handpiece Straight |
1 buah |
1 buah |
9. |
Ekskavator Berujung Dua (Besar) |
5 buah |
5 buah |
10. |
Ekskavator Berujung Dua (Kecil) |
5 buah |
5 buah |
11. |
Gunting
Operasi Gusi (Wagner) 12 cm |
1 buah |
1 buah |
12. |
Kaca Mulut
Datar No.3 Tanpa Tangkai |
5 buah |
5 buah |
13. |
Kaca Mulut
Datar No.4 Tanpa Tangkai |
5 buah |
5 buah |
14. |
Klem/Pemegang
Jarum Jahit (Mathieu
Standar) |
1 buah |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
15. |
Jarum
exterpasi |
1 set |
1 set |
16. |
Jarum
K-File (15-40) |
1 set |
1 set |
17. |
Jarum
K-File (45-80) |
1 set |
1 set |
18. |
Light
Curing |
1 buah |
1 buah |
19. |
Pemegang
Matriks (Matrix Holder) |
1 buah |
1 buah |
20. |
Penahan
Lidah |
1 buah |
1 buah |
21. |
Pengungkit
Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Distal) |
1 buah |
1 buah |
22. |
Pengungkit
Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Mesial) |
1 buah |
1 buah |
23. |
Penumpat
Plastis |
1 buah |
1 buah |
24. |
Periodontal
Probe |
1 buah |
1 buah |
25. |
Penumpat
semen berujung dua |
1 buah |
1 buah |
26. |
Pinset Gigi
|
5 buah |
5 buah |
27. |
Polishing Bur |
1 set |
1 set |
28. |
Set Kursi
Gigi Elektrik yang terdiri atas: a. Kursi Gigi b. Cuspidor Unit
c. Meja instrument d. Foot Controller untuk Hand Piece e. Kompresor Oilles 1 PK |
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah |
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah |
29. |
Skeler
Standar, Bentuk Cangkul Kiri (Tipe Chisel/ Mesial) |
1 buah |
1 buah |
30. |
Skeler
Standar, Bentuk Cangkul Kanan (Type Chisel/ Mesial) |
1 buah |
1 buah |
31. |
Skeler
Standar, Bentuk Tombak (Type Hook) |
1 buah |
1 buah |
32. |
Skeler
Standar, Black Kiri dan Kanan (Type Chisel/ Mesial) |
1 buah |
1 buah |
33. |
Skeler
Standar, Black Kiri dan Kiri (Type Chisel/ Mesial) |
1 buah |
1 buah |
34. |
Skeler
Ultrasonik |
1 buah |
1 buah |
35. |
Sonde
Lengkung |
5 Buah |
5 Buah |
36. |
Sonde Lurus
|
5 Buah |
5 Buah |
37. |
Spatula
Pengaduk Semen |
1 buah |
1 buah |
38. |
Spatula
Pengaduk Semen Ionomer |
1 buah |
1 buah |
39. |
Set Tang
Pencabutan Dewasa |
|
|
|
a) Tang gigi anterior rahang atas dewasa |
1 buah |
1 buah |
|
b) Tang gigi premolar rahang atas |
1 buah |
1 buah |
|
c) Tang gigi molar kanan rahang atas |
1 buah |
1 buah |
|
d) Tang gigi molar kiri rahang atas |
1 buah |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
|
e) Tang molar 3 rahang atas |
1 buah |
1 buah |
|
f) Tang sisa akar gigi anterior rahang atas |
1 buah |
1 buah |
|
g) Tang sisa akar gigi posterior rahang atas |
1 buah |
1 buah |
|
h) Tang gigi anterior dan premolar rahang bawah |
1 buah |
1 buah |
|
i) Tang gigi molar rahang bawah kanan/ kiri |
1 buah |
1 buah |
|
j) Tang gigi molar 3 rahang bawah |
1 buah |
1 buah |
|
k) Tang sisa akar rahang bawah |
1 buah |
1 buah |
40. |
Set Tang
pencabutan gigi anak |
|
|
|
a) Tang gigi anterior rahang atas |
1 buah |
1 buah |
|
b) Tang molar rahang atas
|
1 buah |
1 buah |
|
c) Tang molar susu rahang atas |
1 buah |
1 buah |
|
d) Tang sisa akar rahang atas
|
1 buah |
1 buah |
|
e) Tang gigi anterior rahang bawah |
1 buah |
1 buah |
|
f) Tang molar rahang bawah
|
1 buah |
1 buah |
|
g) Tang sisa akar rahang bawah |
1 buah |
1 buah |
41. |
Skalpel,
Mata Pisau Bedah (Besar) |
1 buah |
1 buah |
42. |
Skalpel,
Mata Pisau Bedah (Kecil) |
1 buah |
1 buah |
43. |
Skalpel,
Tangkai Pisau Operasi |
1 buah |
1 buah |
44. |
Tangkai
kaca mulut |
5 buah |
5 buah |
|
|||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|||
1. |
Betadine
Solution atau Desinfektan
lainnya |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Sabun
tangan atau antiseptic |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Kasa |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Benang Silk
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Chromik
Catgut |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Jarum
suntik intra ligamen |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
7. |
Alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
8. |
Kapas |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
9. |
Masker |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
|
|||
III. PERLENGKAPAN |
|||
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
1. |
Baki Logam
Tempat Alat Steril Bertutup |
1 buah |
1 buah |
2. |
Korentang,
Penjepit Sponge (Foerster) |
1 buah |
1 buah |
3. |
Lampu
Spiritus Isi 120 cc |
1 buah |
1 buah |
4. |
Lemari
peralatan |
1 buah |
1 buah |
5. |
Lempeng
Kaca Pengaduk Semen |
1 buah |
1 buah |
6. |
Needle
Destroyer |
1 buah |
1 buah |
7. |
Silinder
Korentang Steril |
1 buah |
1 buah |
8. |
Sterilisator
kering |
1 buah |
1 buah |
9. |
Tempat
Alkohol (Dappen Glas) |
1 buah |
1 buah |
10. |
Toples
Kapas Logam dengan Pegas dan
Tutup (50 x 70 mm) |
1 buah |
1 buah |
11. |
Toples
Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) |
1 buah |
1 buah |
12. |
Waskom
Bengkok (Neirbeken) |
1 buah |
1 buah |
13. |
Pelindung
Jari |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
IV. MEUBELAIR |
|
||
1. |
Kursi Kerja
|
3 buah |
3 buah |
2. |
Lemari
arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
||
1. |
Buku
register pelayanan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Formulir
rujukan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Surat
Keterangan Sakit |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Formulir
dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
H. Ruang
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. PERALATAN |
|||
1. |
Alat Peraga
Cara Menyusui yang Benar (Boneka dan fantom payudara) |
1 paket |
1 paket |
2. |
Alat
Permainan Edukatif (APE) |
1 paket |
1 paket |
3. |
Bagan
HEEADSSS |
1 buah |
1 buah |
4. |
Biblioterapi
|
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
5. |
Boneka Bayi
|
1 buah |
1 buah |
6. |
Boneka
Kespro |
1 set |
1 set |
7. |
Buku Materi
KIE Kader Kesehatan
Remaja |
1 buah |
1 buah |
8. |
Buku
Pedoman MTPKR |
1 buah |
1 buah |
9. |
Buku
Penuntun/Pedoman Konseling
Gizi |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
10. |
Fantom Gigi
Anak |
2 buah |
2 buah |
11. |
Fantom Gigi
Dewasa |
2 buah |
2 buah |
12. |
Fantom Mata
Ukuran Asli |
1 buah |
1 buah |
13. |
Fantom Mata
Ukuran Besar (Fiberglass)
|
1 buah |
1 buah |
14. |
Fantom
Panggul Wanita |
1 buah |
1 buah |
15. |
Fantom
Panggul Pria |
1 buah |
1 buah |
16. |
Flip Chart dan Stand |
1 buah |
1 buah |
17. |
Food Model |
1 paket |
1 paket |
18. |
Gambar
Anatomi Gigi |
1 lembar |
1 lembar |
19. |
Gambar
Anatomi Mata |
1 lembar |
1 lembar |
20. |
Gambar
Anatomi Mata 60 x 90 |
1 lembar |
1 lembar |
21. |
Gambar
Panggul Laki-Laki dan Perempuan |
1 set |
1 set |
22. |
Skinfold Caliper |
1 buah |
1 buah |
23. |
Model Isi
Piringku |
2 buah |
2 buah |
24. |
Pengukur
Tinggi Badan |
1 buah |
1 buah |
25. |
Permainan
Ular Tangga Kesehatan
Usia Sekolah dan Remaja |
1 set |
1 set |
26. |
Timbangan
Berat Badan Digital dengan Ketelitian 100 gram |
1 buah |
1 buah |
27. |
Ular tangga
sanitasi |
1 unit |
1 unit |
|
|||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|||
1. |
Cairan
Desinfektan Tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Cairan
Desinfektan Ruangan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
|
|||
III. PERLENGKAPAN |
|||
1. |
Buletin
Board/ Papan
Informasi |
1 buah |
1 buah |
2. |
Celemek
kespro perempuan dan laki-laki |
2 buah |
2 buah |
3. |
Kabel
Tambahan, @ 20 m |
1 unit |
1 unit |
4. |
Kamera
Foto/ Handy Cam |
1 unit |
1 unit |
5. |
Komputer
dan Printer |
1 unit |
1 unit |
6. |
Laptop |
1 unit |
1 unit |
7. |
Lemari alat
|
1 buah |
1 buah |
8. |
Media
Audiovisual |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
9. |
Media
Cetak: berupa poster, lembar balik, leaflet, banner, dan brosur (sesuai
dengan kebutuhan program) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
10. |
Megaphone/ Public Address System |
1 buah |
1 buah |
11. |
Papan Tulis
Putih |
1 buah |
1 buah |
12. |
Portable
Generator |
1 unit |
1 unit |
13. |
Proyektor/ LCD Proyektor |
1 unit |
1 unit |
14. |
Screen/ Layar
ukuran 1 x 1,5 m |
1 buah |
1 buah |
15. |
Tempat
Sampah Tertutup |
2 buah |
2 buah |
|
|
||
IV. MEUBELAIR |
|
||
1. |
Kursi kerja
|
2 buah |
2 buah |
2. |
Lemari
Arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Lemari
Alat-Alat Audiovisual |
1 buah |
1 buah |
4. |
Meja tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
||
1. |
Buku
register pelayanan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Formulir,
Kartu dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
I.
Ruang ASI
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. SET ASI |
|
||
a. Alat Kesehatan |
|
||
1. |
Breast pump |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|
||
1. |
Sterilisator
botol |
1 buah |
1 buah |
2. |
Lemari
pendingin |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
||
1. |
Cairan
Desinfektan Tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Cairan
Desinfektan Ruangan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
|
|
||
III. PERLENGKAPAN |
|
||
1. |
Tempat
Sampah Tertutup |
2 buah |
2 buah |
2. |
Waskom |
1 buah |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
|
|
|
|
IV. |
MEUBELAIR |
|
|
1. |
Kursi |
3 buah |
3 buah |
2. |
Meja untuk
ganti popok bayi |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja
perlengkapan |
1 buah |
1 buah |
J. Ruang
Laboratorium
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. SET LABORATORIUM |
|
||
a. Alat Kesehatan |
|
||
1. |
Alat Tes
Cepat Molekuler* |
1 buah |
1 buah |
2. |
Blood Cell Counter |
1 buah |
1 buah |
3. |
Fotometer |
1 buah |
1 buah |
4. |
Hematology
Analizer (HA) |
1 set |
1 set |
5. |
Hemositometer
Set/ Alat Hitung
Manual |
1 set |
1 set |
6. |
Lemari
Es/Kulkas (penyimpan reagen dan obat) |
1 buah |
1 buah |
7. |
Mikroskop
Binokuler |
1 buah |
1 buah |
8. |
Pembendung/Torniket
|
1 buah |
1 buah |
9. |
Pipet Mikro
5-50, 100-200, 500-1000
ul |
1 buah |
1 buah |
10. |
Rotator
Plate |
1 buah |
1 buah |
11. |
Sentrifuse
Listrik |
1 buah |
1 buah |
12. |
Sentrifuse
Mikrohematokrit |
1 buah |
1 buah |
13. |
Tabung
Sentrifus Tanpa Skala |
6 buah |
6 buah |
14. |
Tally
counter |
1 buah |
1 buah |
15. |
Westergren
Set (Tabung Laju Endap
Darah) |
3 buah |
3 buah |
16. |
Urin
analizer |
1 buah |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|
||
1. |
Batang
Pengaduk |
3 buah |
3 buah |
2. |
Beker,
Gelas |
3 buah |
3 buah |
3. |
Botol
Pencuci |
1 buah |
1 buah |
4. |
Corong Kaca
(5 cm) |
3 buah |
3 buah |
5. |
Erlenmeyer,
Gelas |
2 buah |
2 buah |
6. |
Gelas
Pengukur (100 ml) |
1 buah |
1 buah |
7. |
Gelas
Pengukur (500 ml) |
1 buah |
1 buah |
8. |
Pipet
Berskala (Vol 1 cc) |
3 buah |
3 buah |
9. |
Pipet
Berskala (Vol 10 cc) |
3 buah |
3 buah |
10. |
Rak
Pengering (untuk kertas saring SHK) |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
11. |
Tabung
Reaksi (12 mm) |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
12. |
Tabung
Reaksi dengan tutup karet gabus |
12 buah |
12 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
14. |
Termometer
0 – 50° Celcius |
1 buah |
1 buah |
15. |
Wadah
Aquades |
1 buah |
1 buah |
|
|||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|||
1. |
Blood
Lancet dengan Autoklik |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Kawat Asbes
|
1 |
1 |
3. |
Kertas
Lakmus |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Kertas
Saring |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
5. |
Kaca Objek |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
6. |
Kaca
Penutup (Dek Glass) |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
7. |
Kaca
Sediaan Frosted End untuk
pemeriksaan TB |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
8. |
Kertas
Golongan Darah |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
9. |
Penghisap
Karet (Aspirator) |
3 buah |
3 buah |
10. |
Pot
Spesimen Dahak Mulut Lebar, (steril, anti pecah dan anti bocor) |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
11. |
Pot
Spesimen Urine (Mulut Lebar) |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
12. |
RDT Malaria
|
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
13. |
Reagen
pemeriksaan kimia klinik |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
14. |
Reagen
Ziehl Nielsen untuk pemeriksaan TB (Carbol Fuchsin 1%,
Asam Alkohol 3%, Methilen
Blue 0.1%) |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
15. |
Reagen untuk Pemeriksaan IMS |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
16. |
Reagen untuk Pemeriksaan HIV |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
17. |
Reagen
untuk Pemeriksaan Hepatitis
B |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
18. |
Scalpel |
1 buah |
1 buah |
19. |
Tip Pipet
(Kuning dan Biru) |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
20. |
Tabung
Kapiler Mikrohematokrit
|
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
|
|||
III. PERLENGKAPAN |
|||
1. |
Kaki Tiga |
1 buah |
1 buah |
2. |
Kotak
Sediaan Slide |
2 buah |
2 buah |
3. |
Lampu
Spiritus |
1 buah |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
4. |
Penjepit
Tabung dari Kayu |
2 buah |
2 buah |
5. |
Pensil Kaca
|
1 buah |
1 buah |
6. |
Pemanas/Penangas
dengan Air |
1 buah |
1 buah |
7. |
Wadah untuk
limbah benda tajam (Jarum atau Pisau Bekas) |
1 buah |
1 buah |
8. |
Tempat
sampah tertutup dilengkapi dengan injakan pembuka tutup |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
9. |
Rak
Pengering |
2 buah |
2 buah |
10. |
Rak Pewarna
Kaca Preparat |
2 buah |
2 buah |
11. |
Rak Tabung
Reaksi |
1 buah |
1 buah |
12. |
Stopwatch |
1 buah |
1 buah |
13. |
Ose/
Sengkelit |
3 buah |
3 buah |
14. |
Sikat
Tabung Reaksi |
1 buah |
1 buah |
15. |
Timer |
1 buah |
1 buah |
|
|
|
|
IV. |
MEUBELAIR |
|
|
1. |
Kursi Kerja
|
2 buah |
2 buah |
2. |
Lemari
Peralatan |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
|
|
V. |
PENCATATAN
DAN PELAPORAN |
|
|
1. |
Buku
register pelayanan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
2. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Formulir
dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
Keterangan:
*) Pada Puskesmas tertentu yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
K. Ruang
Farmasi
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. SET FARMASI |
|
||
1. |
Analitical Balance (Timbangan Mikro) |
1 buah |
1 buah |
2. |
Batang
Pengaduk |
1 buah |
1 buah |
3. |
Corong |
1 buah |
1 buah |
4. |
Cawan
Penguap Porselen (d.5-15 cm) |
1 buah |
1 buah |
5. |
Gelas
Pengukur 10mL, 100mL dan 250mL |
1 buah |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
6. |
Gelas Piala
100mL, 500mL dan 1L |
1 buah |
1 buah |
7. |
Higrometer |
1 buah |
1 buah |
8. |
Mortir (d.
5-10cm dan d.10- 15cm) +
stamper |
1 buah |
1 buah |
9. |
Pipet
Berskala |
1 buah |
1 buah |
10. |
Spatel
logam |
1 buah |
1 buah |
11. |
Shaker |
1 buah |
1 buah |
12. |
Termometer
skala 100 |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
||
1. |
Etiket |
1 buah |
1 buah |
2. |
Kertas
Perkamen |
1 buah |
1 buah |
3. |
Wadah
Pengemas dan Pembungkus
untuk Penyerahan Obat |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
III. PERLENGKAPAN |
|
||
1. |
Alat
Pemanas yang Sesuai |
1 buah |
1 buah |
2. |
Botol Obat
dan Labelnya |
1 buah |
1 buah |
3. |
Lemari
pendingin |
1 buah |
1 buah |
4. |
Lemari dan
Rak untuk Menyimpan
Obat |
1 buah |
1 buah |
5. |
Lemari untuk Penyimpanan Narkotika,
Psikotropika dan Bahan Obat
Berbahaya Lainnya |
1 buah |
1 buah |
6. |
Rak tempat
pengeringan alat |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
IV. MEUBELAIR |
|
||
1. |
Kursi Kerja
|
2 buah |
2 buah |
2. |
Lemari
arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
||
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
||
1. |
Blanko
LPLPO |
1 buah |
1 buah |
2. |
Blanko
Kartu Stok Obat |
1 buah |
1 buah |
3. |
Blanko Copy
resep |
1 buah |
1 buah |
4. |
Buku
Penerimaan |
1 buah |
1 buah |
5. |
Buku
Pengiriman |
1 buah |
1 buah |
6. |
Buku
Pengeluaran Obat Bebas, Bebas
Terbatas dan Keras |
1 buah |
1 buah |
7. |
Buku
Pencatatan Narkotika dan Psikotropika
|
1 buah |
1 buah |
8. |
Form
Laporan Narkotika dan Psikotropika
|
1 buah |
1 buah |
9. |
Formulir
dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
L. Ruang
Rawat Inap
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL |
I. SET RAWAT INAP |
||
a. Alat Kesehatan |
||
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk anak dan dewasa |
2 buah |
2. |
Boks Bayi |
1 buah |
3. |
Brankar |
1 buah |
4. |
Gunting bedah jaringan lengkung ujung tajam (Metzenbaum)
(18 Cm) |
3 buah |
5. |
Gunting
bedah jaringan standar lengkung (Metzenbaum)
(18 Cm) |
3 buah |
6. |
Gunting
bedah jaringan lurus ujung tajam (Metzenbaum)
(18 Cm) |
3 buah |
7. |
Gunting
bedah jaringan lurus tumpul (Metzenbaum)
(18 Cm) |
3 buah |
8. |
Gunting
Mayo Lurus/Lengkung |
3 buah |
9. |
Gunting
Benang Angkat Jahitan |
3 buah |
10. |
Kanula
Hidung |
3 buah |
11. |
Kateter,
Selang Penghisap Lendir Bayi |
3 buah |
12. |
Kauter |
3 buah |
13. |
Klem
Agrave, 14 Mm (Isi 100) |
3 buah |
14. |
Klem
Arteri, 12 Cm, Lengkung Dengan Gigi 1 X 2 (Halstquito) |
3 buah |
15. |
Klem
Arteri, 12 Cm, Lurus Dengan Gigi 1 X 2 (Halstead-Mosquito) |
3 buah |
16. |
Klem/Pemegang
Jarum Jahit Dengan Kunci (Baraquer) |
3 buah |
17. |
Klem/Pemegang
Jarum Jahit (Mathieu Standar) |
3 buah |
18. |
Klem/Pemegang
Silet (Barraquer) |
3 buah |
19. |
Klem/Penjepit
Kain (Kocher-Backhaus)/Duk Klem |
3 buah |
20. |
Klep
Pengatur Oksigen Dengan Humidifer |
3 buah |
21. |
Korentang,
Lengkung, Penjepit Alat Steril, 23 Cm
(Cheattle) |
3 buah |
22. |
Korentang,
Penjepit Sponge (Foerster) |
3 buah |
23. |
Lampu
Periksa |
1 buah |
24. |
Nebulizer |
1 buah |
25. |
Pinset
Anatomis, 14,5 Cm |
2 buah |
26. |
Pinset
Anatomis, 18 Cm |
2 buah |
27. |
Pinset
Anatomis (Untuk Specimen) |
2 buah |
28. |
Pinset
Bedah, 14,5 Cm |
2 buah |
29. |
Pinset Bedah, 18 Cm |
2 buah |
30. |
Resusitator
manual dan sungkup dewasa |
1 buah |
31. |
Resusitator
manual dan sungkup infant |
1 buah |
32. |
Selang
Oksigen |
3 buah |
33. |
Skalpel,
Tangkai Pisau Operasi |
2 buah |
34. |
Spalk |
1 buah |
35. |
Standar
Infus |
sesuai
jumlah tempat
tidur |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL |
36. |
Stetoskop
neonatus |
1 buah |
37. |
Stetoskop
Anak |
1 buah |
38. |
Stetoskop
Dewasa |
1 buah |
39. |
Suction
Pump |
1 buah |
40. |
Sonde
Dengan Mata 14,5 Cm |
1 buah |
41. |
Sonde
Pengukur Dalam Luka |
1 buah |
42. |
Tabung
Oksigen 6 Meterkubik Dan Regulator |
1 buah |
43. |
Tabung
Oksigen 1 Meterkubik Dan Regulator |
1 buah |
44. |
Tabung/
Sungkup Untuk Resusitasi |
2 buah |
45. |
Termometer
neonatus |
1 buah |
46. |
Termometer
Dewasa |
1 buah |
47. |
Tempat
Tidur Pasien |
4 s.d 8
buah |
48. |
Tempat
Tidur Pasien Untuk Anak |
2 buah |
49. |
Torniket
Karet/ pembendung |
1 buah |
50. |
Tromol
Kasa/ Kain Steril (125 X 120 Mm) |
1 buah |
51. |
Tromol
Kasa/ Kain Steril (150 X 150 Mm) |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
||
1. |
Ari Sound
Timer |
1 buah |
2. |
Baki
Instrumen Bertutup |
1 buah |
3. |
Bak
Instrumen Bertutup 30 X 30 Cm |
1 buah |
4. |
Kaca
Pembesar |
2 buah |
5. |
Lampu
Senter |
1 buah |
6. |
Meja
Instrumen, Mayo Berstandar |
1 buah |
7. |
Meja
Instrumen/ Alat |
1 buah |
8. |
Standar
Waskom, Tunggal |
1 buah |
9. |
Standar
Waskom, Ganda |
1 buah |
10. |
Waskom
Bengkok / Nierbeken |
1 buah |
11. |
Waskom
Cekung |
3 buah |
|
||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
||
1. |
Bisturi No
10 |
Sesuai
kebutuhan |
2. |
Cairan
Antiseptik/ Antimikroba Klorheksidin Glukonat
2-4%, Alkohol 60-90%) |
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Benang Cat
Gut (15 Cm) / Rol / Kaset |
1 roll |
4. |
Disposable
Syringe, 1 Cc |
1 box |
5. |
Disposable
Syringe, 3 Cc |
1 box |
6. |
Disposable
Syringe, 5 Cc |
1 box |
7. |
Disposable
Syringe, 10 Cc |
1 box |
8. |
Jarum
Jahit, Lengkung, 1/2 Lingkaran, Penampang
Bulat |
1 box |
9. |
Jarum
Jahit, Lengkung, 1/2 Lingkaran, Penampang
Segitiga |
1 box |
10. |
Jarum
Jahit, Lengkung, 3/8 Lingkaran, Penampang
Bulat |
1 box |
11. |
Wing Needle
|
3 buah |
12. |
Jarum
Jahit, Lengkung, 3/8 Lingkaran, Penampang
Segitiga |
1 box |
13. |
Kasa Non
Steril |
1 box |
14. |
Kasa Steril
|
1 box |
15. |
Kapas |
1 box |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL |
16. |
Masker |
1 box |
17. |
Plester |
1 box |
18. |
Sarung
Tangan, Nomor 6 ½ Steril dan Non Steril |
1 box |
19. |
Sarung Tangan, Nomor 7 Steril Dan Non Steril |
1 box |
|
|
|
III. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Bantal |
Sesuai
Jumlah Tempat
Tidur |
2. |
Dorongan
Untuk Tabung Oksigen |
2 buah |
3. |
Duk Biasa,
Besar (274 X 183 Cm) |
3 buah |
4. |
Duk Biasa,
Kecil (91 X 114 Cm) |
3 buah |
5. |
Duk Biasa,
Sedang (91 X 98 Cm) |
3 buah |
6. |
Duk Bolong,
Besar (274 X 183 Cm) Letak Lubang di
Tengah (23 X 10) |
3 buah |
7. |
Duk Bolong,
Kecil |
3 buah |
8. |
Duk Bolong,
Sedang |
3 buah |
9. |
Handuk Bayi
|
3 buah |
10. |
Handuk
Kecil (60 X 40 Cm) |
3 buah |
11. |
Kain
Penutup Meja Mayo |
3 buah |
12. |
Kasur |
Sesuai
Jumlah Tempat
Tidur |
13. |
Kursi Roda |
1 buah |
14. |
Lap Untuk
Mandi Pasien |
10 buah |
15. |
Pispot Anak
|
1 buah |
16. |
Pispot
Dewasa |
2 buah |
17. |
Pispot
Fraktur/ Immobilisasi |
2 buah |
18. |
Pispot
Pria/ Urinal |
1 buah |
19. |
Perlak,
Tebal Lunak (200 X 90 Cm) |
10 buah |
20. |
Sarung
Bantal |
20 buah |
21. |
Selimut |
20 buah |
22. |
Selimut
Bayi |
15 buah |
23. |
Sikat
Tangan |
5 buah |
24. |
Sprei |
20 buah |
25. |
Sprei
Kecil/ Steek Laken |
15 buah |
|
|
|
IV. MEUBELAIR |
|
|
1. |
Kursi |
12 buah |
2. |
Lemari
Kecil untuk perlengkapan pasien |
Sesuai
Jumlah Tempat
Tidur |
3. |
Lemari
Peralatan |
1 buah |
4. |
Penyekat
Ruangan |
7 buah |
|
|
|
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
|
1. |
Formulir
Rujukan |
Sesuai
Kebutuhan |
2. |
Formulir
Lain Sesuai Kebutuhan |
Sesuai
Kebutuhan |
3. |
Informed Consent |
Sesuai
Kebutuhan |
4. |
Kertas
Resep |
Sesuai
Kebutuhan |
5. |
Register
Pasien Rawat Inap |
Sesuai
Kebutuhan |
6. |
Surat
Keterangan Sakit |
Sesuai
Kebutuhan |
M. Ruang
Sterilisasi
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. |
SET
STERILISASI |
|
|
1. |
Autoklaf/
Sterilisator uap bertekanan tinggi (Autoclave) |
1 buah |
1 buah |
2. |
Korentang,
Lengkung, Penjepit Alat
Steril, 23 Cm (Cheattle) |
3 buah |
3 buah |
|
|
|
|
II. |
BAHAN HABIS
PAKAI |
|
|
1. |
Masker |
1 Box |
1 Box |
2. |
Larutan
Klorin 0,5% |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
3. |
Sarung
Tangan Rumah Tangga Dari Lateks
|
5 Pasang |
5 Pasang |
|
|
|
|
III. |
PERLENGKAPAN
|
|
|
1. |
Apron/
Celemek Karet |
3 buah |
3 buah |
2. |
Duk
Pembungkus Alat |
20 buah |
20 buah |
3. |
Ember
Plastik Untuk Merendam Alat |
3 buah |
3 buah |
4. |
Lemari Alat
Untuk Alat Yang Sudah
Steril |
1 buah |
1 buah |
5. |
Sikat
Pembersih Alat |
5 Buah |
5 Buah |
6. |
Tempat Sampah Tertutup Dengan Injakan |
2 buah |
2 buah |
|
|
|
|
IV. |
MEUBELAIR |
|
|
1. |
Kursi Kerja
|
2 buah |
2 buah |
2. |
Lemari
arsip |
1 buah |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
1 buah |
|
|
|
|
V. |
PENCATATAN
DAN PELAPORAN |
|
|
1. |
Formulir
dan Surat Keterangan sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
N. Ruang
Penyelenggaraan Makanan (Dapur/Pantry)
(peralatan ini bisa disediakan di Puskesmas
yang melakukan pengelolaan makanan sendiri dan tersedia sumber daya manusia
yang berkompeten)
NO |
NAMA ALAT |
JUMLAH |
SATUAN |
1. |
Lemari
penyimpan makanan |
1 |
Buah |
2. |
Rak piring,
Tertutup, kaca dof, 4 pintu (2 sekat) |
1 |
Buah |
NO |
NAMA ALAT |
JUMLAH |
SATUAN |
3. |
Kompor gas, teflon 2 sumbu, selang gas dan tutup
pengaman |
1 |
Buah |
4. |
Tabung gas
tanpa isi |
1 |
Buah |
5. |
Dandang/
risopan |
1 |
Buah |
6. |
Panci
ukuran sedang |
1 |
Buah |
7. |
Panci
ukuran besar |
1 |
Buah |
8. |
Wajan
ukuran sedang |
1 |
Buah |
9. |
Wajan
ukuran besar |
1 |
Buah |
10. |
Termos air
panas |
2 |
Buah |
11. |
Gelas ukur |
2 |
Buah |
12. |
Mangkuk
sayur |
2 |
Lusin |
13. |
Piring
makan |
2 |
Lusin |
14. |
Gelas minum
|
2 |
Lusin |
15. |
Baskom |
3 |
Buah |
16. |
Sendok
makan |
2 |
Lusin |
17. |
Garpu makan
|
2 |
Lusin |
18. |
Sendok
kecil |
2 |
Lusin |
19. |
Teko air
minum |
2 |
Buah |
20. |
Tempat air
minum |
1 |
Buah |
21. |
Sendok
sayur |
2 |
Buah |
22. |
Sodet |
2 |
Buah |
23. |
Timbangan
kue |
3 |
Buah |
24. |
Parutan |
1 |
buah |
25. |
Pisau dapur
|
3 |
Buah |
26. |
Talenan |
2 |
Buah |
27. |
Tutup dan
tatakan gelas |
2 |
Lusin |
28. |
Saringan
santan/ kelapa |
2 |
Buah |
29. |
Saringan
the |
4 |
Buah |
30. |
Piring
kecil datar |
3 |
Lusin |
31. |
Piring kue
cekung |
2 |
Lusin |
32. |
Ember |
2 |
buah |
33. |
Serbet
makan |
12 |
buah |
34. |
Cobek dan
ulekannnya |
2 |
buah |
35. |
Bak cuci
piring 2 lubang |
1 |
buah |
36. |
Serok |
2 |
buah |
37. |
Baki/
nampan |
2 |
buah |
38. |
Tempat
sampah 15 liter + tutup |
2 |
buah |
39. |
Loyang
aluminium |
2 |
buah |
NO |
NAMA ALAT |
JUMLAH |
SATUAN |
40. |
Baskom
diameter 20 cm |
1 |
buah |
41. |
Baskom
diameter 35 cm |
1 |
buah |
42. |
Baskom
diameter 50 cm |
1 |
buah |
Bila listrik memungkinkan dapat ditambah penyediaan
peralatan sebagai berikut: |
|||
43. |
Lemari
Pendingin |
1 |
buah |
44. |
Blender |
1 |
buah |
45. |
Rice
cooker |
1 |
buah |
46. |
Oven |
1 |
buah |
47. |
Mixer
dengan dudukan |
1 |
buah |
48. |
Bakaran
roti |
1 |
buah |
O. Alat
Tambahan untuk Dokter Layanan Primer/ Puskesmas Sebagai
Wahana Pendidikan Dokter Layanan
Primer
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
Puskesmas
Non Rawat Inap |
Puskesmas Rawat Inap |
||
I. SET ALAT TAMBAHAN UNTUK DOKTER
LAYANAN PRIMER/ PUSKESMAS SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DOKTER LAYANAN PRIMER |
|||
1. |
Alat Cryotherapy |
2 buah |
2 buah |
2. |
Alat Dermoscopy |
1 unit |
1 unit |
3. |
Alat Electrodessiccation |
1 unit |
1 unit |
4. |
Alat Punch
Biopsi |
1 unit |
1 unit |
5. |
Cervix Dila |
2 unit |
2 unit |
6. |
Cold Spesimen Transport Box |
1 unit |
1 unit |
7. |
Colposcope/ Kolposkop |
1 buah |
1 buah |
8. |
Doppler Fetal Monitor |
1 unit |
1 unit |
9. |
Laring Masker Airway (LMA) |
2 buah |
2 buah |
10. |
Pulse Oximeter |
1 unit |
1 unit |
11. |
Set Rehabilitasi Medik Sederhana (Pemanas
Inflamasi) |
1 unit |
1 unit |
12. |
Slit Lamp |
1 unit |
1 unit |
13. |
Spirometer/peak flow meter |
1 unit |
1 unit |
14. |
Tabung
Thorakostomi/ Tabung WSD |
2 buah |
2 buah |
15. |
USG 2D |
1 unit |
1 unit |
16. |
X-ray viewing box |
1 buah |
1 buah |
|
|
|
|
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
|
1. |
Nitrogen
cair |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
2. |
Reagen
Fluoresen Kornea |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
3. |
Spatula
Ayre |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
4. |
Specimen Transport Tube (EDTA) |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai Kebutuhan |
Keterangan:
Ruang penempatan alat kesehatan yang ada pada set alat
tambahan untuk dokter layanan primer/Puskesmas sebagai wahana pendidikan dokter
layanan primer disesuaikan dengan pemanfaatannya dalam pelayanan.
P. Jaringan
Pelayanan Puskesmas
1. Puskesmas
Keliling
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. SET PUSKESMAS KELILING |
|
|
a. Alat Kesehatan |
|
|
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk anak dan dewasa |
1 buah |
2. |
Gunting Bedah Jaringan Standar, Lengkung |
2 buah |
3. |
Gunting
Pembalut (Lister) |
2 buah |
4. |
Irigator
Dengan Konektor Nilon, Lurus |
1 buah |
5. |
Set Implan |
1 set |
6. |
Klem/
Pemegang Jarum Jahit, 18 cm (Mayo- Hegar) |
2 buah |
7. |
Korentang,
Lengkung, Penjepit Alat Steril, 23 cm
(Cheattle) |
1 buah |
8. |
Korentang,
Penjepit Sponge (Foerster) |
1 buah |
9. |
Mangkok
untuk Larutan |
1 buah |
10. |
Palu
Pengukur Reflek |
1 buah |
11. |
Pen Lancet |
1 buah |
12. |
Pinset
Anatomis, 14,5 cm |
2 buah |
13. |
Pinset
Anatomis, 18 |
2 buah |
14. |
Silinder
Korentang Kecil |
1 buah |
15. |
Skalpel
Tangkai Pisau Operasi |
1 buah |
16. |
Skalpel,
Mata Pisau Bedah (No.10) |
1 buah |
17. |
Sonde
Uterus Sims/ Penduga |
1 buah |
18. |
Spalk |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
19. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek) Besar |
1 buah |
20. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek) Kecil |
1 buah |
21. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek) Sedang |
1 buah |
22. |
Stetoskop
Dewasa |
1 buah |
23. |
Stetoskop
Anak |
1 buah |
24. |
Stetoskop
Neonatus |
1 buah |
25. |
Sudip Lidah
Logam |
Sesuai
kebutuhan |
26. |
Termometer
Anak |
1 buah |
27. |
Termometer
Dewasa |
1 buah |
28. |
Timbangan
Bayi/ Timbangan Dacin |
1 buah |
29. |
Timbangan
Dewasa |
1 buah |
30. |
Torniket
Karet/ Pembendung |
1 buah |
Peralatan
gigi dan mulut |
||
31. |
Bein Lurus
Besar |
1 buah |
32. |
Bein Lurus
Kecil |
1 buah |
33. |
Ekskavator
Berujung Dua (Besar) |
1 buah |
34. |
Ekskavator
Berujung Dua (Kecil) |
1 buah |
35. |
Kaca Mulut
Datar No.3 |
5 buah |
36. |
Kaca Mulut
Datar No.4 |
5 buah |
37. |
Mangkuk
untuk larutan (Dappen glas) |
1 buah |
38. |
Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand Piece (Low Speed Micro Motor portable) |
1 buah |
39. |
Pengungkit
Akar Gigi (Cryer Distal) |
1 buah |
40. |
Pengungkit
Akar Gigi (Cryer Mesial) |
1 buah |
41. |
Penumpat
Plastis |
1 buah |
42. |
Pinset Gigi
|
1 buah |
43. |
Scaller,
Black Kiri dan Kanan (Type Hoe) |
1 buah |
44. |
Scaller,
Standar, Bentuk Bulan Sabit (Type Sickle) |
1 buah |
45. |
Scaller,
Standar, Bentuk Cangkul Kanan (Type
Chisel/ Mesial) |
1 buah |
46. |
Scaller,
Standar, Bentuk Cangkul Kiri (Type Chisel/
Distal) |
1 buah |
47. |
Scaller
Standar, Bentuk Tombak (Type Hoe) |
1 buah |
48. |
Sonde
Bengkok |
1 buah |
49. |
Sonde lurus
|
1 buah |
50. |
Spatula
Pengaduk Semen Gigi |
1 buah |
51. |
Tang
Pencabut Akar Gigi Atas Bentuk Bayonet |
1 buah |
52. |
Tang
Pencabut Akar Gigi Depan Atas |
1 buah |
53. |
Tang
Pencabut Akar Gigi Seri dan Sisa Akar Bawah |
1 buah |
54. |
Tang
Pencabut Akar Gigi Terakhir Atas |
1 buah |
55. |
Tang
Pencabut Akar Gigi Terakhir Bawah |
1 buah |
56. |
Tang
Pencabut Gigi Geraham Atas Kanan |
1 buah |
57. |
Tang
Pencabut Gigi Geraham Atas Kiri |
1 buah |
58. |
Tang
Pencabut Gigi Geraham Besar Bawah |
1 buah |
59. |
Tang
Pencabut Gigi Geraham Kecil Atas |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
60. |
Tang Pencabut Gigi Geraham Kecil Kecil dan Taring
Bawah |
1 buah |
61. |
Tangkai
untuk Kaca Mulut |
10 buah |
b.
Perbekalan Kesehatan Lain |
|
|
1. |
Baki Logam
Tempat Alat Steril Bertutup |
2 buah |
2. |
Generator
Set mini dengan daya Output Maks. 0.85
KVA/ 850 Watt, Voltase AC 220 V/ 1 Phase/
DC 12V/ 8.3A, Kapasitas Tangki
Bahan Bakar 4,5 L |
1 unit |
3. |
LCD Projector dengan Pencahayaan Minimal 2000 Lumen |
1 unit |
4. |
Metline/
pengukur lingkar perut |
1 buah |
5. |
Microphone
Tanpa Kabel |
1 unit |
6. |
Pemutar
VCD/ DVD dan Karaoke yang Kompatibel
dengan Berbagai Media |
1 unit |
7. |
Pengukur
Panjang Bayi dan Tinggi Badan Anak |
1 buah |
8. |
Semprit
Untuk Telinga dan Luka |
1 buah |
9. |
Semprit,
Air |
1 buah |
10. |
Semprit,
Gliserin |
1 buah |
11. |
Stereo
Sound System |
1 unit |
12. |
Tandu Lipat
|
1 buah |
13. |
Waskom
Bengkok |
1 buah |
14. |
Waskom
Cekung |
1 buah |
|
|
|
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
1. |
Alkohol |
1 buah |
2. |
Benang Silk
|
1 buah |
3. |
Betadine
Solution atau Desinfektan lainnya |
1 buah |
4. |
Chromik
Catgut |
1 buah |
5. |
Disposible
Syringe 3cc |
10 buah |
6. |
Folley
Kateter |
1 buah |
7. |
Kain Balut
segitiga |
1 buah |
8. |
Kapas |
1 buah |
9. |
Kasa |
1 buah |
10. |
Masker |
1 buah |
11. |
Plester |
1 buah |
12. |
Sabun
tangan atau antiseptic |
1 buah |
13. |
Sarung
tangan |
1 buah |
Bahan
Habis Pakai Gigi dan Mulut |
|
|
14. |
Mixing Pad |
1 buah |
15. |
Semen glass
ionomer |
1 buah |
|
|
|
III. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Botol Mulut
Lebar |
1 buah |
2. |
Botol Mulut
Sempit dengan Tutup Ulir |
1 buah |
3. |
Celemek
Plastik |
1 buah |
4. |
Gelas
Pengukur (16 Oz/ 500 ml) |
1 buah |
5. |
Lampu
Senter |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
6. |
Penggerus
Obat |
1 buah |
7. |
Penjepit
Tabung dari Kayu |
1 buah |
8. |
Standar
Waskom, Tunggal |
1 buah |
9. |
Tempat
sampah tertutup |
1 buah |
10. |
Wadah untuk
limbah benda tajam (Jarum atau Pisau Bekas) |
1 buah |
11. |
Toples
Kapas Logam dengan Pegas dan Tutup (50 x
75 mm) |
1 buah |
12. |
Toples
Kapas/ Kasa Steril |
1 buah |
13. |
Waskom Cuci
|
1 buah |
Perlengkapan Gigi dan Mulut |
|
|
14. |
Tempat
Alkohol (Dappen Glas) |
1 buah |
|
|
|
IV. MEUBEULAIR |
|
|
1. |
Kursi lipat
|
2 buah |
2. |
Meja lipat |
1 buah |
|
|
|
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
|
1. |
Buku
register pelayanan |
Sesuai
Kebutuhan |
2. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
Kebutuhan |
3. |
Formulir
& Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
2. Puskesmas
Pembantu
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. SET PEMERIKSAAN UMUM, KIA & KB |
|
|
a. Alat Kesehatan |
|
|
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset untuk anak dan dewasa |
1 buah |
2. |
Alat Ukur
Lingkar Lengan Atas (Pita LILA) |
1 buah |
3. |
Aligator
Ekstraktor AKDR |
1 buah |
4. |
Corong
Telinga/ Spekulum Telinga P.241, Ukuran
Kecil, Besar, Sedang |
1 set |
5. |
Doppler |
1 buah |
6. |
Duk Bolong,
Sedang |
2 buah |
7. |
Emesis
basin/ Nierbeken besar |
2 buah |
8. |
Gunting
Bedah Jaringan Standar, Lurus |
2 buah |
9. |
Gunting
Benang Angkat Jahitan |
2 buah |
10. |
Gunting
Benang Lengkung Ujung Tajam Tumpul |
2 buah |
11. |
Gunting
Verband |
1 buah |
12. |
Gunting
Mayo CVD |
1 buah |
13. |
Kit
Implan |
1 buah |
14. |
Klem
Arteri, Lurus (Kelly) |
2 buah |
15. |
Klem/
Pemegang Jarum Jahit, 18 cm (Mayo-Hegar)
|
2 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
16. |
Klem kocher
/Kocher Tang |
1 buah |
17. |
Klem Kasa
Korentang |
2 buah |
18. |
Klem Kasa
Lurus (Sponge Foster Straight) |
1 buah |
19. |
Klem
Penarik Benang AKDR |
1 buah |
20. |
Meja
Periksa Ginekologi dan kursi pemeriksa
|
1 buah |
21. |
Palu reflex
|
1 buah |
22. |
Pinset
Anatomis (Untuk Specimen) |
2 buah |
23. |
Pinset
Anatomis Panjang |
2 buah |
24. |
Pinset
Anatomis Pendek |
2 buah |
25. |
Pinset
Bayonet P.245 |
2 buah |
26. |
Pinset
Bedah 18 cm |
2 buah |
27. |
Pinset
Bedah, 14,5 cm |
2 buah |
28. |
Set IUD |
1 buah |
29. |
Silinder
Korentang Steril |
2 buah |
30. |
Skalpel,
Tangkai Pisau Operasi |
2 buah |
31. |
Sonde
Uterus Sims |
1 buah |
32. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave) Besar |
3 buah |
33. |
Spekulum Vagina (Cocor Bebek Grave) Kecil |
3 buah |
34. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave) Sedang |
3 buah |
35. |
Spekulum
Vagina (Sims) |
1 buah |
36. |
Stand Lamp untuk tindakan |
1 buah |
37. |
Standar
infus |
1 buah |
38. |
Sterilisator |
1 unit |
39. |
Stetoskop |
1 buah |
40. |
Sudip lidah
/ Spatula Lidah logam |
Sesuai
kebutuhan |
41. |
Tampon Tang
|
1 buah |
42. |
Tempat Tidur Periksa Dan Perlengkapannya |
1 buah |
43. |
Tenakulum
Schroeder |
1 buah |
44. |
Termometer |
1 buah |
45. |
Timbangan
Dewasa |
1 buah |
46. |
Timbangan
Bayi |
1 buah |
47. |
Torniket
karet/ pembendung |
1 buah |
48. |
Trochar |
1 buah |
49. |
Tromol
Kasa/ Kain Steril (125 x 120 mm) |
1 buah |
b.
Perbekalan kesehatan lain |
||
1. |
Bagan
Dinding dan Buku Bagan MTBS |
1 set |
2. |
Baki Logam
Tempat Alat Steril Bertutup |
2 buah |
3. |
Duk Bolong |
Sesuai
kebutuhan |
4. |
Kit SDIDTK |
1 set |
5. |
Lampu
senter untuk periksa/pen light |
1 buah |
6. |
Lemari Alat
|
1 buah |
7. |
Lemari Obat
|
1 buah |
8. |
Meja
Instrumen/Alat |
1 buah |
9. |
Meteran
(untuk mengukur tinggi Fundus) |
1 buah |
10. |
Pengukur
tinggi badan dewasa |
1 buah |
11. |
Pengukur
panjang badan bayi |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
12. |
Toples
kapas/kasa steril |
2 buah |
|
||
II. SET PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR*
|
||
a. Alat Kesehatan |
||
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/tensimeter dengan manset untuk dewasa |
1 buah |
2. |
Alat Ukur
Lingkar Lengan Atas (Pita LILA) |
1 buah |
3. |
Baby Suction Pump Portable |
1 buah |
4. |
Doppler |
1 buah |
5. |
Gunting
Benang Lengkung Ujung Tajam Tumpul |
1 buah |
6. |
Gunting
Benang Angkat Jahitan |
1 buah |
7. |
Gunting
Pembalut/Verband |
1 buah |
8. |
Gunting
Tali Pusat |
1 buah |
9. |
Jangka
Pelvimeter Obstetrik |
1 buah |
10. |
Klem Kasa
Korentang |
1 buah |
11. |
Klem
Pemecah Selaput Ketuban ½ Kocher |
1 buah |
12. |
Lampu
Periksa Halogen |
1 buah |
13. |
Masker
Oksigen dengan Kanula Nasal Dewasa |
1 buah |
14. |
Meja
Resusitasi dengan Pemanas (Infant Radiant Warmer)
|
1 buah |
15. |
Needle
Holder Matheiu |
1 buah |
16. |
Palu
Refleks |
1 buah |
17. |
Pembendung
(Torniket)/Torniquet |
1 buah |
18. |
Pen Lancet |
1 buah |
19. |
Penghisap
Lendir DeLee (neonates) |
1 buah |
20. |
Pinset
Bedah |
1 buah |
21. |
Pinset
Jaringan Sirurgis |
1 buah |
22. |
Pinset Kasa
Anatomis |
1 buah |
23. |
Silinder
Korentang |
1 buah |
24. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave) Besar |
3 buah |
25. |
Spekulum Vagina (Cocor Bebek Grave) Kecil |
3 buah |
26. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave) Sedang |
3 buah |
27. |
Spekulum
Vagina (Sims) |
1 buah |
28. |
Standar
Infus |
1 buah |
29. |
Stetoskop
Dewasa |
1 buah |
30. |
Stetoskop
Janin/Fetoskop |
1 buah |
31. |
Tabung
Oksigen dan Regulator |
1 buah |
32. |
Tempat
Tidur Periksa |
1 buah |
33. |
Termometer
Dewasa |
1 buah |
34. |
Timbangan
Dewasa |
1 buah |
35. |
Tromol Kasa
/ linen |
1 buah |
b. Perbekalan kesehatan lain |
||
1. |
Celemek
Plastik |
1 buah |
2. |
Handuk
pembungkus neonates |
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Kacamata / goggle |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
4. |
Kantong
metode kanguru sesuai ukuran neonates |
1 set |
5. |
Lemari
kecil pasien |
1 buah |
6. |
Meja
instrument |
1 buah |
7. |
Perlak |
2 buah |
8. |
Pisau
pencukur |
1 buah |
9. |
Pispot |
1 buah |
|
|
|
III. SET PEMERIKSAAN LABORATORIUM |
|
|
1. |
Alat Test
Darah Portable / rapid diagnostic test
(Hb, Gula darah, Asam Urat, Kolesterol) |
1 buah |
2. |
Tes Celup
Glucoprotein Urin |
1 buah |
3. |
Tes Celup
hCG (tes kehamilan) |
1 buah |
4. |
Tes
Golongan Darah |
1 buah |
5. |
Kulkas
(penyimpan reagen, vaksin dan obat) |
1 buah |
|
|
|
IV. SET IMUNISASI |
|
|
1. |
Vaccine Carrier |
1 buah |
2. |
Vaccine Refrigerator** |
1 buah |
|
|
|
V. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
1. |
Alkohol
swab |
Sesuai
kebutuhan |
2. |
Benang Silk
|
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Betadine Solution atau Desinfektan lainnya |
1 botol |
4. |
Chromic
Catgut |
Sesuai
kebutuhan |
5. |
Disposable
Syringe, 1 cc |
Sesuai
kebutuhan |
6. |
Disposable
Syringe, 10 cc |
Sesuai
kebutuhan |
7. |
Disposable
Syringe, 3 cc |
Sesuai
kebutuhan |
8. |
Disposable
Syringe, 5 cc |
Sesuai
kebutuhan |
9. |
Jarum
Jahit, Lengkung, ½ Lingkaran, Penampang
Bulat |
Sesuai
kebutuhan |
10. |
Jarum
Jahit, Lengkung, ½ Lingkaran, Penampang
Segitiga |
Sesuai
kebutuhan |
11. |
Jarum
Jahit, Lengkung, 3/8 Lingkaran, Penampang
Bulat |
Sesuai
kebutuhan |
12. |
Jarum
Jahit, Lengkung, 3/8 Lingkaran, Penampang
Segitiga |
Sesuai
kebutuhan |
13. |
Kateter,
Karet Nomor 10 (Nelaton) |
Sesuai
kebutuhan |
14. |
Kateter,
Karet Nomor 14 (Nelaton) |
Sesuai
kebutuhan |
15. |
Refill
Strip Asam Urat |
Sesuai
kebutuhan |
16. |
Refill
Strip kolesterol |
Sesuai
kebutuhan |
17. |
Refill
Strip Glukosa |
Sesuai
kebutuhan |
18. |
Refill
Strip Hb |
Sesuai
kebutuhan |
19. |
Pelilit
Kapas/ Cotton Aplicator |
Sesuai
kebutuhan |
20. |
Pot
Spesimen Dahak Mulut Lebar, (steril, anti pecah dan anti bocor) |
Sesuai
Kebutuhan |
21. |
Sabun
Tangan atau Sabun Cair Antiseptik |
1 buah |
22. |
Sarung
Tangan |
Sesuai
kebutuhan |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
23. |
Selang
Karet untuk Anus |
Sesuai
kebutuhan |
24. |
Semprit,
Gliserin |
Sesuai
kebutuhan |
25. |
Skalpel,
Mata Pisau Bedah (Nomor 10) |
Sesuai
kebutuhan |
|
|
|
VI. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Bantal |
1 buah |
2. |
Handuk
Kecil untuk Lap Tangan |
1 buah |
3. |
Kasur |
1 buah |
4. |
Kotak
Penyimpan Jarum Bekas |
1 buah |
5. |
Pispot |
2 buah |
6. |
Sikat
Tangan |
1 buah |
7. |
Sikat untuk
Membersihkan Peralatan |
1 buah |
8. |
Steek Laken
(Sprei Kecil) |
1 buah |
9. |
Tempat
Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup |
2 buah |
10. |
Toples
Kapas/Kasa Steril |
1 buah |
|
|
|
VII. MEUBELAIR |
|
|
1. |
Kursi Kerja
|
3 buah |
2. |
Lemari
Peralatan |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
|
|
|
VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
|
1. |
Buku
register pelayanan |
Sesuai
Kebutuhan |
2. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
Kebutuhan |
3. |
Formulir
lainnya sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
4. |
Formulir
laporan |
Sesuai
Kebutuhan |
5. |
Formulir
rujukan ke Puskesmas |
Sesuai
Kebutuhan |
Keterangan:
*)
Pada Puskesmas Pembantu yang mampu memberikan pelayanan persalinan
normal.
**) Vaccine
refrigerator diperbolehkan untuk Puskesmas Pembantu yang letaknya jauh dari
Puskesmas
3. Praktik Bidan Desa
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
I. |
SET
PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR* |
|
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/tensimeter dengan manset untuk dewasa |
1 buah |
2. |
Alat Ukur
Lingkar Lengan Atas (Pita LILA) |
1 buah |
3. |
Doppler |
1 buah |
4. |
Gunting
Benang Lengkung Ujung Tajam Tumpul |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
5. |
Gunting
Benang Angkat Jahitan |
1 buah |
6. |
Gunting
Pembalut/Verband |
1 buah |
7. |
Gunting
Tali Pusat |
1 buah |
8. |
Jangka
Pelvimeter Obstetrik |
1 buah |
9. |
Klem Kasa
Korentang |
1 buah |
10. |
Klem
Pemecah Selaput Ketuban ½ Kocher |
1 buah |
11. |
Lampu
Periksa Halogen |
1 buah |
12. |
Masker
Oksigen dengan Kanula Nasal Dewasa |
1 buah |
13. |
Needle
Holder Matheiu |
1 buah |
14. |
Palu
Refleks |
1 buah |
15. |
Pembendung
(Torniket)/Torniquet |
1 buah |
16. |
Pen Lancet |
1 buah |
17. |
Pinset
Bedah |
1 buah |
18. |
Pinset
Jaringan Sirurgis |
1 buah |
19. |
Pinset Kasa
Anatomis |
1 buah |
20. |
Silinder
Korentang |
1 buah |
21. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave) Besar |
3 buah |
22. |
Spekulum Vagina (Cocor Bebek Grave) Kecil |
3 buah |
23. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek Grave) Sedang |
3 buah |
24. |
Spekulum
Vagina (Sims) |
1 buah |
25. |
Standar
Infus |
1 buah |
26. |
Stetoskop
Dewasa |
1 buah |
27. |
Stetoskop
Janin/Fetoskop |
1 buah |
28. |
Sudip lidah
/ Spatula Lidah |
Sesuai
kebutuhan |
29. |
Tabung
Oksigen dan Regulator |
1 buah |
30. |
Tempat
Tidur Periksa |
1 buah |
31. |
Termometer
Dewasa |
1 buah |
32. |
Timbangan
Dewasa |
1 buah |
33. |
Tromol Kasa
/ linen |
1 buah |
|
||
II. SET PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK |
||
1. |
Lampu
Periksa |
1 buah |
2. |
Timbangan
bayi |
1 buah |
|
||
III. SET PELAYANAN KB |
||
1. |
Aligator
Ekstraktor AKDR |
1 buah |
2. |
Gunting
Mayo CVD |
1 buah |
3. |
Implan Set |
1 buah |
4. |
IUD Set |
1 buah |
5. |
Klem Kasa
Lurus (Sponge Foster Straight) |
1 buah |
6. |
Klem
Penarik Benang AKDR |
1 buah |
7. |
Scapel |
1 buah |
8. |
Sonde
Uterus Sims |
1 buah |
9. |
Tenakulum
Schroeder |
1 buah |
10. |
Trochar |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
|
|
|
IV. |
SET
IMUNISASI |
|
1. |
Vaccine Carrier |
1 buah |
|
|
|
V. |
SET
RESUSITASI BAYI* |
|
1. |
Baby Suction Pump Portable |
1 buah |
2. |
Meja
Resusitasi dengan Pemanas (Infant Radiant Warmer) |
1 buah |
3. |
Penghisap
Lendir DeLee (neonates) |
1 buah |
|
|
|
VI. |
BAHAN HABIS
PAKAI |
|
1. |
Alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
2. |
Benang
Chromic Catgut |
Sesuai
Kebutuhan |
3. |
Cairan
Desinfektan |
Sesuai
Kebutuhan |
4. |
Gelang Bayi
|
Sesuai
Kebutuhan |
5. |
Infus Set
Dewasa |
2 set |
6. |
Infus Set
dengan Wing Needle untuk Anak dan
Bayi Nomor 23 dan 25 |
2 set |
7. |
Jarum Jahit
|
Sesuai
Kebutuhan |
8. |
Kain Steril
|
Sesuai
Kebutuhan |
9. |
Kantong
Urin |
Sesuai
Kebutuhan |
10. |
Kapas |
Sesuai
kebutuhan |
11. |
Kasa Non
Steril |
Sesuai
Kebutuhan |
12. |
Kasa Steril
|
Sesuai
Kebutuhan |
13. |
Kateter
Folley Dewasa |
Sesuai
Kebutuhan |
14. |
Kateter
Nelaton |
Sesuai
Kebutuhan |
15. |
Lidi kapas
Steril |
Sesuai
Kebutuhan |
16. |
Masker |
Sesuai
Kebutuhan |
17. |
Pembalut |
Sesuai
Kebutuhan |
18. |
Pengikat
Tali Pusat |
Sesuai
Kebutuhan |
19. |
Plester |
Sesuai
Kebutuhan |
20. |
Podofilin
Tinctura 25% |
Sesuai
Kebutuhan |
21. |
Sabun Cair
untuk Cuci Tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
22. |
Sabun
Tangan atau Antiseptik |
Sesuai
Kebutuhan |
23. |
Sarung
Tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
24. |
Sarung
Tangan Panjang (Manual Plasenta) |
Sesuai
Kebutuhan |
|
|
|
VII. |
PERBEKALAN
KESEHATAN LAIN |
|
1. |
Bak
instrumen dengan tutup |
1 buah |
2. |
Baki logam
tempat alat steril bertutup |
1 buah |
3. |
Bantal |
1 buah |
4. |
Bengkok |
3 buah |
5. |
Celemek
Plastik |
1 buah |
6. |
Duk Bolong |
Sesuai
kebutuhan |
7. |
Handuk
pembungkus neonates |
Sesuai
kebutuhan |
8. |
Kacamata / goggle |
1 buah |
9. |
Kantong
metode kanguru sesuai ukuran neonates |
1 set |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
10. |
Kasur |
1 buah |
11. |
Lemari Alat
|
1 buah |
12. |
Lemari Obat
|
1 buah |
13. |
Lemari
kecil pasien |
1 buah |
14. |
Meja
instrument |
1 buah |
15. |
Meteran
(untuk mengukur tinggi Fundus) |
1 buah |
16. |
Pengukur
lingkar kepala |
1 buah |
17. |
Pengukur
panjang bayi |
1 buah |
18. |
Pengukur
tinggi badan anak |
1 buah |
19. |
Perlak |
2 buah |
20. |
Piasu
pencukur |
1 buah |
21. |
Pispot |
1 buah |
22. |
Selimut
bayi |
2 buah |
23. |
Selimut
dewasa |
3 buah |
24. |
Seprei |
3 buah |
25. |
Set Tumbuh
Kembang Anak |
1 buah |
26. |
Sikat untuk
Membersihkan Peralatan |
1 buah |
27. |
Sterilisator |
1 unit |
28. |
Tempat
Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup |
2 buah |
29. |
Tirai |
3 buah |
30. |
Toples
kapas/kasa steril |
3 buah |
31. |
Waskom
kecil |
1 buah |
|
|
|
VIII. MEUBELAIR |
|
|
1. |
Kursi Kerja
|
4 buah |
2. |
Lemari
Arsip |
1 buah |
3. |
Meja Tulis
½ biro |
1 buah |
4. |
Tempat
Tidur Periksa |
1 buah |
5. |
Tempat
Tidur untuk Persalinan |
1 set |
6. |
Tempat
Tidur Nifas |
1 buah |
7. |
Boks Bayi |
1 buah |
|
|
|
IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
|
a.
Kesehatan Ibu dan KB |
|
|
1. |
Buku KIA |
Sesuai
Kebutuhan |
2. |
Buku Kohort
Ibu |
1 buah |
3. |
Buku
Register Ibu |
1 buah |
4. |
Kartu Ibu |
Sesuai
Kebutuhan |
5. |
Formulir
dan surat keterangan lain sesuai pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
6. |
Formulir Informed Consent |
Sesuai
kebutuhan |
7. |
Formulir
Laporan |
Sesuai
kebutuhan |
8. |
Formulir
Rujukan |
Sesuai
kebutuhan |
9. |
Surat
Keterangan Hamil |
Sesuai
kebutuhan |
10. |
Pencatatan
Asuhan Kebidanan |
Sesuai
kebutuhan |
b.
Kesehatan Anak |
|
|
1. |
Bagan
Dinding MTBS |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMUM PERALATAN |
2. |
Buku Bagan
MTBS |
1 buah |
3. |
Buku
register Bayi |
1 buah |
4. |
Formulir
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak |
Sesuai
kebutuhan |
5. |
Formulir
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) |
Sesuai
kebutuhan |
6. |
Formulir
Rekapitulasi Laporan Kesehatan Bayi |
Sesuai
kebutuhan |
7. |
Register
Kohort Bayi |
Sesuai
kebutuhan |
|
c.
Imunisasi |
|
1. |
Formulir
lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
kebutuhan |
2. |
Formulir
laporan |
Sesuai
kebutuhan |
|
d.
Persalinan |
|
1. |
Informed Consent |
Sesuai
kebutuhan |
2. |
Formulir
dan Surat Keterangan Lain |
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Formulir
Laporan |
Sesuai
kebutuhan |
4. |
Formulir
Partograf |
Sesuai
kebutuhan |
5. |
Formulir
Persalinan/Nifas dan KB |
Sesuai
kebutuhan |
6. |
Formulir
Rujukan |
Sesuai
kebutuhan |
7. |
Formulir
Surat Kelahiran |
Sesuai
kebuthan |
8. |
Kantong
Persalinan |
1 set |
|
e. Nifas |
|
1. |
Buku
Register Pelayanan |
Sesuai
kebutuhan |
2. |
Formulir
lain sesuai kebutuhan pelayanan |
Sesuai
kebutuhan |
Keterangan:
*)
Pada Praktik Bidan Desa yang mampu memberikan pelayanan persalinan
normal.
Q. Peralatan
Untuk Pelayanan Luar Gedung Puskesmas
1. Kit
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. KIT KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT |
||
a. Alat Kesehatan |
||
1. |
Alat Test
Darah Portable/rapid diagnostic test
(Hb, Gula darah, Asam Urat, Kolesterol) |
1 unit |
2. |
Gunting
Angkat Jahitan |
1 buah |
3. |
Gunting
Jaringan |
1 buah |
4. |
Gunting
Verband |
1 buah |
5. |
Klem
Arteri |
1 buah |
6. |
Nierbeken |
1 buah |
7. |
Palu
Reflex |
1 buah |
8. |
Pen lancet |
1 buah |
9. |
Pinset
Anatomis |
1 buah |
10. |
Pinset
Cirurgis |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
11. |
Alat
pengukur tekanan darah/tensimeter dengan menset untuk dewasa dan anak |
1 buah |
12. |
Stetoskop
Anak |
1 buah |
13. |
Stetoskop
Dewasa |
1 buah |
14. |
Termometer |
1 buah |
15. |
Timbangan
Badan Dewasa |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|
|
1. |
Bak
Instrumen dilengkapi Tutup |
1 buah |
2. |
Mangkok
Iodine |
1 buah |
3. |
Mangkok
Kapas Steril |
1 buah |
4. |
Mangkok
dilengkapi tutup |
1 buah |
5. |
Penlight |
1 buah |
|
|
|
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
1. |
Alat tenun
perawatan luka |
1 buah |
2. |
Alkohol 70%
kemasan botol 100 ml |
1 botol |
3. |
Alkohol
Swab |
1 box |
4. |
Blood
Lancet |
1 box |
5. |
Handscrub |
1 botol |
6. |
Kasa
Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cm kemasan dos isi 16 lembar |
1 dos |
7. |
Masker |
1 buah |
8. |
NaCl 0,9 %
kemasan botol 500 ml |
1 botol |
9. |
Pembalut
(gulung) hidrofil 4 m x 5 cm |
10 roll |
10. |
Plester |
1 roll |
11. |
Povidon
Iodida larutan 10% |
1 botol |
12. |
Refill
Strip Asam Urat |
1 buah |
13. |
Refill
Strip Glukosa |
1 buah |
14. |
Refill
Strip Haemoglobin Darah |
1 buah |
15. |
Refill
Strip Kolesterol |
1 buah |
16. |
Rivanol |
1 botol |
17. |
Sarung
Tangan Non Steril |
1 pasang |
18. |
Sarung
Tangan Steril |
1 pasang |
19. |
Sudip Lidah
|
1 buah |
|
|
|
III. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Duk Biasa |
1 buah |
2. |
Duk Bolong |
1 buah |
3. |
Meteran
Gulung |
1 buah |
4. |
Perlak
Besar |
1 buah |
5. |
Perlak
Kecil |
1 buah |
6. |
Tas Kanvas
tempat kit |
1 buah |
Keterangan:
Jumlah minimal Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat
adalah 2 (dua) Kit untuk setiap Puskesmas.
2. Kit
Imunisasi
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. KIT IMUNISASI |
|
|
1. |
Vaksin
Carrier |
1 unit |
2. |
Cool Pack |
1 buah |
|
|
|
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
1. |
Alat Suntik
Sekali Pakai/Auto Disable Syringe
0,05 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
2. |
Alat Suntik
Sekali Pakai/ Auto Disable Syringe
0,5 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
3. |
Alat Suntik
Sekali Pakai/ Auto Disable Syringe
5 cc |
Sesuai
Kebutuhan |
4. |
Kapas |
Sesuai
Kebutuhan |
5. |
Vaksin |
Sesuai
Kebutuhan |
|
|
|
III. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Kotak
penyimpan jarum bekas (Safety Box) |
1 buah |
2. |
Tas
Kanvas tempat kit |
1 buah |
Keterangan:
Jumlah minimal Kit Imunisasi adalah 2 (dua) Kit untuk
setiap Puskesmas.
3. Kit
UKS/Set Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
Anak Usia Sekolah
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. KIT UKS/SET PENJARINGAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN BERKALA
ANAK USIA SEKOLAH |
||
a. Alat Kesehatan |
||
1. |
Alat
pengukur tekanan darah/ tensimeter dengan manset anak dan dewasa |
1 set |
2. |
Buku
ISHIHARA (Tes buta warna) |
1 buah |
3. |
Garpu Tala
512 HZ |
1/2 buah |
4. |
Hartman Ear Specula (Corong Telinga) |
1 set |
5. |
Kaca mulut |
2 buah |
6. |
Otoskop |
1 set |
7. |
Pinhole |
1 buah |
8. |
Snellen,
alat untuk pemeriksaan visus |
1 buah |
9. |
Sonde
lengkung dental |
2 buah |
10. |
Speculum
hidung (Lempert) |
1 buah |
11. |
Stetoskop |
1 buah |
12. |
Sudip
lidah, logam panjang 12 cm |
2 buah |
13. |
Termometer |
2 buah |
14. |
Timbangan
dewasa |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
||
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
1. |
Pengait
serumen |
1 buah |
2. |
Pengukur
tinggi badan |
1 buah |
3. |
Juknis
Penjaringan Kesehatan |
1 buah |
|
|
|
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
1. |
Alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
2. |
Cairan
Desinfektan atau Povidone Iodin |
Sesuai
Kebutuhan |
3. |
Sabun
tangan atau antiseptik |
Sesuai
Kebutuhan |
4. |
Kasa |
Sesuai
Kebutuhan |
5. |
Kapas |
Sesuai
Kebutuhan |
6. |
Masker |
Sesuai
Kebutuhan |
7. |
Sarung
tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
|
|
|
III. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Baki Logam
Tempat Alat Steril Bertutup |
1 buah |
2. |
Kuesioner
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala |
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Nierbeken/Bengkok
(Waskom Bengkok) |
1 buah |
4. |
Pen
Light/Senter |
1 buah |
5. |
Tas Kanvas
tempat kit |
1 buah |
6. |
Toples
Kapas Logam dengan Pegas dan Tutup (50 x
75 mm) |
1 buah |
7. |
Toples
Kapas/Kasa Steril |
1 buah |
8. |
Toples
Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) |
1 buah |
9. |
Waskom
Cekung |
1 buah |
|
|
|
IV. PENCATATAN DAN
PELAPORAN |
|
|
1. |
Buku Rapor
Kesehatanku |
Sesuai
kebutuhan |
Keterangan:
Jumlah
minimal Kit UKS adalah 2 (dua) Kit untuk setiap Puskesmas
4. Kit
UKGS
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. KIT
UKGS |
|
|
a. Alat Kesehatan |
|
|
1. |
Atraumatic
Restorative Treatmen (ART) |
|
|
a. Enamel Access Cutter |
1 buah |
|
b. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Kecil (Spoon Excavator Small) |
1 buah |
|
c. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Sedang (Spoon Excavator Medium) |
1 buah |
|
d. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Besar (Spoon Excavator Large) |
1 buah |
|
e. Double Ended Applier and Carver |
1 buah |
|
f. Spatula Plastik |
1 buah |
|
g. Hatchet |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
|
h. Batu Asah |
1 buah |
2. |
Ekskavator
Berujung Dua (Besar) |
5 buah |
3. |
Ekskavator
Berujung Dua (Kecil) |
5 buah |
5. |
Kaca mulut
nomor 4 tanpa tangkai |
5 buah |
6. |
Penumpat
Plastis |
2 buah |
7. |
Pinset Gigi
|
5 buah |
8. |
Skeler
Standar, Bentuk Tombak (Type Hoe) |
|
9. |
Skeler,
Black Kiri dan Kanan (Type Hoe) |
1 buah |
10. |
Skeler,
Standar, Bentuk Bulan Sabit (Type Sickle) |
1 buah |
11. |
Skeler,
Standar, Bentuk Cangkul Kanan (Type
Chisel/Mesial) |
1 buah |
12. |
Skeler,
Standar, Bentuk Cangkul Kiri (Type Chisel/Distal)
|
1 buah |
13. |
Sonde
Lengkung |
5 buah |
14. |
Sonde Lurus
|
5 buah |
15. |
Spatula
Pengaduk Semen |
2 buah |
16. |
Tang
Pencabutan Anak (1 Set) |
|
|
a. Tang Gigi Anterior Rahang Atas |
1 buah |
|
b. Tang Molar Rahang Atas
|
1 buah |
|
c. Tang Molar Susu Rahang Atas
|
1 buah |
|
d. Tang Gigi Anterior Rahang Bawah |
1 buah |
|
e. Tang Molar Rahang Bawah
|
1 buah |
|
f. Tang Sisa Akar Rahang Bawah
|
1 buah |
18. |
Tangkai
untuk Kaca Mulut |
5 buah |
b. Perbekalan Kesehatan Lain |
|
|
1. |
Kursi Gigi
Lapangan |
1 buah |
|
|
|
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
1. |
Cairan
Desinfektan atau Povidone Iodine |
Sesuai
Kebutuhan |
2. |
Sabun
tangan atau antiseptic |
Sesuai
Kebutuhan |
3. |
Kasa |
Sesuai
Kebutuhan |
4. |
Alkohol |
Sesuai
Kebutuhan |
5. |
Kapas |
Sesuai
Kebutuhan |
6. |
Masker |
Sesuai
Kebutuhan |
7. |
Sarung
tangan |
Sesuai
Kebutuhan |
|
|
|
III. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Tempat
Alkohol (Dappen Glas) |
1 buah |
2. |
Toples
Kapas Logam dengan Pegas dan Tutup (50 x
75 mm) |
1 buah |
3. |
Toples
Kapas/Kasa Steril |
1 buah |
4. |
Toples
Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) |
1 buah |
5. |
Pantom
Model Gigi |
1 buah |
6. |
Gambar
Anatomi Gigi |
1 buah |
7. |
Baki Logam
Tempat Alat Steril Bertutup |
1 buah |
8. |
Tas Kanvas
tempat kit |
1 buah |
Keterangan:
Jumlah
minimal Kit UKGS adalah 2 (dua) Kit untuk setiap Puskesmas
5. Kit
Bidan
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. KIT BIDAN |
|
|
a. Alat Kesehatan |
|
|
1. |
Doppler |
1 buah |
2. |
Gunting
Benang Angkat Jahitan |
2 buah |
3. |
Gunting
Pembalut/Verband |
1 buah |
4. |
Jangka
Pelvimeter Obstetrik |
1 buah |
5. |
Klem Pean/
Klem Tali Pusat |
2 buah |
6. |
Mangkok
untuk Larutan |
2 buah |
7. |
Palu
Refleks |
1 buah |
8. |
Pemeriksaan
Hb |
1 buah |
9. |
Pinset
Anatomi Pendek |
2 buah |
10. |
Pinset
Anatomi Panjang |
2 buah |
11. |
Pinset
Bedah |
2 buah |
12. |
Pita
Pengukur Lila |
1 buah |
13. |
Stetoskop
Dewasa |
1 buah |
14. |
Stetoskop
Janin |
1 buah |
15. |
Stetoskop
Neonatus |
1 buah |
16. |
Sudip lidah
logam panjang |
1 buah |
17. |
Sonde mulut
|
1 buah |
18. |
Sonde
Uterus/Penduga |
2 buah |
19. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek) Besar |
1 buah |
20. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek) Kecil |
1 buah |
21. |
Spekulum
Vagina (Cocor Bebek) Sedang |
1 buah |
22. |
Spekulum
Vagina (Sims) |
1 buah |
23. |
Tampon Tang
|
1 buah |
24. |
Termometer |
1 buah |
25. |
Tensimeter
Dewasa |
1 buah |
26. |
Timbangan
Dewasa |
1 buah |
27. |
Timbangan
Bayi |
1 buah |
28. |
Torniket
Karet |
1 buah |
29. |
Tromol Kasa
/ Kain Steril |
1 buah |
30. |
Resusitator
manual & sungkup bayi |
1 buah |
31. |
Resusitator
manual & sungkup dewasa |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan |
|
|
1. |
Alat
Penghisap Lendir Elektrik |
1 buah |
2. |
Bak
Instrumen dengan tutup |
2 buah |
3. |
Baki Logam
Tempat Alat Steril Bertutup |
2 buah |
4. |
Bengkok
Kecil |
2 buah |
5. |
Bengkok
Besar |
2 buah |
6. |
Lancet |
1 buah |
7. |
Meteran |
2 buah |
8. |
Pengukur
Panjang Badan Bayi |
1 buah |
9. |
Pengukur
Lingkar Kepala |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
10. |
Pengukur
Panjang Badan Bayi |
1 buah |
11. |
Pengukur
Tinggi Badan (Microtoise) |
1 buah |
12. |
Pisau
Pencukur |
2 buah |
13. |
Penutup
Mata (Okluder) |
1 buah |
14. |
Tabung
untuk bilas vagina |
1 buah |
15. |
Toples
Kapas / Kasa Steril |
1 buah |
16. |
Waskom
Bengkok |
1 buah |
17. |
Waskom
Cekung |
1 buah |
|
||
II. BAHAN HABIS PAKAI |
||
1. |
Alkohol |
5 botol |
2. |
Pengikat
tali pusat (Benang tali pusat atau klem tali pusat/ Umbilical cord klem
plasti) |
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Betadine Solution atau Desinfektan
lainnya |
5
botol |
4. |
Chromic
Catgut |
1 pak |
5. |
Cairan
NaCl |
1 pak |
6. |
Disposable
Syringe, 1 cc |
5 dus |
7. |
Disposable
Syringe, 2,5 – 3 cc |
5 dus |
8. |
Disposable
Syringe, 5 cc |
5 dus |
9. |
Disposable
Syringe, 10 cc |
5 dus |
10. |
Infus
Set dengan Wing Needle untuk Anak
dan Bayi no. 23 dan 25 logam |
2 set |
11. |
Kasa |
1 gulung |
12. |
Kapas |
1 pak |
13. |
Kateter
Karet |
2 buah |
14. |
Lidi
kapas |
1 |
15. |
Masker |
1 pak |
16. |
Pelumas
|
1 buah |
17. |
Sarung
tangan |
1 buah |
18. |
Sabun
Tangan atau Antiseptik |
1 buah |
19. |
Tes
kehamilan strip |
50 tes |
20. |
Ultrasonic gel 250 ml |
1 buah |
|
||
III. PERLENGKAPAN |
||
1. |
Duk
steril kartun |
1 buah |
2. |
Kotak
Penyimpan Jarum atau Pisau Bekas |
1 buah |
3. |
Senter
+ baterai besar |
1 buah |
4. |
Sarung
Tangan Karet untuk Mencuci Alat |
1 pasang |
5. |
Sikat
untuk Membersihkan Peralatan |
1 buah |
6. |
Stop
Watch |
1 buah |
7. |
Tas
tahan air tempat kit |
1 buah |
8. |
Tempat
Kain Kotor |
1 buah |
Keterangan:
Jumlah minimal Kit Bidan adalah sesuai dengan jumlah
tempat praktik bidan desa di wilayah kerja Puskesmas.
Kit Bidan digunakan untuk pemeriksaan antenatal,
kunjungan nifas dan kunjungan neonatus.
6. Kit
Posyandu
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. KIT POSYANDU |
|
|
a. Alat Kesehatan |
|
|
1. |
Gunting
perban |
1 buah |
2. |
Timbangan
Bayi |
1 unit |
3. |
Timbangan
Dacin dan perlengkapannya |
1 set |
4. |
Timbangan
Dewasa |
1 unit |
b. Perbekalan Kesehatan |
|
|
1. |
Alat
Permainan Edukatif |
2 set |
3. |
Alat ukur
panjang badan bayi |
1 unit |
4. |
Alat ukur
tinggi badan |
1 unit |
5. |
Food Model |
1 set |
6. |
Kit SDIDTIK
|
1 set |
|
|
|
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
1. |
Alkohol |
1 botol |
2. |
Cairan
Desinfektan atau Povidone Iodin |
1 botol |
3. |
Kasa steril
|
1 kotak |
4. |
Kapas |
1 kotak |
5. |
Perban |
1 roll |
6. |
Plester |
1 roll |
7. |
Masker |
Sesuai
kebutuhan |
8. |
Sarung
tangan |
Sesuai
kebutuhan |
|
|
|
III. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Tas kanvas
tempat kit |
1 buah |
Keterangan:
Jumlah Kit Posyandu harus disesuaikan dengan jumlah
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas.
7. Kit
Sanitarian
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
a. Peralatan Utama |
|
|
1. |
Alat ukur
pemeriksaan kualitas air aspek fisik, biologi (E. coli/ Coliform), dan kimia Keterangan:
metode Rapid Test |
1 set |
2. |
Botol
sampel air bermulut lebar |
3 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
3. |
Botol
sampel air berpemberat |
4 buah |
4. |
Alat ukur
pemeriksaan kualitas udara aspek fisik (debu, kelembaban udara, kebisingan,
pencahayaan, laju ventilasi udara), biologi (jumlah kuman) dan kimia Keterangan:
metode Rapid Test |
1 set |
5. |
Alat ukur pemeriksaan
kualitas makanan aspek fisik, biologi dan kimia Keterangan: metode Rapid Test
|
1 set |
6. |
Termometer
pangan |
1 buah |
7. |
Termometer
alat pendingin |
1 buah |
8. |
Fly
sweep net (fly griil) |
1 buah |
9. |
Parsipatori
kit |
1 buah |
10. |
Pipet
tetes |
2 buah |
11. |
Pisau
pemotong steril |
1 buah |
12. |
Penangkap
nyamuk dan larva |
1 set |
13. |
Alat
pemberantas nyamuk |
1 set |
14. |
Alat
pemberantas lalat |
1 set |
b. Peralatan Pendukung |
|
|
1. |
Sendok
tahan karat |
2 buah |
2. |
Box
pendingin/cool box (tempat penyimpanan bahan sampel ke lapangan) |
2 buah |
3. |
Selang
plastik diameter 0,25 inch |
1 buah |
4. |
Mortar |
2 buah |
5. |
Timbangan
makanan |
1 buah |
6. |
Jerigen
(wadah, sampel) |
1 buah |
7. |
Tas
tahan air utk tempat kit |
1 buah |
c. Perlengkapan |
|
|
1. |
Reagensia untuk pengukuran kualitas
air |
Sesuai
kebutuhan |
2. |
Reagensia
untuk pengukuran kualitas udara |
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Reagensia
untuk pengukuran kualitas makanan |
Sesuai
kebutuhan |
4. |
Sarung
tangan |
Sesuai
kebutuhan |
8. Kit
Kesehatan Lansia/ Kit Posbindu PTM
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
I. KIT KESEHATAN LANSIA/POSBINDU PTM |
|
|
a. Alat Kesehatan |
|
|
1. |
Alat ukur
tekanan darah/ Tensimeter |
1 buah |
2. |
Alat ukur
berat badan/ Timbangan |
1 buah |
3. |
Alat
ophtalmologi komunitas (E tumbling, Occluder pinhole flexible, tali pengukur
6 m dengan penanda/ multiple cincin pada 3 m dan 1
m) |
1 set |
4. |
Stetoskop |
1 buah |
5. |
Termometer |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
6. |
Alat Test
Darah Portable/ rapid diagnostic test
(Hb, Gula darah, Asam Urat, Kolesterol)
|
1 unit |
9. |
Pinset
anatomi |
1 buah |
10. |
Pinset
bengkok |
1 buah |
11. |
Kaca
mulut |
1 buah |
b. Perbekalan Kesehatan |
|
|
1. |
Alat ukur
tinggi badan (microtoise) |
1 buah |
2. |
Penlight |
1 buah |
3. |
Metline
(pengukur lingkar pinggang) |
1 buah |
|
|
|
II. BAHAN HABIS PAKAI |
|
|
1. |
Kapas
alkohol |
Sesuai
kebutuhan |
2. |
Jarum
lancet |
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Strip tes
gula darah |
Sesuai
kebutuhan |
4. |
Strip tes
kolesterol total |
Sesuai
kebutuhan |
5. |
Strip tes
asam urat |
Sesuai
kebutuhan |
6. |
Sarung
tangan |
Sesuai
kebutuhan |
7. |
Masker |
Sesuai
kebutuhan |
|
|
|
III. PERLENGKAPAN |
|
|
1. |
Tas kanvas
tempat kit kesehatan lansia/ kit posbindu PTM |
1 buah |
2. |
Kotak
penyimpan jarum bekas |
1 buah |
3. |
Media KIE
KB dan kesehatan reproduksi |
1 buah |
4. |
Media KIE
P2PTM |
Sesuai
kebutuhan |
|
|
|
IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN |
|
|
1. |
Buku saku
monitoring FR PTM |
Sesuai
kebutuhan |
2. |
Buku
kesehatan lansia |
Sesuai
kebutuhan |
3. |
Buku kohort
lansia |
Sesuai
kebutuhan |
9. Kit
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
1. |
Botol
kecil plastik |
1 buah |
2. |
Botol
kecil kaca |
1 buah |
3. |
Balok
kecil |
10 buah |
4. |
Balok
besar |
5 buah |
5. |
Lonceng
warna |
1 buah |
6. |
Benang
wol merah |
1 buah |
7. |
Cangkir
|
1 buah |
8. |
Kismis
20 biji, dalam kantong plastik |
1 buah |
9. |
Boneka |
1 buah |
10. |
Bola
tenis |
1 buah |
No |
JENIS
PERALATAN |
JUMLAH
MINIMAL PERALATAN |
11. |
Meteran dari bahan plastic, 60
inch/ 150 cm |
1 buah |
12. |
Pensil
warna |
6 warna |
13. |
Kertas
origami putih |
20 lembar |
14. |
Sendok
dan garpu |
1 buah |
15. |
Sapu
tangan, ukuran 19,3 cm x 19 cm |
1 buah |
16. |
Tes
daya lihat (E test) |
1 buah |
17. |
Tes
daya dengar (kerincingan) |
1 buah |
18. |
Box
penyimpanan |
1 buah |
19. |
Kuesioner
pra skrining perkembangan |
1 set |
Catatan untuk seluruh
peralatan:
1. Daerah
tertentu yang belum tersedia aliran listrik 24 jam, dapat menyesuaikan dengan
alat lain yang memiliki fungsi yang sama.
2. Penamaan
set atau kit tidak terikat dengan program tertentu, sehingga dapat dipergunakan
untuk menunjang program lain yang menggunakan peralatan yang fungsinya sama.
3. Pencatatan
dan pelaporan dapat berubah sesuai dengan perkembangan kebijakan program
terkait serta ketentuan perundang-undangan.
VI. STANDAR
KETENAGAAN PUSKESMAS
No |
Jenis
Tenaga |
Puskesmas kawasan Perkotaan |
Puskesmas kawasan Pedesaan |
Puskesmas kawasan Terpencil
dan Sangat
Terpencil |
||
Non Rawat
Inap |
Non Rawat Inap |
Rawat Inap |
Non Rawat Inap |
Rawat Inap |
||
Tenaga
Kesehatan |
|
|||||
1. |
Dokter
dan/atau dokter layanan primer |
1 |
1 |
2 |
1 |
2 |
2. |
Dokter
gigi |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
3. |
Perawat
|
5 |
5 |
8 |
5 |
8 |
4. |
Bidan |
4 |
4 |
7 |
4 |
7 |
5. |
Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku |
2 |
1 |
1 |
1 |
1 |
6. |
Tenaga sanitasi lingkungan |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
7. |
Nutrisionis |
1 |
1 |
2 |
1 |
2 |
No |
Jenis
Tenaga |
Puskesmas kawasan Perkotaan |
Puskesmas kawasan Pedesaan |
Puskesmas kawasan Terpencil
dan Sangat
Terpencil |
||
Non Rawat
Inap |
Non Rawat Inap |
Rawat Inap |
Non Rawat Inap |
Rawat Inap |
||
8. |
Tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
9. |
Ahli
teknologi laboratorium medik |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
Tenaga Non
Kesehatan |
|
|||||
10. |
Tenaga sistem informasi kesehatan |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
11. |
Tenaga
administrasi keuangan |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
12. |
Tenaga
ketatausahaan |
1 |
||||
13. |
Pekarya
|
2 |
1 |
1 |
1 |
1 |
Jumlah |
23 |
20 |
28 |
20 |
28 |
Keterangan:
Standar ketenagaan sebagaimana
tersebut di atas:
a. merupakan
kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat terselenggara dengan baik.
b. belum
termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan tempat praktik bidan desa.
c.
jumlah dan jenis kebutuhan ideal tenaga di
Puskesmas ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan analisis beban kerja.
VII. KETENTUAN
PUSKESMAS NON RAWAT INAP DAN RAWAT INAP
A. Puskesmas Non Rawat Inap
1. Terletak
di kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan terpencil dan kawasan sangat
terpencil.
2. Puskesmas
non rawat inap dapat menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan persalinan
normal apabila memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dokter dan bidan yang memberikan pelayanan persalinan
tersebut dapat berstatus on call
untuk penanganan di luar jam operasional.
3. Pelayanan
kegawatdarutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Jam
operasional ditetapkan oleh kepala daerah kabupaten/kota, dengan tetap
memperhatikan kepentingan pelayanan publik, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
B. Puskesmas Rawat Inap
1. Ketentuan umum:
a. Terletak
di kawasan perdesaan, kawasan terpencil dan kawasan sangat terpencil, yang jauh
dari fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
b. Peningkatan
Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap, dilakukan secara bertahap mulai dari
Puskesmas non rawat inap, kecuali di kawasan terpencil dan kawasan sangat
terpencil.
c. Berlokasi
pada daerah strategis dan mudah dijangkau dari Puskesmas non rawat inap dan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di sekitarnya.
d. Rawat
inap di Puskesmas hanya diperuntukkan untuk kasuskasus yang lama rawatnya
paling lama 5 hari. Pasien yang memerlukan perawatan lebih dari 5 hari harus
dirujuk ke rumah sakit, secara terencana.
e. Harus
dilengkapi dengan sumber daya untuk mendukung pelayanan rawat inap, sesuai
dengan ketentuan.
f. Memiliki
jumlah tempat tidur paling banyak 10 (sepuluh) tempat tidur, dan memberikan
pelayanan rawat inap 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam satu minggu untuk
pelayanan rawat inapnya.
g. Pelayanan
kegawatdaruratan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
h. Jam
operasional ditetapkan oleh Kepala Daerah Kabupaten/Kota, dengan tetap
memperhatikan kepentingan pelayanan publik, sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
2. Fungsi:
Sebagai fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan rawat inap setingkat kewenangan fasilitas kesehatan tingkat pertama
serta kewenangan tambahan yang diberikan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Kegiatan:
a. Merawat
penderita yang memerlukan rawat inap secara tuntas sesuai standar prosedur
operasional dan standar pelayanan.
b. Merawat
penderita gawat darurat secara tuntas ataupun merawat sementara dalam rangka
menstabilkan kondisi sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan, sesuai
standar prosedur operasional dan standar pelayanan.
c. Observasi
penderita dalam rangka diagnostik.
d. Pelayanan
persalinan normal dan atau persalinan dengan penyulit, sesuai dengan pedoman
atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Puskesmas
kawasan perdesaan, terpencil dan sangat terpencil yang jauh dari rujukan, dapat
diberi kewenangan tambahan sesuai dengan pedoman atau ketentuan peraturan
perundangundangan.
4. Langkah-langkah
persiapan peningkatan Puskesmas non rawat inap menjadi Puskesmas rawat
inap:
a. Perencanaan
Perencanaan pengembangan Puskesmas rawat inap tidak
bisa terpisah dari mekanisme perencanaan kesehatan yang dilakukan melalui 2
(dua) tahap yaitu: (1) tahap persiapan dan
(2) tahap analisis situasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam tahap persiapan:
1) Lokasi/distribusi
Puskesmas yang akan dikembangkan menjadi Puskesmas rawat inap mempertimbangkan
area cakupannya dengan memperhatikan:
a) Penyebaran
penduduk
b) Akses
penduduk terhadap Puskesmas
c) Sumber
daya Puskesmas yang ada
d) Jarak
dengan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di sekitarnya dan
fasilitas kesehatan rujukan.
2) Menyusun
kebijakan di tingkat kabupaten/kota:
a) Sistem
rujukan di daerah (regionalisasi pelayanan kesehatan)
b) Regulasi
penempatan tenaga
c) Perlindungan
hukum
Sedangkan tahap analisis situasi, dimaksudkan untuk
memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi
kabupaten/kota melalui proses analisis terhadap data yang dikumpulkan.
b. Sosialisasi
dan advokasi
Sasaran utama kegiatan ini adalah para pengambil
keputusan atau pengambil kebijakan pada masing-masing tingkat administrasi
pemerintah untuk mendapat dukungan dalam pengembangan Puskesmas rawat inap.
Pihak-pihak yang harus dilibatkan secara aktif seperti pemerintah daerah, rumah
sakit kabupaten/kota, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, lintas
sektor dan lintas program terkait serta perwakilan dari masyarakat.
Hal yang perlu diadvokasikan antara lain penyebab
kematian ibu dan bayi baru lahir berdasarkan hasil analisa data Puskesmas,
konsep penanganan komplikasi dan sistem rujukan, kebutuhan bagi pengembangan
Puskesmas rawat inap dan bagaimana pemenuhannya, serta bentuk dukungan lintas
sektor dan lintas program yang diperlukan dalam pengembangan Puskesmas rawat
inap.
c. Diseminasi
Maksud diseminasi adalah agar semua pihak yang terkait
dengan Puskesmas rawat inap mempunyai persepsi yang sama dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam pengembangan rawat inap. Diseminasi juga dimaksudkan
untuk menggalang komitmen lintas program melalui pertemuan-pertemuan yang
melibatkan pemerintah daerah kabupaten/kota, rumah sakit serta lintas sektor
terkait.
Jenis diseminasi yang harus dilakukan antara lain
mengenai upaya yang mendorong masyarakat agar memanfaatkan pelayanan kesehatan
ibu baik di bidan desa maupun di Puskesmas, serta upaya pemberdayaan masyarakat
untuk mengenali tanda bahaya/risiko tinggi penyakit. Selain itu, perlu dibangun
kesepakatan dan komitmen dari lintas program dan lintas sektor.
d. Penyiapan
sumber daya
Langkah
selanjutnya adalah penyiapan sumber daya yang dibutuhkan untuk peningkatan
Puskesmas menjadi
Puskesmas rawat inap.
5. Ketentuan lebih
lanjut mengenai penyelenggaraan Puskesmas rawat inap mengacu kepada pedoman
Penyelenggaraan Puskesmas Rawat Inap.
VIII. FORMAT
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG IZIN OPERASIONAL PUSKESMAS
KOP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA … NOMOR ... TENTANG IZIN OPERASIONAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT … DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI/WALIKOTA …, Menimbang : a. bahwa
dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat, dibutuhkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang berkualitas; b. bahwa
berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a serta untuk
melaksanakan Pasal .... Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... Tahun ...
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, perlu menetapkan Keputusan
Bupati/Walikota ... tentang Izin Pusat Kesehatan Masyarakat; Mengingat
: 1. Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063); 2.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679); 3.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 4. Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor ... Tahun ... tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor …); MEMUTUSKAN: Menetapkan
: KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA ... TENTANG IZIN OPERASIONAL PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT…. KESATU :
Memberikan Izin Operasional Pusat Kesehatan Masyarakat ..., ... yang
beralamat di …. KEDUA :
Kategori Pusat Kesehatan Masyarakat sebagaimana yang dimaksud dalam Diktum
Kesatu adalah Puskesmas ... (rawat inap/non rawat inap) di kawasan …
(perkotaan/perdesaan/terpencil/sangat terpencil). KETIGA :
Izin Operasional Pusat Kesehatan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Diktum
Kesatu berlaku selama …(...) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan dan
dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. KEEMPAT :
Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat harus selalu mematuhi ketentuan
peraturan perundang – undangan yang berlaku. KELIMA : Keputusan Bupati/Walikota ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di … pada tanggal … BUPATI/WALIKOTA … (NAMA) |
IX. REGISTRASI
PUSKESMAS
(Contoh Rekomendasi Registrasi
Puskesmas)
KOP
DINAS KESEHATAN PROVINSI
REGISTRASI
PUSKESMAS Nomor:
Menindaklanjuti Surat Kepala Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
....................................,
No ....................., tanggal ........................., tentang
...................., dan berdasarkan kepada:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor ….. tahun …… tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Hasil verifikasi dan penilaian
kelayakan registrasi Puskesmas (terlampir)
Dengan ini kami memberikan
rekomendasi registrasi Puskesmas kepada:
NO |
NAMA PUSKESMAS |
ALAMAT |
KATEGORI |
REGISTRASI ***) |
|
Karateristik wilayah kerja *) |
Kemampuan Pelayanan **) |
||||
1. |
|
|
|
|
|
2. |
|
|
|
|
|
dst |
|
|
|
|
|
Demikian, Surat Rekomendasi ini
dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI
(ttd dan cap)
Nama lengkap
NIP
Keterangan:
*) Isi
karakteristik wilayah kerja (kawasan perkotaan, pedesaan, terpencil, atau
sangat terpencil
**) Isi kemampuan pelayanan (rawat
inap atau non rawat inap)
***) Isi registrasi baru atau ulang
FORMULIR
VERIFIKASI DAN PENILAIAN KELAYAKAN REGISTRASI PUSKESMAS
Nama Puskesmas:
Alamat
Jalan :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
NO |
DOKUMEN |
VERIFIKASI |
HASIL VERIFIKASI *) (Sesuai/tidak sesuai) |
1 |
Surat permohonan rekomendasi
registrasi Puskesmas dari Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota kepada
Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi |
Adanya kesesuaian nama Puskesmas
dalam surat permohonan rekomendasi dengan yang terdapat dalam dokumen data
dukung |
|
2 |
Fotokopi
izin operasional Puskesmas |
a. Adanya izin
operasional Puskesmas yang mencantumkan nama, alamat, dan
kategori Puskesmas berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan
pelayanan |
|
b. Nama Puskesmas
yang tercantum dalam izin sama dengan nama yang tercantum dalam surat
permohonan registrasi. |
|
||
3 |
Profil
Puskesmas; |
a. Adanya Profil Puskesmas
yang berisi sekurang-kurangnya informasi |
|
NO |
DOKUMEN |
VERIFIKASI |
HASIL VERIFIKASI *) (Sesuai/tidak sesuai) |
|
|
|
1) gambaran wilayah kerja, seperti
nama dan jumlah desa/ kelurahan, demografi, dan informasi
lainnya 2)
derajat kesehatan, seperti jumlah kematian dan kesakitan akibat masalah
kesehatan yang menjadi perhatian utama, status gizi, dan informasi lainnya 3)
upaya kesehatan, seperti laporan hasil kegiatan program UKM dan UKP berdasarkan wilayah kerja dan informasi
lainnya 4) sumber daya kesehatan, seperti
informasi sumber daya manusia, kondisi bangunan dan prasarana, keuangan, dan informasi
lainnya |
|
|
b. terpenuhinya
jumlah tenaga minimal di Puskesmas berdasarkan data di Profil Puskesmas
sesuai ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan tentang |
|
|||
NO |
DOKUMEN |
VERIFIKASI |
HASIL VERIFIKASI *) (Sesuai/tidak sesuai) |
|
|
|
Pusat Kesehatan Masyarakat yang berlaku |
|
|
c. Pemenuhan
jenis tenaga kesehatan di Puskesmas sesuai ketentuan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Pusat |
|
|||
|
|
Kesehatan
Masyarakat berlaku |
yang |
|
KESIMPULAN:
DIREKOMENDASI/TIDAK DIREKOMENDASI**) |
||||
Tempat, tanggal/bulan/tahun
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,
TTD
(Nama Jelas)
NIP
X. ORGANISASI
PUSKESMAS
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas Kepala
Puskesmas, Kepala Tata Usaha, dan penanggung jawab upaya/kegiatan Puskesmas.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, penanggung jawab didukung oleh
pelaksana upaya/kegiatan.
Kepala Puskesmas menetapkan penanggung jawab dan
pelaksana upaya/kegiatan serta uraian tugas dan tanggung jawabnya di Puskesmas,
berdasarkan uraian tugas dan tanggung jawab serta kriteria yang ditetapkan
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan hasil kredensial tenaga kesehatan
oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dalam
menetapkan uraian tugas dan tanggung jawab serta kriteria mengacu pada Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) program terkait, dengan mempertimbangkan
kondisi sumber daya manusia yang tersedia.
A. PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat
dijadikan acuan di Puskesmas kawasan perkotaan adalah sebagai berikut:
1. Kepala
Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan
peraturan ini.
2. Kepala
Tata Usaha
Kriteria Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan
dengan tingkat pendidikan paling rendah Diploma 3 yang memahami administrasi
keuangan dan sistem informasi kesehatan. Kepala Tata Usaha membawahi beberapa
kegiatan diantaranya Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi
Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3. Penanggung
jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang membawahi:
a. pelayanan
promosi kesehatan
b. pelayanan
kesehatan lingkungan
c.
pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat
UKM
d. pelayanan
gizi yang bersifat UKM
e.
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f.
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
4. Penanggung
jawab UKM Pengembangan, membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas,
antara lain:
a. pelayanan
kesehatan gigi masyarakat
b. pelayanan
kesehatan tradisional komplementer
c.
pelayanan kesehatan olahraga
d. pelayanan
kesehatan kerja
e.
pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggung
jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi beberapa kegiatan, seperti:
a. pelayanan
pemeriksaan umum
b. pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
c.
pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d. pelayanan
gawat darurat
e.
pelayanan gizi yang bersifat UKP
f.
pelayanan persalinan
g.
pelayanan kefarmasian
h. pelayanan
laboratorium
6. Penanggung
jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas, yang membawahi:
a. Puskesmas
pembantu
b. Puskesmas
keliling
c.
Praktik bidan desa
d. Jejaring
Puskesmas
7. Penanggung
jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas
8. Penanggung
jawab mutu
Bagan
Organisasi Puskesmas Kawasan Perkotaan
B. PUSKESMAS
KAWASAN PERDESAAN
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat
dijadikan acuan di Puskesmas kawasan perdesaan adalah sebagai berikut:
1. Kepala
Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan
peraturan ini.
2. Kriteria
Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling
rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan dan sistem informasi
kesehatan.
Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan
diantaranya Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi Puskesmas,
kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
3. Penanggung
jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang membawahi:
a. pelayanan
promosi kesehatan
b. pelayanan
kesehatan lingkungan
c.
pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d. pelayanan
gizi yang bersifat UKM
e.
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f.
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Penanggung
jawab UKM Pengembangan, membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas,
antara lain:
a. pelayanan
kesehatan gigi masyarakat
b. pelayanan
kesehatan tradisional komplementer
c.
pelayanan kesehatan olahraga
d. pelayanan
kesehatan kerja
e.
pelayanan kesehatan lainnya
5. Penanggung
jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium, membawahi beberapa kegiatan, seperti:
a. pelayanan
pemeriksaan umum
b. pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
c.
pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat
UKP
d. pelayanan
gawat darurat
e.
pelayanan gizi yang bersifat UKP
f.
pelayanan persalinan
g.
pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang
menyediakan pelayanan rawat inap
h. pelayanan
kefarmasian
i.
pelayanan laboratorium
6. Penanggung
jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas, yang membawahi:
a. Puskesmas
Pembantu
b. Puskesmas
keliling
c.
Praktik bidan desa
d. Jejaring
Puskesmas
7. Penanggung
jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas.
8. Penanggung
jawab mutu
Bagan Organisasi Puskesmas Kawasan Perdesaan
C. PUSKESMAS
KAWASAN TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL Pola struktur organisasi Puskesmas yang
dapat dijadikan acuan Puskesmas di kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
adalah sebagai berikut
1. Kepala
Puskesmas;
Kriteria Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan
peraturan ini.
2. Kriteria
Kepala Tata Usaha yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling
rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan dan sistem informasi
kesehatan.
Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan
diantaranya Koordinator Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi Puskesmas,
kepegawaian, rumah tangga, keuangan dan penangungjawab bangunan, prasarana, dan peralatan
Puskesmas.
3. Penanggung
jawab UKM Esensial, UKM Pengembangan dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, yang
membawahi:
a. pelayanan
promosi kesehatan
b. pelayanan
kesehatan lingkungan
c.
pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d. pelayanan
gizi yang bersifat UKM
e.
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f.
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat,
dan/atau
g.
pelayanan UKM pengembangan
4. Penanggung jawab UKP,
kefarmasian dan laboratorium, membawahi beberapa kegiatan, seperti:
a. pelayanan
pemeriksaan umum
b. pelayanan
kesehatan gigi dan umum
c.
pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d. pelayanan
gawat darurat
e.
pelayanan gizi yang bersifat UKP
f.
pelayanan persalinan
g.
pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang
menyediakan pelayanan rawat inap
h. pelayanan
kefarmasian
i.
pelayanan laboratorium
5. Penanggung jawab
jaringan pelayanan Puskesmas, jejaring Puskesmas, yang membawahi:
a. Puskesmas
Pembantu
b. Puskesmas
Keliling
c.
Praktik bidan desa
d. Jejaring
Puskesmas
6. Penanggung jawab mutu
Keterangan: Struktur organisasi lebih sederhana karena
disesuaikan dengan keterbatasan sumber daya manusia di Puskesmas kawasan
Terpencil dan Sangat Terpencil.
Bagan Organisasi Puskesmas Kawasan
Terpencil dan Sangat Terpencil
XI. UPAYA
KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS
Beberapa
contoh kegiatan UKM yang dilakukan Puskesmas tercantum pada matriks di bawah
ini. Adapun kegiatan UKM lainnya mengacu kepada pedoman atau standar
pelaksanaan masing-masing program.
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
1. UKM
Esensial: |
|||||
a. |
Pelayanan Promosi Kesehatan |
Penyuluhan, edukasi dan konseling |
Promosi kesehatan di sekolah pendidikan dasar |
Promosi kesehatan di sekolah pendidikan dasar |
Promosi kesehatan di sekolah pendidikan dasar |
Promosi pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan |
Promosi pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan |
Promosi pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan |
|||
Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza |
Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza |
Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza |
|||
Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan menyusui |
Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan menyusui |
Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan menyusui |
|||
Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza pada
populasi berisiko (lansia, anak dan remaja) |
|
|
|||
Penyuluhan pada
kelompok atau masyarakat
tentang |
Penyuluhan pada kelompok atau masyarakat tentang |
Penyuluhan pada kelompok atau masyarakat tentang |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
|
perilaku menjaga kebersihan diri |
perilaku menjaga kebersihan diri |
perilaku menjaga kebersihan diri |
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada ibu hamil, anak
balita, anak, remaja, dewasa, lansia (pendekatan siklus kehidupan) |
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada ibu hamil, anak
balita, anak, remaja, dewasa, lansia (pendekatan siklus kehidupan) |
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada ibu hamil, anak
balita, anak, remaja, dewasa, lansia (pendekatan siklus kehidupan) |
|||
Promosi kesehatan dan gizi ibu hamil, bersalin, nifas dan KB |
Promosi kesehatan dan gizi ibu hamil, bersalin, nifas dan KB |
Promosi kesehatan dan gizi ibu hamil, bersalin, nifas dan KB |
|||
Promosi kesehatan, gizi, tumbuh kembang balita dan anak
usia dini |
Promosi kesehatan, gizi, tumbuh kembang balita dan anak
usia dini |
Promosi kesehatan, gizi, tumbuh kembang balita dan anak
usia dini |
|||
Promosi kesehatan dan gizi anak usia sekolah dan remaja |
Promosi kesehatan dan gizi anak usia sekolah dan remaja |
Promosi kesehatan dan gizi anak usia sekolah dan remaja |
|||
Promosi kesehatan dan gizi usia reproduksi |
Promosi kesehatan dan gizi usia reproduksi |
Promosi kesehatan dan gizi usia reproduksi |
|||
Promosi kesehatan dan gizi lansia |
Promosi kesehatan dan gizi lansia |
Promosi kesehatan dan gizi lansia |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
|
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja |
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja |
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja |
Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat tentang
Imunisasi |
Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat tentang
Imunisasi |
Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat tentang
Imunisasi |
|||
Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok anak remaja |
Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok anak remaja |
Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok anak remaja |
|||
Peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang
pencegahan penularan HIV-AIDS dan IMS |
Peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang
pencegahan penularan HIV-AIDS dan IMS |
Peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang
pencegahan penularan HIV-AIDS dan IMS |
|||
Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang
penyakit diare, tifoid dan hepatitis |
Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang
penyakit diare, tifoid dan hepatitis |
Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang
penyakit diare, tifoid dan hepatitis |
|||
Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) meliputi ASI dan
MP-ASI untuk balita |
Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) meliputi ASI dan
MP-ASI untuk balita |
Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak
(PMBA) meliputi ASI dan MP-ASI untuk balita
|
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
|
sehat,balita kurang gizi, dan balita gizi buruk rawat jalan
|
sehat,balita kurang gizi, dan balita gizi buruk rawat jalan
|
sehat,balita kurang gizi, dan balita gizi buruk rawat jalan
|
Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan
dan aktifitas fisik bagi anak usia sekolah |
Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan
dan aktifitas fisik bagi anak usia sekolah |
Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan
dan aktifitas fisik bagi anak usia sekolah |
|||
Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan
bagi bumil KEK/Kurus |
Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan
bagi bumil KEK/Kurus |
Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan
bagi bumil KEK/Kurus |
|||
Konseling Dietetik |
Konseling Dietetik |
Konseling Dietetik |
|||
Kegiatan Edukasi dan Konseling tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat |
Kegiatan Edukasi dan Konseling tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat |
Kegiatan Edukasi dan Konseling tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat |
|||
Pemberdayaan |
Memotivasi
tokoh masyarakat dalam pembentukan kader kesehatan atau pembentukan kelompok |
Memotivasi
tokoh masyarakat dalam pembentukan kader kesehatan atau pembentukan kelompok |
Memotivasi
tokoh masyarakat dalam pembentukan kader kesehatan atau pembentukan kelompok |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
|
yang peduli terhadap kesehatan |
yang peduli terhadap kesehatan |
yang peduli terhadap kesehatan |
Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat |
Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat |
Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat |
|||
Penggerakan
kelompok masyarakat dalam
pemanfaatan UKBM |
Penggerakan
kelompok masyarakat dalam
pemanfaatan UKBM |
Penggerakan
kelompok masyarakat dalam
pemanfaatan UKBM |
|||
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Penggunaan Obat Rasional melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) |
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Penggunaan Obat Rasional melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) |
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Penggunaan Obat Rasional melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) |
|||
|
Pembentukan kelompok lansia sebagai wadah berkreasi,
bersosialisasi, mendapatkan pengetahuan dan sekaligus menjaga kemandirian
lansia |
Pembentukan kelompok lansia sebagai wadah berkreasi,
bersosialisasi, mendapatkan pengetahuan dan sekaligus menjaga kemandirian
lansia |
Pembentukan kelompok lansia sebagai wadah berkreasi,
bersosialisasi, mendapatkan pengetahuan dan sekaligus menjaga kemandirian
lansia |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
Pelatihan kader |
Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri dan
mempraktikkan PHBS |
Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri dan
mempraktikkan PHBS |
Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri dan
mempraktikkan PHBS |
Melatih kader
kesehatan dalam menyampaikan informasi pada kelompok atau masyarakat
tentang perawatan diri dan mempraktikkan PHBS di daerah binaan |
Melatih kader
kesehatan dalam menyampaikan informasi pada kelompok atau masyarakat
tentang perawatan diri dan mempraktikkan PHBS di daerah binaan |
Melatih kader
kesehatan dalam menyampaikan informasi pada kelompok atau masyarakat
tentang perawatan diri dan mempraktikkan PHBS di daerah binaan |
|||
Melatih Kader tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) |
Melatih Kader tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) |
Melatih Kader tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) |
|||
Advokasi |
Mengadvokasi masyarakat
dan lintas sektor terkait dalam praktik PHBS dan penanggulangan masalah kesehatan
tertentu |
Mengadvokasi masyarakat
dan lintas sektor terkait dalam praktik PHBS dan penanggulangan
masalah kesehatan tertentu |
Mengadvokasi masyarakat
dan lintas sektor terkait dalam praktik PHBS dan penanggulangan
masalah kesehatan tertentu |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
|
Advokasi
tokoh masyarakat dalam membentuk
kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi |
Advokasi
tokoh masyarakat dalam membentuk
kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi |
Advokasi
tokoh masyarakat dalam membentuk
kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi |
b. |
Pelayanan Kesehatan Lingkungan |
Pelayanan Konseling |
Melakukan konseling/konsultasi kesehatan lingkungan kepada
pasien yang menderita penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor
risiko lingkungan yang dilaksanakan secara terintergrasi dengan pelayanan
pengobatan dan atau perawatan dan masyarakat yang memiliki masalah kesehatan
lingkungan di rumah tangga/ lingkungan sekitar |
Melakukan konseling/konsultasi kesehatan lingkungan kepada
pasien yang menderita penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor
risiko lingkungan yang dilaksanakan secara terintergrasi dengan pelayanan
pengobatan dan atau perawatan dan masyarakat yang memiliki masalah kesehatan
lingkungan di rumah tangga/ lingkungan sekitar |
Melakukan konseling/konsultasi kesehatan lingkungan kepada
pasien yang menderita penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor
risiko lingkungan yang dilaksanakan secara terintergrasi dengan pelayanan
pengobatan dan atau perawatan dan masyarakat yang memiliki masalah kesehatan
lingkungan di rumah tangga/ lingkungan sekitar |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
Inspeksi Kesehatan Lingkungan |
Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan sebagai tindak
lanjut konseling dengan cara melakukan:
1) Pengamatan
fisik media lingkungan 2) Pengukuran
media lingkungan di tempat 3) Uji
laboratorium 4) Analisis
risiko Kesehatan Lingkungan 5) Melakukan
pembinaan dan pengawasan kualitas kesehatan lingkungan terhadap Permukiman,
tempat kerja, tempattempat umum (sekolah, pasar, tempat ibadah, dsb), dan
tempat wisata. |
Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan sebagai tindak
lanjut konseling dengan cara melakukan:
1) Pengamatan
fisik media lingkungan 2) Pengukuran
media lingkungan di tempat 3) Uji
laboratorium 4) Analisis
risiko Kesehatan Lingkungan 5) Melakukan
pembinaan dan pengawasan kualitas kesehatan lingkungan terhadap Permukiman,
tempat kerja, tempattempat umum (sekolah, pasar, tempat ibadah, dsb), dan
tempat wisata. |
Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan sebagai tindak
lanjut konseling dengan cara melakukan:
1) Pengamatan
fisik media lingkungan 2) Pengukuran
media lingkungan di tempat 3) Uji
laboratorium 4) Analisis
risiko Kesehatan Lingkungan 5) Melakukan
pembinaan dan pengawasan kualitas kesehatan lingkungan terhadap Permukiman,
tempat kerja, tempattempat umum (sekolah, pasar, tempat ibadah, dsb), dan
tempat wisata. |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
Intervensi Kesehatan Lingkungan |
Melakukan intervensi kesehatan lingkungan terkait tindak
lanjut konseling dan permasalahan kesehatan lingkungan di masyarakat.
Intervensi kesehatan lingkungan berupa : KIE dan Pemberdayaan, Perbaikan dan
pembangunan sarana, Pengembangan teknologi Tepat guna dan Rekayasa Lingkungan |
Melakukan intervensi kesehatan lingkungan terkait tindak
lanjut konseling dan permasalahan kesehatan lingkungan di masyarakat.
Intervensi kesehatan lingkungan berupa : KIE dan Pemberdayaan, Perbaikan dan
pembangunan sarana, Pengembangan teknologi Tepat guna dan Rekayasa Lingkungan |
Melakukan intervensi kesehatan lingkungan terkait tindak
lanjut konseling dan permasalahan kesehatan lingkungan di masyarakat.
Intervensi kesehatan lingkungan berupa : KIE dan Pemberdayaan, Perbaikan dan
pembangunan sarana, Pengembangan teknologi Tepat guna dan Rekayasa Lingkungan |
Pemberdayaan Masyarakat |
Melakukan pemicuan 5 pilar STBM Pendampingan masyarakat untuk peningkatan kualitas
kesehatan lingkungan dan pengelolaannya |
Melakukan pemicuan 5 pilar STBM Pendampingan masyarakat untuk peningkatan kualitas
kesehatan lingkungan dan pengelolaannya |
Melakukan pemicuan 5 pilar STBM Pendampingan masyarakat untuk peningkatan kualitas
kesehatan lingkungan dan pengelolaannya |
||
Peningkatan kapasitas |
Peningkatan kapasitas bagi petugas, masyarakat, kader,
pihak terkait lainnya |
Peningkatan kapasitas bagi petugas, masyarakat, kader,
pihak terkait lainnya |
Peningkatan kapasitas bagi petugas, masyarakat, kader,
pihak terkait lainnya |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
|
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
|
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
|
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
c. |
Pelayanan kesehatan keluarga |
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir |
1) 2) 3) 4) |
Posyandu Penyuluhan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan
nifas Pendampingan pemanfaatan Buku KIA Kelas ibu |
1) 2) 3) 4) |
Posyandu Penyuluhan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan
nifas Pendampingan pemanfaatan Buku KIA Kelas ibu |
1) 2) |
Posyandu Penyuluhan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan
nifas |
Pelayanan Kesehatan Balita |
1) 2) 3) 4) 5) |
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Pelayanan imunisasi
dasar dan lanjutan Vitamin A Pendampingan pemanfaatan Buku KIA (Kelas Ibu Balita) Manajemen Terpadu Balita Sakit |
1) 2) 3) 4) 5) |
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Pelayanan imunisasi
dasar dan lanjutan Vitamin A Pendampingan pemanfaatan Buku KIA (Kelas Ibu Balita) Manajemen Terpadu Balita Sakit |
1) 2) 3) 4) 5) |
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Pelayanan imunisasi
dasar dan lanjutan Vitamin A Pendampingan pemanfaatan Buku KIA (Kelas Ibu Balita) Manajemen Terpadu Balita Sakit |
||
|
|
|
|
|
|
6) |
Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
Usaha Kesehatan Sekolah |
Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar |
Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar |
Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar |
Pelayanan Kesehatan Pada Calon Pengantin |
KIE dan Pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin |
KIE dan Pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin |
KIE dan Pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin |
||
Pelayanan KB |
Penyuluhan KB sesuai program pemerintah pada kelompok usia
subur atau masyarakat |
Penyuluhan KB sesuai program pemerintah pada kelompok usia
subur atau masyarakat |
Penyuluhan KB sesuai program pemerintah pada kelompok usia
subur atau masyarakat |
||
Pelayanan kesehatan Lansia |
1) Posyandu
Lansia 2) Layanan home care 3) Layanan
perawatan jangka panjang |
1) Posyandu
Lansia 2) Layanan home care 3) Layanan
perawatan jangka panjang |
1) Posyandu
Lansia 2) Layanan home care 3) Layanan
perawatan jangka Panjang |
||
d. |
Pelayanan Gizi |
Deteksi dini |
Melakukan deteksi dini/ penemuan kasus gizi di masyarakat |
Melakukan deteksi dini/ penemuan kasus gizi di masyarakat |
Melakukan deteksi dini/ penemuan kasus gizi di masyarakat |
Surveilans Gizi |
Surveilans Gizi |
Surveilans Gizi |
|||
Pelayanan |
Melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi di kelompok
atau masyarakat |
Melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi di kelompok
atau masyarakat |
Melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi di kelompok
atau masyarakat |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
Pemantauan Pertumbuhan Balita dan Pemantauan Status Gizi |
Asuhan gizi balita dengan berat badan kurang, gizi kurang
dan balita gizi buruk, balita pendek dan sangat pendek, dan balita gizi lebih
dan obesitas |
Asuhan gizi balita dengan berat badan kurang, gizi kurang
dan balita gizi buruk, balita pendek dan sangat pendek, dan balita gizi lebih
dan obesitas |
Asuhan gizi balita dengan berat badan kurang, gizi kurang
dan balita gizi buruk, balita pendek dan sangat pendek, dan balita gizi lebih
dan obesitas |
Asuhan gizi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah dan
remaja |
Asuhan gizi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah dan
remaja |
Asuhan gizi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah dan
remaja |
|||
Asuhan gizi remaja puteri Anemia |
Asuhan gizi remaja puteri Anemia |
Asuhan gizi remaja puteri Anemia |
|||
Asuhan gizi pada gizi kurang orang dewasa |
Asuhan gizi pada gizi kurang orang dewasa |
Asuhan gizi pada gizi kurang orang dewasa |
|||
Asuhan gizi pada gizi lebih orang dewasa |
Asuhan gizi pada gizi lebih orang dewasa |
Asuhan gizi pada gizi lebih orang dewasa |
|||
Asuhan gizi ibu hamil kurang energi kronik |
Asuhan gizi ibu hamil kurang energi kronik |
Asuhan gizi ibu
hamil kurang energi kronik |
|||
Asuhan gizi ibu hamil anemia |
Asuhan gizi ibu hamil anemia |
Asuhan gizi ibu hamil anemia |
|||
Asuhan gizi pada lansia |
Asuhan gizi pada lansia |
Asuhan gizi pada lansia |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
Konseling Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan IMD |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan IMD |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan IMD |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif |
|||
Asuhan gizi untuk meningkatkan pemberian MP-ASI mulai usia 6 bulan |
Asuhan gizi untuk meningkatkan pemberian MP-ASI mulai usia 6 bulan |
Asuhan gizi untuk meningkatkan pemberian MP-ASI mulai usia 6 bulan |
|||
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI hingga
usia 2 tahun |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI hingga
usia 2 tahun |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI hingga
usia 2 tahun |
|||
Suplementasi Gizi |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian Vitamin A |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian Vitamin A |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian Vitamin A |
||
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian TTD pada Rematri, Ibu hamil dan WUS |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian TTD pada Rematri, Ibu hamil dan WUS |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian TTD pada Rematri, Ibu hamil dan WUS |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
|
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian PMT
Pemulihan pada Balita, Ibu hamil dan anak sekolah |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian PMT
Pemulihan pada Balita, Ibu hamil dan anak sekolah |
Asuhan gizi untuk meningkatkan cakupan pemberian PMT
Pemulihan pada Balita, Ibu hamil dan anak sekolah |
e. |
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit: |
Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular |
1)
Posbindu PTM 2)
Pelayanan Terpadu PTM 3)
Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher Rahim 4)
Upaya Berhenti merokok 5) Pencegahan
dan Pengendalian Gangguan Indera 6) Pelayanan kesehatan jiwa |
1)
Posbindu PTM 2)
Pelayanan Terpadu PTM 3)
Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher Rahim 4)
Upaya Berhenti merokok 5) Pencegahan
dan Pengendalian Gangguan Indera 6) Pelayanan kesehatan jiwa |
1)
Posbindu PTM 2)
Pelayanan Terpadu PTM 3)
Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher Rahim 4)
Upaya Berhenti merokok 5) Pencegahan
dan Pengendalian Gangguan Indera 6) Pelayanan kesehatan jiwa |
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular |
Pencegahan dan Pengendalian filariasis* |
Pencegahan dan Pengendalian filariasis* |
Pencegahan dan Pengendalian filariasis* |
||
Pencegahan dan Pengendalian kecacingan |
Pencegahan dan Pengendalian kecacingan |
Pencegahan dan Pengendalian kecacingan |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
|
Pencegahan dan Pengendalian infeksi Dengue/DBD* |
Pencegahan dan Pengendalian infeksi Dengue
/DBD* |
Pencegahan dan Pengendalian infeksi Dengue
/DBD* |
Pencegahan dan Pengendalian malaria* |
Pencegahan dan Pengendalian malaria* |
Pencegahan dan Pengendalian malaria* |
|||
Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis* |
Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis* |
Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis* |
|||
Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS* |
Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS* |
Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS* |
|||
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Menular Seksual |
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Menular Seksual |
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Menular Seksual |
|||
Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis |
Pengendalian Tuberkulosis |
Pengendalian Tuberkulosis |
|||
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi |
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi |
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi |
|||
|
|||||
2. UKM Pengembangan** |
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
a. |
Upaya kesehatan gigi Masyarakat |
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat |
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat pada ibu hamil, Balita, PAUD, Lansia |
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat pada ibu hamil, Balita, PAUD, Lansia |
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat pada ibu hamil, Balita, PAUD, Lansia |
b. |
Pelayanan kesehatan tradisional komplementer terintegrasi |
|
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan keterampilan |
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan keterampilan |
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan keterampilan |
c. |
Kesehatan kerja dan olahraga |
Deteksi Dini |
pembinaan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) |
pembinaan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) |
pembinaan kesehatan kelompok petani dan nelayan |
Pemantauan kesehatan lingkungan kerja dan ergonomi ditempat
kerja. |
Melakukan pemantauan dan penilaian risiko kerja Industri,
Perkantoran lingkungan kerja serta ergonomi di tempat, Fasyankes, tempat
kerja informal dan membuat peta risiko |
Melakukan pemantauan dan penilaian risiko kerja Industri,
Perkantoran lingkungan kerja serta ergonomi di tempat, Fasyankes, tempat
kerja informal dan membuat peta risiko |
Melakukan pemantauan dan penilaian risiko kerja Industri,
Perkantoran lingkungan kerja serta ergonomi di tempat, Fasyankes, tempat
kerja informal dan membuat peta risiko |
||
|
Melakukan pembinaan dan pengawasan lingkungan |
Melakukan pembinaan dan pengawasan lingkungan |
Melakukan pembinaan dan pengawasan lingkungan |
||
No |
UPAYA |
KEGIATAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN |
PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN |
PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL /SANGAT TERPENCIL |
|
|
Pengendalian dan intervensi Lingkungan. |
kerja dan ergonomi tempat kerja Membuat rekomendasi pengendalian risiko lingkungan kerja. |
kerja dan ergonomi tempat kerja Membuat rekomendasi pengendalian risiko lingkungan kerja. |
kerja dan ergonomi tempat kerja Membuat rekomendasi pengendalian risiko lingkungan kerja. |
Melakukan intervensi lingkungan kerja: KIE, pemberdayaan,
perbaikan lingkungan kerja,rekayasa lingkungan dan penggunaan teknologi tepat
guna |
Melakukan intervensi lingkungan kerja: KIE, pemberdayaan,
perbaikan lingkungan kerja,rekayasa lingkungan dan penggunaan teknologi tepat
guna |
Melakukan intervensi lingkungan kerja: KIE, pemberdayaan,
perbaikan lingkungan kerja,rekayasa lingkungan dan penggunaan teknologi tepat
guna |
|||
Peningkatan pengetahun cara kerja yang sehat,aman dan
ergonomic |
Peningkatan pengetahun cara kerja yang sehat,aman dan
ergonomi |
Peningkatan pengetahun cara kerja yang sehat,aman dan
ergonomic |
Keterangan:
1. Matriks yang
tersebut diatas merupakan beberapa contoh kegiatan yang dilakukan Puskesmas
untuk UKM. Kegiatan UKM yang lain mengacu kepada norma, standar, prosedur dan
kriteria (NSPK) pelaksanaan program terkait.
2. (*) Sesuai
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
3. (**) Jenis
dan bentuk UKM Pengembangan dapat disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumberdaya yang tersedia
dimasing-masing Puskesmas.
XII. JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan,
Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan yaitu:
A. Puskesmas Pembantu
1. Puskesmas
Pembantu merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan
kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus dibina
secara berkala oleh Puskesmas.
2. Tujuan
Puskesmas Pembantu adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Fungsi
Puskesmas Pembantu adalah untuk menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan
yang dilakukan Puskesmas, di wilayah kerjanya.
4. Puskesmas
Pembantu didirikan dengan perbandingan 1 (satu) Puskesmas Pembantu untuk
melayani 2 (dua) sampai 3 (tiga) desa/kelurahan. Dalam kondisi tertentu
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, aksebilitas dan
ketersediaan sumber daya dapat didirikan Puskesmas Pembantu pada setiap
desa/kelurahan. Kondisi tertentu ditetapkan oleh dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota.
5. Peran
Puskesmas Pembantu
a. Meningkatkan
akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja Puskesmas.
b. Mendukung
pelaksanaan pelayanan kesehatan terutama UKM.
c.
Mendukung pelaksanaan kegiatan Posyandu,
Imunisasi, KIA-KB, penyuluhan kesehatan, surveilans, pemberdayaan masyarakat,
dan lain-lain. Dalam hal dibutuhkan pelayanan persalinan normal di Puskesmas
pembantu, harus terpenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
kesehatan dan ketenagaan sesuai standar pelayanan persalinan.
d. Mendukung
pelayanan rujukan.
e.
Mendukung pelayanan promotif dan preventif
6. Penanggung
jawab Puskesmas Pembantu adalah seorang Tenaga Kesehatan, yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan atas usulan Kepala Puskesmas.
7. Tenaga
minimal di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu)
orang bidan.
8. Pendirian
Puskesmas Pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan kesehatan dan ketenagaan.
9. Bangunan,
prasarana dan peralatan kesehatan di Puskesmas Pembantu harus dilakukan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi.
B. Puskesmas Keliling
1. Puskesmas
Keliling merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan
dan kualitas pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang belum
terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas. Puskesmas Keliling
dilaksanakan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan siklus kebutuhan pelayanan.
2. Tujuan
dari Puskesmas Keliling adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat di daerah terpencil/sangat
terpencil dan terisolasi baik di darat maupun di pulau-pulau kecil serta untuk
menyediakan sarana transportasi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.
3. Fungsi
dari Puskesmas Keliling adalah sebagai: 1) sarana transportasi petugas; 2)
sarana transportasi logistik; 3) sarana pelayanan kesehatan; dan 4) sarana
pendukung promosi kesehatan.
4. Peran
Puskesmas Keliling:
a. Meningkatkan
akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja Puskesmas.
b. Mendukung
pelaksanaan pelayanan kesehatan di daerah yang jauh dan sulit.
c.
Mendukung pelaksanaan kegiatan luar gedung
seperti Posyandu, Imunisasi, KIA-KB, penyuluhan kesehatan, surveilans,
pemberdayaan masyarakat, pelayanan kesehatan jiwa masyarakat dan lain-lain.
d. Mendukung
pelayanan rujukan.
e.
Mendukung pelayanan promotif dan preventif.
5. Aspek yang harus diperhatikan
dalam penyelenggaraan
Puskesmas Keliling:
a. Aspek
program:
Puskesmas Keliling digunakan untuk sarana penunjang
pelaksanaan pelayanan kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan relatif terbatas
karena peralatan dan tenaga yang ada terbatas. Untuk itu dinas kesehatan
kabupaten/kota serta Puskesmas harus dapat merencanakan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada kegiatan Puskesmas keliling. Hal ini akan berkaitan dengan
peralatan dan obat-obat yang akan dibawa.
b. Aspek
tenaga
Tenaga kesehatan yang akan bertugas pada Puskesmas
keliling diharapkan merupakan tim yang dapat bekerja sama dengan baik serta
memiliki kemampuan yang cukup sesuai dengan pelayanan yang akan diberikan.
c.
Aspek sarana
Sarana yang digunakan harus sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang dihadapi, dan memenuhi persyaratan keselamatan dan
keamanan petugas.
JENIS
PUSKESMAS KELILING |
SARANA |
Puskesmas
Keliling Darat |
Kendaraan
Roda 2 |
Kendaraan
Roda 4 Biasa |
|
Kendaraan Roda 4 Double Gardan |
|
Puskesmas
Keliling Perairan |
Perahu
Polyetylen |
Perahu
Fiberglass |
|
Perahu kayu
|
|
Ketinting,
dll |
d. Aspek
pembiayaan
Aspek pembiayaan perlu diperhatikan terkait biaya
operasional dan biaya pemeliharaan kendaraan.
e.
Aspek pendukung
Dalam pelaksanaan Puskesmas keliling ada subsistem yang
harus dibangun untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Subsistem ini antara lain
sistem rujukan, sistem komunikasi dengan Puskesmas, dan sistem pencatatan dan
pelaporan. Untuk operasional Puskesmas keliling, pendukung yang harus dipenuhi
yaitu peralatan pelayanan kesehatan, obat dan bahan habis pakai, perlengkapan
keselamatan tim dan perorangan, dan alat komunikasi.
C. Praktik bidan desa
Praktik bidan desa merupakan tempat pelaksanaan rangkaian
kegiatan pelayanan kebidanan oleh bidan yang ditugaskan di satu desa atau
kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas.
Penempatan bidan di desa utamanya adalah dalam upaya
percepatan peningkatan kesehatan ibu dan anak, disamping itu juga untuk
peningkatan status kesehatan masyarakat. Wilayah kerja bidan di desa meliputi 1
(satu) wilayah desa, dan dapat diperbantukan pada desa yang tidak ada bidan,
sesuai dengan penugasan kepala Puskesmas.
Tugas bidan desa, sesuai
kewenangannya, yaitu:
1. Pelayanan
kesehatan ibu;
2. Pelayanan
kesehatan anak;
3. Pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;
4. Pelayanan
promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat;
5. Pelayanan
kesehatan prioritas lainnya yang di tugas oleh kepala Puskesmas.
Dalam memberilan pelayanan kesehatan, tempat praktik bidan
dilengkapi dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan serta obat
dan bahan habis pakai yang mengacu pada peraturan terkait penyelenggaraan
praktik bidan. Dalam hal dibutuhkan pelayanan persalinan normal di Praktik
Bidan Desa, harus terpenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
kesehatan dan ketenagaan sesuai standar pelayanan persalinan.
XIII. RUJUKAN
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Dalam mengatasi masalah UKM di luar kewenangannya,
Puskesmas diwajibkan melakukan rujukan secara rasional sekaligus optimal ke
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota. Rasional artinya rujukan dilakukan
sesuai kebutuhan dan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku, sedangkan
optimal diartikan bahwa rujukan yang dilakukan tepat dan efisien.
Dalam hal pelaksanaan UKM, kondisi risiko kesehatan
masyarakat perlu dideteksi sedini mungkin sesuai dengan kewenangannya.
Puskesmas melakukan pengamatan atas data situasi kondisi kesehatan masyarakat
dan menganalisis kecenderungan/tren perkembangan masalah dari waktu ke waktu,
sehingga pada saat yang tepat Puskesmas dapat memutuskan intervensi yang harus
dilaksanakan, termasuk pada saat harus merujuk masalahnya ke dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota.
XIV. PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota serta fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat
lanjutan milik pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Puskesmas, sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan, dapat mengikutsertakan
organisasi profesi dan perhimpunan/asosiasi terkait.
Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat, dan dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi,
konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
A. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Tugas utama pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
pembinaan dan pengawasan Puskesmas yaitu:
1. Menjamin
kesinambungan ketersediaan sumber daya Puskesmas sesuai standar, dalam menjamin
mutu pelayanan.
2. Memastikan
kesinambungan ketersediaan dana operasional dan pemeliharaan sarana, prasarana
serta peralatan Puskesmas termasuk alokasi dana kalibrasi alat secara
berkala.
3. Melakukan
peningkatan kompetensi tenaga Puskesmas.
4. Melakukan
proses kredensial dan rekredensial tenaga kesehatan Puskesmas, yang dapat melibatkan
organisasi profesi terkait, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Melakukan
monitoring dan evaluasi kinerja Puskesmas di wilayah kerjanya secara berkala
dan berkesinambungan.
6. Melakukan
bimbingan teknis secara terintegrasi antar programprogram kesehatan yang
dilaksanakan di Puskesmas.
7. Memberikan
solusi atas masalah yang tidak mampu diselesaikan di Puskesmas.
8. Mendukung
pengembangan upaya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
9. Mengeluarkan
regulasi yang bertujuan memfasilitasi untuk meningkatkan akses dan mutu
pelayanan.
10. Memfasilitasi
integrasi lintas program terkait kesehatan dan profesi dalam hal perencanaan,
implementasi dan evaluasi pelaksanaan program Puskesmas.
11. Menyampaikan
laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan prioritas di Puskesmas yang
terdapat di kabupaten/kota secara berkala kepada pemerintah daerah provinsi,
termasuk diantaranya jika terjadi perubahan kategori Puskesmas.
Dalam hal pemerintah daerah kabupaten/kota tidak dapat
memenuhi tugasnya, maka pemerintah daerah kabupaten/kota mengajukan permintaan
bantuan kepada tingkat administrasi diatasnya.
B. Pemerintah
daerah Provinsi
Tugas utama pemerintah daerah Provinsi dalam pembinaan dan
pengawasan Puskesmas yaitu:
1. Melakukan
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan berbagai standar dan pedoman yang terkait
dengan penyelenggaraan Puskesmas, sesuai kondisi daerah.
2. Melaksanakan
koordinasi dengan lintas sektor di tingkat Provinsi.
3. Melaksanakan
sosialisasi dan advokasi.
4. Melaksanakan
peningkatan kompetensi tenaga di dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
5. Memberikan
bantuan teknis atas ketidakmampuan yang dihadapi kabupaten/kota dalam mendukung
penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi Puskesmas.
6. Menyampaikan
laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan prioritas di wilayah kerjanya
secara berkala kepada Pemerintah Pusat, termasuk diantaranya jika terjadi
perubahan kategori Puskesmas.
Dalam hal pemerintah daerah provinsi tidak dapat memenuhi
tugasnya, maka pemerintah daerah provinsi mengajukan permintaan bantuan kepada
tingkat administrasi diatasnya.
C. Pemerintah
1. Menyusun
dan menetapkan berbagai standar dan pedoman yang terkait penyelenggaraan
Puskesmas.
2. Melaksanakan
koordinasi dengan lintas sektor di tingkat pusat
3. Melaksanakan
sosialisasi dan advokasi.
4. Melaksanakan
peningkatan kompetensi tenaga di dinas kesehatan daerah provinsi.
5. Memberikan
dukungan bagi pemerintah daerah provinsi dan atau kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi Puskesmas, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Pembinaan dan pengawasan kepada Puskesmas dapat dilakukan
secara terintegrasi dan berjenjang dimulai dari tingkat kabupaten/kota ke
tingkat provinsi sampai Pemerintah Pusat, salah satunya melalui kegiatan
penilaian Puskesmas Berprestasi. Dalam meningkatkan mutu pembinaan dinas
kesehatan kepada Puskesmas secara berjenjang, maka dibentuk Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) di dinas kesehatan
dalam melakukan pembinaan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Sebagai
acuan di dalam pelaksanaannya, dapat dilihat pada pedoman dinas kesehatan dalam
pembinaan Puskesmas.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
NILA FARID MOELOEK
No comments:
Post a Comment